Part 26

6.7K 239 1
                                    

"Ada apa?" cowok itu berbalik dan tersenyum hangat kepada Achel.

"Davin?"

"Iya"

"Ngapain?"

"Mau ngajak kamu jalan jalan"

"Capek Vin"

"Sebentar doang sayang"

"Gak ah males" tolak Achel.

Jujur, Achel masih lelah akibat pergi ke puncak dua hari yang lalu tapi rasa lelah masih ia rasakan sampai sekarang dan tadi dia juga diajak pergi oleh kedua sahabatnya. Dan ini? Davin mengajaknya keluar. Ayolah tubuhnya sekarang butuh istirahat.

"Ayolah, besok kan udah jarang ketemu" Achel mengernyit bingung. Apa maksud dari ucapannya itu?

"Jarang ketemu?" beo Achel.

"Iya, mulai besok aku udah sibuk les buat ikut olimpiade sains" jawabnya.

"Oh gitu" tiba tiba ada tamu yang tak diundang masuk ke dalam percakapan mereka.

"Kalian mau kemana?" tanya Dhito.

"Keluar bang" Dhito hanya manggut manggut mengerti.

"Ya udah bawa ae adek gue, tapi jaga baik baik"

"Boleh nih bang?" tanya Davin.

"Iye"

"Ganti baju sana" suruh Dhito kepada Achel.

Achel hanya menurutinya tak berani membantah, karena kakaknya itu tidak mau ada yang membatahnya.

Kini Achel sudah siap dengan pakaian casualnya. Hanya memakai celana panjang dan kaos pendek dibalut dengan jaket.

Ia menghampiri kepada orangtuanya dan kakaknya yang sedang mengobrol dengan Davin.

"Titip anak saya ya" ucap Refan.

"Siap om" mereka berdua berpamitan kepada Refan dan Reyna lalu keluar dari rumah.

Kali ini Davin membawa mobil tidak seperti biasanya dia membawa motor.  Achel masuk ke dalam mobilnya dan ia pun menjalankan mobilnya dengan kecepatan standar.

Seperti biasanya mereka diam tidak ada yang berbicara. Kedua insan itu sibuk dengan dunianya sendiri, yang satu fokus menyetir dan yang satunya lagi entah sedang memikirkan apa.

Achel menatap keluar jendela, jalanan kali ini sungguh ramai. Pikirannya sedang tidak ada disini, dia melayang entah pergi kemana.

Hari ini Achel bisa bersamanya tapi suatu hari nanti ketika orang yang ia tunggu selama ini kembali, akankah ia bisa seperti ini bersama Davin?

Akankah Davin membencinya kalau dia tau orang yang ia sayangi selama ini adalah orang itu? Achel takut ketika dia mengetahui semuanya, dia akan menjauh darinya dan membencinya.

Semoga saja Davin mengerti dan tidak membencinya, tapi itu sangatlah mustahil. Bayangkan saja ketika kamu memperjuangkan seseorang, ketika kamu menyayangi seseorang dengan tulus tapi yang ada dihatinya bukanlah kamu. Sungguh menyakitkan bukan?

Sia sia kamu berjuang dan percuma saja kamu bertahan bersamanya jika hati saja tidak bisa kamu miliki apalagi dirinya? Menyedihkan.

Jika sudah tau begitu, akankah kamu tetap berjuang kembali sampai hatinya jadi milikmu atau berhenti dan melepaskannya? Melepaskan tak semudah seperti membalikkan buku.

Butuh waktu yang lama untuk melepasnya. Kalau kamu tidak bisa melepasnya berarti kamu tidak diizinkan untuk berhenti, melainkan diizinkan untuk berjuang kembali.

Achelia [ SUDAH TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang