13: sang pencuri hati

2.8K 413 228
                                    

hujan turun lagi, namun kali ini tidak sederas sore tadi. rimbun daun-daun di samping trotoar basah, jalanan pun begitu, tergenang sempurna karena semakin jauh seungmin mengemudi, beberapa lubang mulai bisa felix temukan menghiasi aspal.

mereka hendak kemana? felix pun tak tau. seungmin hanya diam walau sudah beberapa kali felix mengulang pertanyaan yang sama. felix takut, dia tidak bisa melihat apapun karena kanan dan kiri hanya menampilkan kegelapan tak berujung. sementara ketika menoleh ke depan, sorot lampu mobil tidak memberikan jawaban apapun selain rintik yang berjatuhan dan jalanan kosong.

"gema, kenapa sedari tadi nggak ada mobil lain yang papasan sama kita? sebenernya lo mau bawa gue kemana?"

ada jeda yang cukup lama, felix sudah menyerah karena berpikir jika si pemuda renjana tak akan menjawabnya seperti yang sudah-sudah. namun beberapa saat kemudian suara rendah memecah kesunyian dan bergabung dengan tetesan rintik yang menusuk atap mobil.

"hutan."

"hutan? kenapa lo bawa gue ke hutan? lo bilang kita cuma mau bicara?" kedua tangan kecilnya mengepal di atas paha, coba di tahan agar tidak melayangkan satu bogem mentah ke arah sisian wajah seungmin dan beresiko membuat sang pengemudi oleng kemudian berujung hal buruk pada mobil yang mereka kendarai.

"lo nggak bakalan berani kabur kalau gue bawa lo ke sana."

felix menghela napas. seungmin memang begini, sulit untuk di ajak bicara rasional ketika sedang dalam mood yang kurang baik.

"gue nggak akan kabur, gue bakalan bicara sama lo. kenapa lo sebegitunya nggak percaya sama gue?"

seungmin bungkam lagi. itu seolah-olah mengantarkan felix bertemu dengan rasa frustasi. daripada memupuk emosi, si manis lebih memilih menyandarkan kepala pada sisian jendela mobil sembari mengamati jalanan yang nampak semakin menyempit.

entah sudah berapa lama mereka berkendara, tapi jam digital pada dashboard mobil telah menunjukkan angka 23:57, sudah hampir tengah malam. seharusnya felix bisa tidur nyaman sembari memeluk chris malam ini, seharusnya dia tetap di apartement, seharusnya dia tidak nekat menemui seungmin.

felix tidak tau bahwa ada tempat semacam ini. sebuah hutan yang kelihatannya belum banyak terjamah, namun jalanannya sudah di lapisi dengan aspal walau permukaannya banyak berlubang. ukuran jalannya pun hanya muat untuk satu mobil dan satu motor. jika hendak berbalik, maka terpaksa harus mencari spot kosong karena terlalu sempit.

mobil terus melaju menembus rimbunnya hutan. kemudian seungmin berbelok ke arah kiri menuju sebuah jalan tanah yang lebih sempit dari jalan sebelumnya. jantung felix lantas memacu lebih cepat karena suasana mencekam yang tercipta. felix takut hantu, dan membayangkan sosok putih berambut panjang tiba-tiba bergelantungan pada dahan pohon adalah imajinasi yang paling tidak ingin dia harapkan menjadi nyata.

semakin jauh, pepohonan tidak lagi sebesar ukuran tiga orang dewasa, secara ajaib mengecil seolah-olah mereka akan menuju ke suatu tempat yang lebih kosong. ternyata dugaan felix benar adanya. sebuah tepian jurang yang begitu luas menyambut pemandangan. mungkin kisaran 500 meter ke kanan dan kiri. sementara di bagian depan, terpampang ceruk nan dalam semacam bekas galian tambang.

mobil seungmin berhenti tiga meter dari tepian jurang. felix tidak mengenyam pendidikan jurusan ilmu tanah tapi dia berharap semoga struktur tanahnya baik-baik saja sehingga mobil mereka akan tetap dalam keadaan aman. akan menjadi sebuah berita konyol jika tanah longsor tiba-tiba terjadi dan mereka ikut terseret ke bawah.

felix tidak menyukai suasana ketika mesin mobil di matikan. keheningan menyergap berkali-kali lipat, seakan membuat tekanan udara menggila dan membuat dada felix sesak. terlebih tatapan tegas seungmin yang lurus ke arah depan hanya tinggal menunggu waktu menghujam dirinya.

psycho | seunglix ✔️Where stories live. Discover now