Part 20

9K 331 4
                                    


Bunyi alarm dari ponsel Achel berbunyi, membuat acara tidurnya kali ini terusik oleh alarm itu. Ia meraih ponselnya yang berada di atas nakas dengan keadaan mata yang masih menutup. Setelah diraihnya ponselnya itu, dia langsung mematikannya.

Kali ini tidak ada yang menganggu waktu tidurnya, akhirnya ia bisa tidur dengan tenang dan damai, tapi tak lama ada suara bariton yang khas membangunkannya.

"WOI BANGUN!" teriaknya tepat di telinganya. Achel melempar bantalnya ke wajah Dhito karena waktu tidurnya kini diganggu lagi.

"Aduh" ringis Dhito karena lemparan bantal dari sang adik tepat sasaran.

"Mampus!"

"Jahat lo dek"

"Bacot!"

"Tidur mulu lo dek, mending pergi jogging" ajaknya.

"Males"

"Lima menit" Dhito melangkah pergi dari kamar Achel dan tak lupa menutup pintu kamarnya.

Achel menyumpah serapahi kakaknya itu karena sudah membangunkannya. Dunia mimpinya yang indah kini harus sirna.

"Empat menit" teriak Dhito dari bawah.

"Bacot lo duda!" balas Achel.

"Buruan!"

"Ck" decak Achel kesal.

Dengan nyawa yang belum terkumpul sepenuhnya, Achel berjalan pergi ke kamar mandi untuk mencuci mukanya. Achel melihat pantulan dirinya di cermin, sungguh tidak enak untuk dipandang.

Rambut acak acakan serta kantung mata yang lumayan hitam. Achel mencuci wajahnya dan merapikan rambutnya yang sangat berantakan ini.

Ia meraih sweater yang ada di lemari dan memakainya, tak lupa ia memakai topi. Setelah melihat pantulan dirinua di cermin, ia pun bergegas turun sebelum kakaknya mengomel lagi.

Tap tap

Ia turun dari tangga dengan langkah yang berat menuju ruang tamu. Achel pikir hanya ia dan kakaknya yang pergi jogging ternyata orangtua mereka pun ikut bersama mereka.

Setelah semuanya berkumpul, mereka pun berangkat menuju ke Gelora Bumi Kartini atau bisa disebut dengan GBK. Untung saja jarak rumah mereka kesana tidak terlalu jauh, jadi mereka bisa berjalan kaki menuju ke sana.

Tak sedikit dari tetangga mereka yang menyapa bahkan mereka tersenyum hangat kepada Achel dan keluarganya dan mereka pun membalasnya dengan senyuman.

Dalam perjalanan, Dhito tak henti hentinya menjahili Achel membuat Achel geram dan akhirnya ia menjambak rambut kakaknya itu.

"Aduh dek sakit" ringisnya.

"Rasain!" Achel tersenyum puas melihatnya.

"Pa, ma, Achel nakal sama Dhito" adu kakaknya yang diabaikan oleh orangtua mereka.

"Salah siapa kamu ganggu adek kamu duluan" ujar Refan.

"Mampus, hahaha" Achel tertawa melihat raut muka dari Dhito.

"Tawa lo dek, gue doain lo jomblo terus!"

Pletak

Achel menjitak kepala Dhito dengan keras. Dia mengelus kepalanya pada bekas jitakan Achel itu.

"Kalo ngomong itu dijaga!"

"Nyenye, biar lo jadi perawan tua" ucap Dhito.

"Sialan"

"Udah udah daritadi kok berantem terus, gak malu apa diliatin orang?" lerai Reyna.

"Kan kita berdua udah gak punya urat malu ma" jawab Dhito.

Achelia [ SUDAH TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang