7: distraksi

2.4K 445 64
                                    

"kok bawa mobil? nggak mau pesen grab aja? kan kita bakalan naik bis?"

"ah, gue lupa bilang kemaren. jadi dari kelas kita bakalan ada empat orang yang bawa mobil pribadi karena entar kita mau kemah juga dan medannya pun kurang bagus. so, butuh mobil pribadi buat jaga-jaga. villanya jauh dari perkotaan, kalo butuh hal yang mendesak ya mana efisien semisal make bis?"

"emangnya di villa nggak ada orang?"

"ada sih, tapi nggak stay 24 jam."

"terus gimana? lo mau bawa mobil ini sampai sana berarti?" felix melirik kecil ke arah seungmin yang nampak fokus menyetir. hari ini pria itu terlihat luar biasa tampan dengan poni yang di tata keatas.

"iya. lo ikut gue kan?"

"gila lo," si manis medengus, "emang mau gitu gue dikata-katain pelakor sama seisi kelas?"

"biㅡ"

"gue mau naik bis aja."

"bintang, lo ikut gue."

"nggak mau."

"nurut bi, susah banget sih diomongin. lo juga nggak bisa kan perjalanan jauh naik bis? entar kalau lo mual siapa yang mau ngurusin?"

"lebay lo, gue bisa sendiri."

"yaudah terserah. biar tasya aja yang ikut gue." nada si renjana menurun drastis. mungkin felix tak menyadari jika genggaman tangan seungmin menjadi dua kali lebih erat pada roda kemudi.

"kok gitu? kita nggak ada buat perjanjian kayak gini sebelumnya."

"bukannya lo bilang gue bebas mau ngapain aja?"

"ya tapi mikir dikit kek sama perasaan gue!"

"lah, lo sendiri disuruh ikut gue juga nggak mau kan? mending gue ajak tasya."

"gema, lo jahat banget asli."

"lo lebih. kekanakan karena mikirin omongan orang lain, toh yang jalanin kita."

senyum sendu terukir di sudut bibir si manis. mana seungmin tau sakitnya ditatapi dengan ekspresi jijik oleh banyak orang? mana seungmin tau sedihnya dikata-katai sebagai pria gampangan? seungmin tidak merasakan menjadi felix. andaikan pemuda renjana itu berada di posisinya, mungkin dia akan berpikir dua kali untuk asal berbicara seperti itu.

"y-yaudah, iya. lo sama kak tasya aja." cicitnya kecil. felix pura-pura memasangkan earpod guna menghambat laju rungu menangkap bisingnya jalanan. padahal dia sengaja hanya agar tak lagi mendengar dialog pria disebelahnya.

nyatanya seungmin nampak masa bodoh. tatapan sedingin embun pagi itu masih setia menatap ke arah depan tanpa perduli akan felix yang terduduk gelisah menanti pengharapan.

felix kenal betul dengan seungmin. pria itu tak mudah menyerah dalam mempertahankan argumen yang sudah dia bangun. apalagi untuk mendapatkan apa yang dia inginkan, si pemuda renjana tentu mati-matian berjuang sampai apa yang dia mau berhasil terwujud. kalau yang berkaitan dengan felix, seungmin paling anti yang namanya dibantah. perintahnya mutlak, tak perduli bahkan jika felix harus menangis atau memohon sekalipun.

namun kali ini nampaknya sudah lain kisah. gemanya terlihat masa bodoh, gemanya acuh, tak mencoba ingin kembali membujuk felix agar si manis bisa jalan bersama dengannya. seungmin seharusnya tau kalau felix hanya bermain tarik ulur. tapi lagi-lagi, tali yang dipakai terlanjur putus sebelum si empu sempat mendapatkan apa yang diinginkan.

 tapi lagi-lagi, tali yang dipakai terlanjur putus sebelum si empu sempat mendapatkan apa yang diinginkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
psycho | seunglix ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang