Part 57

913 69 12
                                    

Kepalanya jatuh di atas meja bartender, ketiga manusia yang melihatnya sontak terkejut. Mereka mencoba membangunkannya dengan cara menggoyangkan tubuhnya dan memanggil namanya tapi sayangnya matanya enggan untuk terbuka.

Rasa pusing ditambah dengan rasa kantuk yang merajalela membuat mata Achel malas untuk berbuka dan lebih suka menutup matanya.

"Yah pingsan" keluh mereka bersamaan.

"Lo udah nelfon Dhito?" tanya Arnon kepada Tissa dan dijawab dengan anggukan kepala olehnya.

"Udah bang, katanya dia otw kesini" Arnon hanya manggut-manggut mendengarnya.

Setelah itu tak ada percakapan diantara mereka, mereka sibuk dengan urusan mereka masing-masing. Arnon yang tengah membersihkan gelas-gelas dan menaruhnya di tempatnya.

Sedangkan Tissa dan Veacella tengah bermain ponsel sambil menggoyangkan kepalanya mengikuti irama lagu dj yang mengalun.

Tak lama, seseorang datang dengan nafas yang memburu. Orang itu menghampiri Achel dan ketiga manusia yang tengah sibuk dengan dunianya itu.

"Adek gue mana?" tanya Dhito dengan nada khawatir.

"Tuh, pingsan" jawab Tissa dengan enteng.

Dengan sigap Dhito mulai menggendong Achel dengan ala bridal style dan keluar dari club itu setelah ia membayar minuman yang Achel minum tadi.

Achel menjatuhkan tubuhnya di atas kursi samping kemudi. Kemudian dia berlari kecil untuk menuju ke kursi kemudi dan mobil pun berjalan membelah jalan kota yang ramai ini.

Dhito sekali-kali melirik ke arah Achel ketika ia tak sengaja meracau.

Sesampainya di depan rumah, Dhito membunyikan klakson mobil dengan keras dan tak lama datanglah satpam rumah yang membukakan gerbang dengan sedikit berlari.

Setelah gerbang rumah terbuka lebar, Dhito langsung melajukan mobilnya masuk ke dalam pekarangan rumah.

Dia turun dari mobil lalu kembali membopong tubuh Achel masuk ke dalam rumah dan berjalan menuju ke kamarnya.

Dhito membuka pintu kamarnya sedikit kesusahan karena dia tengah menggendong Achel, tapi dengan sedikit berusaha pintu kamarnya pun terbuka lebar.

Dhito menjatuhkan tubuhnya di atas kasur kemudian dia memanggil pelayan untuk menggantikan pakaian Achel yang bau alkohol.

Tak lama kedua pelayan datang ke kamarnya dan Dhito pun keluar dari kamar.

Kedua pelayan itu sontak terkejut ketika mereka mencium alkohol yang begitu menyeruak di pakaian yang majikannya kenakan sekarang.

Akhirnya kedua pelayan itu telah menyelesaikan pekerjaan mereka dan beranjak keluar tapi sebelum itu Dhito menghentikan langkah kedua pelayan itu.

"Ada apa tuan muda?" tanya salah satu pelayan itu.

"Jangan kasih tau masalah Achel sekarang ke siapa-siapa kalo kalian masih ingin kerja disini" kedua pelayan itu meneguk salivanya dengan kasar karena tatapan tajam nan dingin itu dan disetiap kata yang ia lontarkan terdapat kata penekanan yang membuat lawan bicaranya mau tak mau harus mengikuti ucapannya.

Akhirnya mereka mengangguk dan melenggang pergi meninggalkan Dhito yang sekarang tengah berjalan masuk ke dalam kamar Achel.

Dia berjalan menghampiri sang adik dan duduk di tepi ranjang sambil mengelus rambutnya dengan lembut.

"Lagi dan lagi gue gagal jadi abang buat lo dek" lirihnya.

Setelahnya ia keluar dari kamar Achel setelah dia mencium keningnya dengan lembut.

Achelia [ SUDAH TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang