6: sakit

2.8K 437 74
                                    

felix sengaja memberhentikan langkah kala netra caramelnya menatap tepat ke arah dinding kaca dengan tirai terbuka yang menampilkan rinai hujan di kala senja. bunyi gemericik samar bisa dia dengar meski dinding apartement tempatnya dan seungmin tinggal tidak bisa dibilang tipis.

dia tersenyum, genggaman tangan mungilnya pada mug coklat hangat dan semangkuk potongan strawberry segar di tangan lain perlahan mengerat kala pusing yang datang melanda sejak pagi belum hilang, tapi tubuh ringkihnya malah nekat bangkit dari kasur untuk melakukan aktifitas.

felix bosan dan harus melakukan sesuatu, setidaknya berjalan atau apapun karena dirinya bukan tipe orang yang hobi rebahan setiap saat. jadi sekarang disinilah dia, dengan keadaan belum mandi, terlapis kaus putih kebesaran milik seungmin dan celana boxer pendek, serta cooling pack yang tertempel di dahi menjadi starterpack untuk mengawali hari.

kuliah terpaksa harus dilewatkan karena seungmin menolak keinginannya dengan sangat tegas untuk ikut. padahal bukan demam parah, hanya panas yang memang sering dia alami paling tidak sekali selama sebulan.

"udah jam lima tapi belum pulang. lo ngapain sih gema?"

tak mungkin felix berburuk sangka jika saja dia tidak punya alasan jelas untuk itu. seungmin memiliki mobil, jadi hujan tentu bukan alasan si pria renjana untuk pulang telat. jikalaupun ada kumpul organisasi, pasti seungmin akan mengabari terlebih dahulu. namun sampai kini ponselnya hanya dibanjiri dengan notifikasi dari game online miliknya.

sembari menyamankan diri di lantai berlapis beludru dengan sofa sebagai sandaran, felix berakhir membuka macbook untuk memainkan beberapa game. pria manis itu akan mendapati pusing di kepala jadi semakin parah dari waktu ke waktu, tapi dia acuh saja karena memang tidak ada hal lain yang bisa dilakukan.

"apa gema lagi sama kak tasya?"

"ㅡatau dia nginep di apartement kak tasya? tapi kok nggak ada ngabarin gue?"

kegiatan memencet tombol pada keyboard perlahan memelan. bunyi kalimat 'game over' serta gambar karakter pilihannya yang mati terus berputar di dalam layar. tanpa alasan yang jelas liquid bening tiba-tiba bergumul di sudut mata. tangannya menutup kasar layar pipih dalam pangkuan, lantas benda berwarna silver tersebut dia lempar begitu saja ke sisian sofa yang lain.

tubuh kecil itu meringkuk bagai ulat bulu, tenggelam dalam selimut bermotif basket milik orang yang sedang dirindukannya. isak pelan serta getaran bahu perlahan memelan seiring dengan kelopak yang memejam akibat lelah. hingga akhirnya felix terlelap dengan perasaan gusar menanti kehadiran si pemuda renjana.

 hingga akhirnya felix terlelap dengan perasaan gusar menanti kehadiran si pemuda renjana

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"gema, kepala bintang sakit." gumam lirih itu terus keluar dari bibirnya yang pucat. bulir hangat perlahan jatuh di sela-sela mata yang masih terpejam.

"bi, gue disini."

"gema?" felix memanggil untuk memastikan. kelopaknya terbuka secara perlahan hingga manik kuyu itu bertatapan dengan manik lain yang lebih tegas.

psycho | seunglix ✔️Where stories live. Discover now