4: pulang

2.5K 459 41
                                    

suara nyaring dari bunyi pertemuan antara kulit telapak tangan dan pipi terdengar di kantin fakultas kedokteran siang itu. suasana hiruk pikuk mahasiswa yang sibuk menikmati makanan mereka mendadak menghening hanya dalam hitungan detik.

kejadiannya berlalu dengan sangat cepat sampai siapapun bahkan tidak menyadarinya di awal. tau-tau salah satu mahasiswa yang cukup terkenal akan paras manisnya sudah menunduk seraya memegangi pipi yang terasa memanas.

felix disana, menjadi satu-satunya korban tamparan seorang wanita yang bahkan tidak dia kenal. perih adalah rasa yang masih melekat di pipinya yang putih kemerahan dan mungkin tidak akan hilang dalam waktu dekat. belum lagi rasa besi di sudut bibir menandakan bahwa kulit tipis itu berhasil dirobek paksa, menciptakan liquid merah yang keluar tidak seberapa namun sungguh sakit rasanya.

dengan mata sedikit berkaca felix mendongak, meminta penjelasan pada satu wanita cantik (cenderung imut) berpakaian stylish tersebut. bukan hanya satu, di kanan dan kiri ada wanita lain yang tidak felix kenal juga, nampaknya si wanita asing itu membawa antek-antek.

"maaf, kamu salah orang ya?" felix bertanya menggunakan nada yang pelan, masih mencoba meredam emosi dengan harapan kalau wanita itu akan memberikan jawaban 'iya'.

"enggak lah. lo kan yang namanya felix?!"

"ya. dan kamu sendiri siapa? apa salah saya lantas seenaknya kamu tampar saya begini?"

alih-alih menjawab, wanita itu malah menyodorkan ponselnya ke meja dengan kasar, raut jutek yang luar biasa masih setia menghiasi wajah cantiknya.

"gue yuna, adiknya kak tasya. gue nggak terima ya lo chat mesra-mesra begitu sama pacar kakak gue. kak tasya sedih banget pas dia tau kalau ternyata pacarnya punya selingkuhan!"

"maaf, tapi saya nggak paham apa maksud kamu. selingkuhannya siapa?"

satu jari telunjuk dengan kuku yang lumayan panjang milik si wanita mendorong keras dahi felix, "sok polos lagi! ngaku aja kalau lo itu jalangnya kak seungmin. gue bisa cari bukti lebih banyak dari itu."

sekarang kesabaran felix mulai habis. enak sekali wanita asing ini mengatainya jalang. harga dirinya seperti di injak-injak. tubuhnya berdiri tepat menghadap wanita itu. mengesalkan karena ternyata si wanita bernama yuna ini beberapa centi sedikit lebih tinggi darinya.

"saya bukan jalang." bisik felix. matanya menatap ke sekeliling. semua pandangan orang-orang yang ada disana jelas berpusat ke arah mereka.

"perlu gue puter video pas lo lagi ciuman sama kak seungmin di toilet??" tanyanya sambil tertawa. ponsel dalam genggaman tangan dia goyang-goyangkan di depan wajah.

yuna meninggikan senyum di sudut bibir kala wajah felix nampak memucat. tangan kecil si manis mengepal erat, matanya berkaca-kaca tanpa sebab dan bibirnya kelu karena bingung harus menjawab bagaimana.

"kenapa diem? mati kutu? mau akuin kalau lo suka main bareng kak seungmin? lo itu cuma pelampiasan, buktinya badan lo dinikmatin tapi nggak juga dikasih status kejelasan sama sekali. kasian banget digantungin."

suara tawa memuakkan terdengar dari yuna dan teman-temannya. itu membuat felix semakin kesal dan marah pada dirinya sendiri karena perkataan yuna tidaklah salah. sampai kini seungmin tidak pernah menganggapnya lebih dari sekedar teman berbagi apartement dan juga teman tidur.

"dengerin ya kakak-kakak dan teman-teman yang ada di sini. diaㅡ" yuna menunjuk wajah felix, "orang yang sempat kalian puja-puja karena muka manis dan sok polosnya ini ternyata udah ngerebut pacar kakak gue. hati-hati deh, mungkin besoknya pacar kalian yang bakalan diembat."

setelah itu yuna berlalu pergi bersama dengan teman-temannya. kini hanya tersisa felix sendirian di meja, menjadi tatapan banyak siswa yang seakan-akan terlihat begitu menghakimi. bisa felix lihat satu atau dua orang mulai berbisik-bisik, kemudian perlahan menyebar bak virus ke seisi kantin. daerah luas itu ramai kembali karena bisikan-bisikan bernada sindiran. bahkan tak sedikit yang berani meneriaki felix dengan panggilan 'perebut pacar orang'.

psycho | seunglix ✔️Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz