Part 28

110 13 42
                                    

"Nih, vey. Ini aja, cakep tau." Ucap Zach sambil memperlihatkan sebuah dress ke arah Alvey.

"Hm" Alvey hanya berdehem singkat.

Matanya sudah berat karena Zach mengajaknya mengitari mall sedari tadi, hanya untuk mencari outfit yang akan dipakai saat prom nanti. Ia bosan, sangat bosan lebih tepatnya. Kini matanya menjelajah sekitaran wilayah dimana ia dan Zach berada. Hingga akhirnya ia menemukan sesuatu yang tak asing dimatanya.

Alvey memicingkan matanya agar dapat melihat objek yang familiar tadi secara lebih jelas. Sebelum akhirnya ia berlari kearah sana.

"Mama" panggil Alvey dan menahan tangan wanita yang dituju nya tadi.

Wanita tadi menoleh dan melempar tatapan tajam arah Alvey dan hendak berlalu begitu saja jika Alvey tak mencekal tangannya.

"Mama, mama mau kemana ?" Tanya Alvey.

"Bukan urusan kamu, dan jangan panggil saya mama. Karena saya bukan ibu kamu" gertak wanita yang sebenarnya merupakan ibu kandung Alvey.

"Ma-" belum selesai Alvey berbicara, mamanya tersebut sudah melepas genggaman Alvey dengan kasar dan pergi secepat mungkin.

Zach yang sedari tadi hanya memperhatikan akhirnya menghampiri Alvey yang kini mulai menangis.

"Sekarang kita ke mobil aja, jangan nangis disini, malu" jelas Zach. Alvey mengangguk dan berjalan bergandengan dengan Zach.

Zach dan Alvey segera memasuki mobil namun tak secepatnya melajukan kendaraan mereka.

Zach menatap Alvey yang kini masih menangis, lalu tak lama kemudian ia membawa Alvey kedalam pelukannya. Membiarkan bajunya basah karena air mata Alvey.

"Zach" lirih Alvey sambil membalas pelukan Zach dengan lebih erat. Sementara Zach hanya mengelus punggung Alvey, mencoba menenangkan gadis tersayangnya itu.

Setelah Alvey sudah sedikit tenang, Zach akhirnya mengemudikan mobilnya menuju ke suatu tempat dimana biasanya Alvey menenangkan diri.

Tepi danau.

Zach memberhentikan mobilnya, menggenggam tangan Alvey untuk mendekat ke arah danau.

"Lo kenapa bawa gue kesini ?" Tanya Alvey. Zach tersenyum ke arahnya.

"Gue tau lo sering nenangin diri disini. Jadi sekarang, gue bawa Lo kesini dengan alasan yang sama. Bedanya, cuman kali ini sama orang yang gantengnya sampe ke luar angkasa" jelas Zach lalu terkekeh kecil.

Alvey menatap ke arah Zach, mata teduhnya mampu membuat Alvey terbuai dalam arus pesonanya yang terpampang jelas. Seandainya ia dan Zach tidak mempunyai hubungan darah, mungkin ia akan mencintai Zach daripada mencintai Daniel yang jelas-jelas kini sudah memiliki kekasih.

"Zach"

"Iya ?"

"Makasih"

"Untuk ?"

"Semuanya yang udah lo lakuin buat gue"

"Oh, gapapa. Ini udah keharusan buat gue. Sebagai salah satu keluarga yang Lo punya sekarang"

Alvey menoleh sekejap dan membenamkan wajahnya di dada bidang Zach. Ia sangat salah tingkah sekarang, jadi ia lebih memilih untuk menyembunyikan wajah cantiknya didalam pelukan Zach.

***

"Tate, gimana ?" Tanya Jonah setelah menceritakan soal keinginan Luke. Tatum sempat berpikir sebentar.

"Gue ga akan maksa kalau Lo mau nolak gue lagi, gue cuman mau ngutarain keinginan gue doang ko. Kan ga semua keinginan gue itu keinginan lo juga, right ?" Lanjut Jonah.

"Gue gamau jadi cewe bego lagi. Gue gamau nolak cowo yang selalu ada disaat gue butuh ataupun ga butuh. Disaat gue lagi down dan disaat gue lagi bahagia-bahagianya. Tapi kalo soal ini gimana ya ?" Batin Tatum kini berkecamuk dengan pikirannya.

Sempat hening beberapa saat, hingga akhirnya Tatum menjawab, "Gue mau, tapi lo harus datengin orang tua gue di Seattle dulu."

Jonah yang semulanya menunduk kini menenggakan kepalanya. Wajahnya sumringah kali ini.

"Serius ?" Tanya Jonah dan dibalas anggukan oleh Tatum. Jonah akhirnya menggenggam tangan Tatum dan memajukan kursinya agar lebih dekat dengan Tatum.

"Ke Seattle sekarang yuk!!" Ajak Jonah. Tatum menatap Jonah dengan bingung. Akhirnya ia tergelak.

"Semangat banget lo, urusin kantor dulu tuh" ucap Tatum. Jonah memajukan bibirnya khas seperti bocah yang sedang kesal.

"Gapapa, ada Corbyn. Yuk!!" Ajak Jonah sambil berdiri, Tatum terkekeh pelan sebelum akhirnya ikut berdiri dan berjalan menuju mobil Jonah.

***

Corbyn membereskan barang-barang yang tadi ia pakai untuk mengajar les. Ia berniat menuju ke arah kamarnya, mengistirahatkan tubuhnya. Yang mana, kini Corbyn merasa sedang tidak sehat.

Tring!!

Ponselnya bergetar, menandakan telepon masuk. Corbyn segera menggapai ponsel yang berada di mejanya itu.

In call

C : halo, Jo.

J : Halo, byn. Lo udah beres ngajar ?

C : Iya, baru aja. Kenapa ?

J : Lo bisa gantiin gue di kantor ga ? Gue mau ada urusan dulu soalnya.

C : Kalo di gantiin sama karyawan bawahan Lo bisa ga, Jo ?

J : Ga bisa, byn. Gue ga terlalu percaya gitu aja. Tapi kalo misalkan lo lagi ga bisa, gapapa. Gue batalin aja urusan gue.

C : eh, gapapa Jo. Gue kesana sekarang, oke ?

J : Lo yakin, byn ? Suara Lo ko kaya orang sakit gitu ?

C : engga, gapapa. Gue otw.

J : oke hati-hati, bro.

Call off

Corbyn mengambil kunci mobil yang tergeletak di meja dapur. Menghampiri Christina yang sedang sibuk mengerjakan tugas kuliahnya.

"Christ, aku mau ke kantor nya Jonah dulu ya" izin Corbyn. Christina yang tadinya fokus pada tugasnya ,kini menoleh ke arah Corbyn.

Tangannya bergerak untuk menyentuh kedua pipi Corbyn, "Kamu sakit ya, byn ?"

Corbyn menggeleng kemudian berkata, "Engga ko, babe. Yaudah, aku berangkat ya. I love you"

Corbyn berjalan cepat menuju keluar setelah mengecup kening Christina pelan.  Ia tak menginginkan kekasih tersayangnya itu mengetahui jika kondisi kesehatannya sedang tidak baik saat ini.

Corbyn melajukan mobil ya dengan pelan, berhati-hati dengan jalanan yang cukup ramai ditambah sakit di kepalanya yang belum kunjung hilang.

Sesampainya di perusahaan tempat Jonah bekerja, Corbyn segera masuk dan berjalan cepat menuju ruangan Jonah. Beberapa karyawan menyapanya dengan sopan namun Corbyn hanya membalasnya dengan senyuman.

Corbyn duduk di kursi yang biasanya diduduki oleh sahabatnya itu. Ia menenggelamkan wajahnya di kedua lengannya. Menahan seluruh rasa sakitnya.

****

Yoooo!!
Author udah lama ga update ya,
wekaweka.
Biarin lah. Hehe.

Sorry for Typo!!

MY DESTINY | WDWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang