180도 (180 Degree)

6.3K 610 175
                                    

ditulis oleh pinkcarnation_

.........

Semuanya tak lagi sama
(Markhyuck)

...

"Hyuck, bukannya itu Mark?"

Aku menoleh dan melihat pemilik hatiku berdiri disana. Ditengah-tengah para orang populer, tertawa bahagia dengan tangan yang merangkul wanita disampingnya.

Aku tersenyum kecil, "Biarkan saja."

"Tapi--"

"Biarkan dia bahagia. Jika tidak denganku adalah jalannya mendapat kebahagian maka biarkan."

"Hyuck, setidaknya dia harus tau!"

Aku tersenyum lalu menggelengkan kepalaku pelan. Tatapanku kini kembali jatuh padanya yang entah mengapa dirinya juga sedang menatapku. Sorot mata dinginnya menembus pertahananku. Meninggalkan rasa sesak dan sakit disana.

"Tidak, jika itu artinya dia kehilangan senyumannya."

.

.

.

Aku mendudukan diri di bangku taman tak jauh dari rumahku. Menikmati semilir angin yang menyapa lembut dikala senja. Aku tersenyum kecil ketika mengingat dia yang akan selalu ada disampingku disaat seperti ini.

Kenangan yang indah itu, betapa tak sebanding harganya dengan kebahagianmu yang sekarang.

"Jadi setelah jatuh miskin dan menjadi pelacur kau masih bisa menikmati harimu?"

Aku memejamkan kedua mataku erat ketika suara itu menyapaku. Tawa remehnya terdengar kemudian. Aku tak apa, sungguh.

"Untuk apa kau disini?"

Aku bertanya padanya, mataku enggan terbuka. Enggan menampakkan binar mataku yang mulai meredup dan aku enggan mengakui bahwa aku tak ingin melihat tatapan merendahkan yang ia selalu lemparkan padaku.

"Kalau kau lupa ini adalah tempat umum. Lagipula aku yang seharusnya bertanya, apa yang dilakukan penghianat brengsek sepertimu disini? Mencari tuan baru untuk kau ajak naik ke ranjangmu?"

Aku tersenyum tipis, "Pergilah Mark, aku sedang malas mendengar suaramu."

Aku mendengarnya berdecih sebelum aku merasakan lemparan tas tepat di depan wajahku. Mataku terbuka dan mendapati tas dan barang-barang yang tercecer di depanku.

"Aku kembalikan padamu. Aku tak sudi menyimpan ingatan tentang penghianat sepertimu."

Aku menatap benda-benda di depanku, ahh jadi seperti itu? Aku tertawa kecil lalu mulai mengumpulkan benda-benda itu.

"Kumpulkan lalu jual mereka semua agar kau bisa mendapatkan uang. Pelacur sepertimu memang selalu membutuhkan uang bukan?"

Aku hanya terlarut dalam hening yang kuciptakan sendiri. Terlalu tak sanggup untuk sekedar mengucapkan satu patah kata.

"Aku pergi!"

"Ya."

Aku mendengar langkahnya yang menjauh. Setiap langkah yang ia lalui untuk meninggalkanku kuhitung sebagai setiap langkah yang akan membawaku dalam kehancuran.

Maka sore itu, aku hancur dalam tangis dan sesalku sendiri.

.

.

find it | markhyuckWhere stories live. Discover now