8. Psycho.

11.6K 1.9K 591
                                    

Hai semuanya.

Ada yang menunggu?

****
Soobin terus diam ketika sampai ke rumahnya, lalu dia melihat orang tuanya yang langsung diam ketika dirinya baru saja duduk di sofa ruang tamunya itu.

Ada apa sih dengan orang tuanya itu? Mencurigakan sekali.

Apakah orang tuanya masih berpikir tentang foto yang dia tunjukkan tadi pagi?

"Mana pacarmu?" tanya papanya membuat Soobin menoleh.

Dia jadi teringat dengan pacarnya itu, pacarnya tadi baru saja pulang dari rumah sakit dengannya.

"Dirumahnya," jawab Soobin lalu kembali menatap orang tuanya itu dengan serius.

"Foto yang tadi itu, kakakkan?" ucapnya tiba-tiba membuat orang tuanya terdiam lagi.

"Kamu bicara apa Soobin? Kamu itu anak tunggal, mana ada kakak ataupun adik disini," jawab mamanya langsung membuat Soobin kesal sendiri, apa sih mamanya selalu mengelak ucapannya itu.

Soobin segera beranjak dari duduknya dan pergi ke kamarnya.

"Sepertinya Soobin akan ingat dengan masa lalunya," ucap mama Soobin kepada suaminya itu, suaminya cuma menghela nafas pelan.

Sambil mendengar suara pintu kamar yang ditutup dengan kencang oleh Soobin.

Anaknya beneran kecewa dengan mereka berdua mungkin.

***
"Kenapa tiba-tiba video call? Aku mau tidur."

Soobin sebenarnya iseng saja menghubungi pacarnya itu, lagipula gak mungkin dia memberi pesan ke pacarnya itu karena bakalan susah, tangannya baru saja dipatahkan oleh Soobin tadi.

Ah, dia sampai sekarang tidak bisa melupakan hal itu, mengapa perintahnya sangat mengerikan seperti itu.

"Cuma mau melihat keadaan kakak saja, tangan kakak masih sakit?" tanya Soobin sambil melihat tangan pacarnya yang diberi gips itu.

"Gak terlalu sih, lagipula aku sepertinya kena karma."

Lalu Yeonjun tertawa saat mengingat dirinya dengan mudah sekali mematahkan tangan cewek yang mukanya sangat ketakutan sekali ketika Yeonjun mendekatinya saat itu.

"Orang tua kakak gimana?" tanya Soobin membuat Yeonjun tertawa.

Yeonjun sumpah, dia santai sekali walaupun tangannya baru saja dipatahkan itu.

"Mereka taunya aku jatuh."

"Hati-hati Soobin, sepertinya perintahnya tambah menyeramkan, jadi kamu hati-hati saja," lanjut Yeonjun lalu melihat Soobin yang langsung membeku itu.

Soobin cuma menganggukan kepalanya sambil tersenyum kecil.

"Malam kak," ucap Soobin tiba-tiba lalu langsung mematikan panggilan tersebut padahal Yeonjun belum menjawab ucapannya tadi.

Dia tau perintahnya akan lebih mengerikan dan lebih menguras air mata karena dia yakin, mereka pasti akan menghilang satu persatu nanti.

Dia berharap jika dirinya tidak disuruh untuk membunuh orang atau melakukan apapun ke orang-orang lagi.

Namun dia berharap juga jangan sampai dirinya dibunuh oleh orang.

Soobin menatap handphonenya yang mengeluarkan notif.

Disana ada sebuah pesan bahwa diantara mereka ada yang barusan mati.

20/32 Yoojin died.

Lah, ada apa dengan tuh cewek?

Just do it -yeonbin✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang