11. Soon.

10.5K 1.8K 360
                                    

Yeonjun melihat kearah foto yang ada di handphonennya itu disana ada foto hampir anak sekelas mereka yang mukanya tercoret semua.

Sebagai tanda bahwa mereka semua sudah mati, kelas mereka bahkan sepi sekali.

Ya jelas, semuanya tewas, guru saja sudah tidak mau masuk ke kelas mereka, mereka datang ke sekolah cuma alibi saja.

Orang tua mereka gak tau dengan hal ini karena memang beritanya tidak menyebar kemana-mana.

Semua keluarga dari anak kelasnya yang tewas itu diancam semua untuk tutup mulut makanya tidak ada yang tau tentang ini.

Ah, jika Yeonjun jadi orang tua anak kelasnya itu dirinya akan berani bicara buat apa juga ditutupi.

Lalu dia melihat ada notif yang masuk bukan dari pembuat game tapi dari pacarnya.

Soobin maksudnya, buat apa tuh cowok jam segini memberi pesan ke dirinya.

Ah iya, ini sudah seminggu dari kejadian mereka yang kumpul di taman saat itu dan tidak ada yang mendapat perintah setelahnya.

Apakah gamenya berhenti? Tapi tidak mungkin sih, sepertinya pembuat game sialan ini mau membuat mereka langsung berpikir jika gamenya selesai padahal belum sama sekali.

Namun tidak ada yang mendapatkan perintah lho, sangat aneh sekali walaupun mereka bersyukur sih.

Yeonjun membaca pesan dari Soobin itu.

Soobin.

Kak, aku ada permintaan.

Yeonjun membaca pesan dari Soobin dengan bingung, nih orang kenapa coba?

Yeonjun langsung menelpon pacarnya itu, memberi pesan apaan sih gak jelas banget.

"Jangan bertele-tele, kenapa kamu?" tanya Yeonjun langsung berbicara ketika Soobin mengangkat panggilannya itu.

"Kata info yang aku cari di internet kalau kita berani mencari info tentang game ini kita akan mati, makanya aku minta sebuah permintaan ke kakak, bisa saja aku bakalan mati bukan?"

Yeonjun ingin mengumpat saja, nih orang mudah percaya sekali, padahal itukan belum tentu, tulisan di internet belum tentu bisa dipercaya.

"Diam, gak ada hal semacam itu, asal kamu mau tau saja ya, kalau cuma mencari info tentang game ini gak bakalan bisa mati, kecuali kamu mencoba menghentikan game ini, maka kamu akan mati," jelas Yeonjun sambil menatap kearah atasnya melihat atap kamarnya itu.

Lalu dia mendengar Soobin yang seperti tertawa miris itu.

Soobin sudah takut sekali, bagaimana jika dirinya mati nanti?

"Anak kelas kita barusan dapat perintah tadi," ucap Soobin tiba-tiba membuat Yeonjun kaget.

Kan dirinya sudah bisa menebak mana mungkin gamenya bisa berhenti tiba-tiba.

"Apa perintahnya?" tanya Yeonjun dengan penasaran sekali, jangan-jangan disuruh membunuh orang lagi.

"Isi pesannya sih, disuruh mencari pembuat game ini diantara anak kelas kita yang tersisa, itu perintah untuk Sunkyung," jawab Soobin membuat Yeonjun bingung sendiri, mencari pembuat game diantara anak kelas bukankah itu hal yang sangat bodoh sekali?

Yeonjun mendadak tertawa membuat Soobin bingung sendiri, pacarnya itu aneh sekali.

"Miris sekali tuh cewek, kamu percaya kalau pembuat gamenya ada dikelas?" tanya Yeonjun sambil memikirkan foto anak kelasnya yang sepertinya akan bertambah lagi yang dicoret.

"Gak sih, tapi apa salahnya untuk mencoba lagipula bukan kita yang disuruh."

Ya ucapan pacarnya itu ada benarnya juga sih, lalu mereka akhirnya mengakhiri panggilan tersebut ketika Yeonjun berbicara tidak ada yang menyahut lagi palingan Soobin tertidur.

Just do it -yeonbin✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang