16. - Bisikan Kematian

1K 94 28
                                    

Sory for late update. Bisa dibilang aku update satu kali satu bulan.

Jangan lupa vote dan comment, ya.🖤

🌼🌼🌼

Beberapa tahun kemudian.

Waktu terus berjalan, sering kali Tita merasa aneh pada diri sendiri. Tita sempat berpikir untuk menepiskan kemampuannya yang tak biasa. Acap kali Tita mendengar bisikian-bisikan aneh, mulai dari bisikan kematian, kejadian dan masa depan. Bahkan ia mampu membaca karakter seseorang dan mengetahui isi pikiran orang yang ia temui. Mampu mengetahui semua itu bukanlah hal yang menyenangkan. Sungguh, Tita merasa terusik. Ia seperti bukan manusia normal lainnya. Namun, dibalik itu semua, terkadang ada yang memudahkannya dalam beberapa hal. Misalkan saat ia mencari karyawan atau bekerja sama dengan perusahan lain, ia bisa mengetahui karakter serta isi pikiran mereka. Tita rasa, ini bukan kelebihan. Melainkan kekurangannya. Setiap orang pasti memiliki kekurangan.

Para indigo di luar sana pasti pernah menerima caci dan makian yang tak mengenakan karena kelebihan mereka sebagi indigo. Tita pun pernah menerima perkataan tak mengenakan dari keluarganya. Para indigo juga ingin hidup seperti orang normal pada umumnya, tanpa harus merasakan gangguan mahluk astral dan bisikan-bisikan mengerikan. Dunianya menjadi dua, sulit membedakan mana nyata dan mana dunia mereka yang tak kasat mata. Para Indigo tak pernah memilih dirinya sebagai indigo. Jadi, jangan salahkan apa yang terjadi pada dirinya atau bahkan merundingnya.

Bisikan aneh itu bermula saat Tita berada dalam perjalanan. Saat dalam perjalanan, Tita mendengar bisikan halus ditelinganya.

"Ada orang-orang jahat yang mengintai rumahmu!" seperti itu isi bisikan aneh tersebut.

Tita yang semula bersandar, tiba-tiba menegakkan posisinya. Terkejut bukan main, apa ia sedang bermimpi? Tapi tidak, suara itu nyata. Nyata sekali. Tita berusaha menepis isi bisikan aneh tersebut dari benaknya. Tita hanya memejamkan matanya agar bisa tertidur. Namun, bisikan itu kembali muncul.

"Ada orang-orang jahat dirumahmu!"

Dan entah mengapa, bisikan dan bayangan dalam benak Tita muncul secara bersamaan. Seolah-olah ia melihat kejadian tersebut di depan matanya. Tita melihat lima orang pria yang mengintip dari luar jendela rumahnya dan yang lainnya berusaha mengendap-ngendap masuk ke dalam rumah Tita. Ia langsung membuka matanya yang terpejam.

"Pak, apa saya ketiduran?" tanya Tita pada sopir pribadinya.

Sopirnya yang fokus mengemudi segera menggeleng.

"Tidak, bu."

"Kita putar balik, ada orang jahat di rumah." titahnya.

Sopirnya pun menurut, agak bingung melihat tingkah Tita. Tadi ia diminta mengantarnya ke pusat perbelanjaan, sekarang memintanya pulang secara tiba-tiba. Anehnya lagi, Tita tidak menerima telepon dari siapapun, lalu mengetahuinya darimana? Ingin bertanya kepada Tita tapi raut wajah atasannya itu tampak serius dibalut kegelisahan.

Oh ya, kini Tita memiliki banyak aset. Bukan hanya rumah dan ruko, bahkan kontrakan, rumah kos, tanah dan perumahan juga ada. Keuangannya makin membaik, walaupun kadang juga menurun. Saat ini Tita menempati rumah beserta rukonya.

Sesampainya di rumah, baru saja mobilnya masuk ke dalam garasi, tiba-tiba tetangga depan rumahnya menghampiri Tita dengan panik.

"Bunda-bunda, coba cek di dalam rumah bun. Tadi waktu saya menjemur, ada lima orang pria yang mengintip dari luar jendela. Kayaknya bukan orang baik-baik!" kata Rumi. Sapaan bunda sudah biasa bagi tetangga-tetangga sekitar rumah Tita. Biasa, ibu-ibu rempong. Walaupun tidak berlaku bagi Tita.

GivenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang