18. Ex?

9.7K 1.7K 353
                                    

Ternyata pembuat game itu gak main-main ya sama misinya.

Mereka sudah berlarian dari tadi tetap saja terlihat seperti tidak berlari sama sekali.

Orang-orang yang ikut misi ini kayaknya kebanyakan bakalan mati di jalanan dan gak akan sampai ke hutannya.

Karena Yeonjun bisa melihat orang-orang di belakangnya dan di depannya sudah terlihat tidak bergerak sama sekali.

Cuma mereka berdua yang bergerak, bahkan Soobin melihat chat di grup kelasnya.

Kebanyakan anak-anak di bagian akhir sudah menyerah duluan, karena mereka tau diri mereka gak akan selamat saat ini.

Yeonjun cuma bisa tersenyum kecil, miris sekali mereka, sepertinya sifat menyerah Yeonjun beberapa saat lalu berpindah ke mereka.

"Jangan terpengaruh dengan hal ini, Soobin, jika mereka mau mati ya mati, jangan sampai kamu ikutan juga," ucap Yeonjun sambil berlarian di sebelah Soobin yang ikutan berlarian juga itu.

Soobin menganggukan kepalanya, dia baik-baik saja kok, lagian mau gimanapun dia emang harus selamat.

Kasihan mamanya jika pulang nanti sudah tau jika dirinya mati, gak lucu sama sekali, jangan biarkan mamanya kehilangan anaknya lagi kali ini.

Sulit membayangkan jika tau mamanya bakalan kehilangan dirinya.

"Aku gak akan menyerah kok kak, lagipula aku gak mau lihat mama masuk rumah sakit lagi," ucap Soobin membuat Yeonjun menoleh kearah pacarnya itu.

Rumah sakit?

"Mamamu sakit?"

"Jiwanya terganggu, lebih jelasnya mama masuk rumah sakit jiwa, dulu aku pikir mama kenapa disini, aku gak ngerti sama sekali saat itu," jelas Soobin sambil tersenyum miris ketika akhirnya sadar jika mamanya saat itu masuk rumah sakit jiwa bukan rumah sakit biasa.

Jiwanya terganggu sekali ketika tau kakaknya mati saat itu.

Karena hal itu juga mamanya direhab disana, papanya gak mau cerita juga ke dirinya, kata papanya, Soobin akan mengerti saat sudah dewasa nanti dan ya dia mengerti sekarang.

Yeonjun terdiam, kelihatan sekali jika mamanya Soobin itu sangat sayang ke anaknya berbeda dengan orang tuanya yang kerjaannya kerja, kerja, kerja.

Selalu menghasilkan uang banyak tapi gak bisa menikmati hasilnya, orang tuanya sama-sama bekerja jadi Yeonjun selalu sendirian dirumah.

Makanya dia sangat nakal di sekolah dan gak mudah kasihan sama orang.

Harusnya orang yang kasihan sama dirinya, walaupun Yeonjun ogah sih dikasihan nih sama orang, dia gak butuh hal seperti itu.

Dia cuma butuh orang tuanya, ya dia tau orang tuanya gak akan peduli sih.

"Yeah, berharap saja jika kita bakalan selamat dari misi ini, tenang Soobin, kesempatan kita buat selamat masih ada," ucap Yeonjun yang sedikit membuat diri Soobin bersemangat itu.

Entah kenapa ketika Yeonjun menjadi pacarnya, Yeonjun jadi memiliki sedikit hati, sebelumnya mana peduli sama dia orang apalagi sama Soobin.

"Thanks, kak."

Yeonjun cuma tersenyum lalu mengenggam tangan pacarnya itu dan mulai berlarian dengan cepat.

***
Mark cuma bisa berlarian dengan kesal mengapa bisa orang-orang ini menyusulnya coba padahal beberapa jam yang lalu dia kelihatan jauh sekali.

Bahkan dia bisa melihat Yeonjun dan Soobin yang jaraknya sangat jauh dari dirinya.

Tapi Mark adalah Mark, dia cerdik jadi dia dengan cepat berlarian meninggalkan orang-orang gak berguna dibelakangnya itu.

Just do it -yeonbin✔Where stories live. Discover now