100 Years

2.1K 261 121
                                    

Ruangan itu terasa tidak asing, bagi pemilik mata indah dengan senyum manis di bibirnya. Sebuah kastil tua yang tidak begitu besar. Ukiran kepala kucing di depannya berbeda dengan kastil vampire lainnya. Nuansanya justru lebih artistik daripada terlihat seram.

Xiao Zhan disambut oleh seorang butler berkebangsaan eropa, ia menuntun Xiao menuju ruangan tuannya di lantai dua.

Seperti yang sudah Xiao duga, teman vampirenya yang bernama Xiumin ini, pasti lebih banyak menghabiskan waktunya di tempat kerja dari pada di kamarnya.

Ruang kerja Xiumin lebih luas dari ruang tamu yang dilewati Xiao Zhan. Di dalamnya berjejer lemari kayu besar. Yang dipenuhi jejeran buku-buku kuno. Ada pula lemari kaca yang dilindungi oleh array, di dalamnya berisi fossil vampire tua yang telah mati.

Xiumin sangat senang malakukan penelitian. Ia juga menyukai ilmu dan sains. Tapi Xiumin lebih suka bekerja sendirian, ia tidak suka membagi ilmunya pada orang lain. Kecuali informasi penting yang berkaitan dengan vampire.

"Duduklah Xiao ...!" Xiumin mempersilahkan.

Xiao Zhan duduk di kursi coklat yang bantalannya terbuat dari kulit kucing Asia.
Xiao Zhan memperhatikan Xiumin yang sedang menggambar di sebuah kertas menggunakan mantra. Tampak kilatan cahaya warna ungu yang berpendar, saat moroi paling jenius itu menggoreskan tinta.

Lama Xiao Zhan menunggu, Xiumin dan konsentrasinya tak bisa diganggu. Saat ia fokus, tidak ada seorangpun yang boleh menghentikannya, atau penelitiannya akan buyar, dan ia harus mulai dari awal lagi.

Xiumin meletakkan kuasnya. Ia mengamati diagram yang ia buat. Sebelum itu ia merapalkan mantra lagi untuk membuat diagram itu berputar sendiri.

 Sebelum itu ia merapalkan mantra lagi untuk membuat diagram itu berputar sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Xiao Zhan dibuat takjub olehnya, ia menatap lembaran itu dengan berdecak kagum. Sampai akhirnya moroi bermata kucing itu menyadarkan Xiao Zhan dari ketertarikannya pada diagram yang Xiumin buat.

"Ada hal penting apa yang membuatmu kemari?"

Xiao Zhan mendongakkan kepala, melihat ke arah Xiumin yang tengah menatapnya. Xiao Zhan tak tahu harus mulai dari mana. Ia belum bisa menjawab pertantanyaan Xiumin yang terasa sulit untuk dijabarkan jawabannya.

"Kau sampai meminjam kalung giok bermata hijau milik Tuan Tao, untuk bisa cepat sampai di sini." Xiumin melirik benda hijau kecil yang dipakai di leher Xiao.

"Yibo ... Aku ingin tahu tentang Yibo!"
Zhan akhirnya menjawab, meski perkataannya terdengar remeh untuk bangsa moroi sekelas Xiumin. Uacapan yang ia lontarkan lebih mirip pertanyaan untuk aplikasi browser daripada perkataan dari moroi pelindung grade A. Yibo selalu bisa melemahkannya, bahkan dengan jarak benua.

Seorang butler memasuki ruangan, membawa nampan dengan cawan perak berisi darah segar.

"Itu adalah darah kucing persia, mampu meningkatkan ketajaman penglihatan kita pada mantra-mantra yang tak kasat mata ...!"
Xiumin menjelaskan.

Different Blood (Tamat di PDF)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang