Part 59

599 59 0
                                    

Suara cempreng nan melengking tiba-tiba membangunkannya, mengusik acara tidurnya. Achel menutup telinganya dengan bantal dan menyelimuti tubuhnya sampai ke atas.

"GEEZVANIA ACHELIA SAGARA! BANGUN GAK LO!" teriak Vena dan Tia bersamaan.

Mendengar teriakan dari kedua saudaranya itu membuat telinga Achel memekik. Bayangkan saja, kedua perempuan yang mempunyai suara cempreng itu berteriak kencang sekali.

"Berisik!"

"Heh! Bangun atau kita seret lo!" ancam Vena.

"Ck, udah keluar kalian masih pagi juga"

"Gak, lo harus bangun Achel sayang" Tia menyibak selimut yang menutupi tubuhnya dan menarik tangannya supaya duduk.

Achel yang masih ngantuk dan nyawa yang belum terkumpul hanya menurut walau sebenarnya ia malas.

"Kalian apa-apaan sih?" kesal Achel.

"Sekarang, lo cuci muka terus turun abis itu kita sepedaan bareng-bareng" ujar Vena.

"Gue gak ikut, kalian aja deh lagipula ini dingin banget"

"Gak! Pokoknya lo harus ikut kita, gak nerima penolakan!" paksa Tia.

Dengan terpaksa, Achel beranjak dari tempat tidurnya dan pergi ke kamar mandi untuk sekedar cuci muka.

Achel turun menuju ke ruang tamu tempat dimana para saudaranya berkumpul. Nampak mereka tengah duduk di shofa ruang tamu sambil mengobrol.

"Pagi!" sapa Achel membuat mereka mengalihkan pandangan ke arahnya.

"Pagi juga" balas mereka.

"Ayo kita sepedean!" ajak Rena.

Mereka pun berpamitan kepada sekeluarga, setelah itu mereka keluar dari rumah dan mulai menaiki sepeda masing masing yang telah disiapkan.

"Cewek-cewek depan, cowok-cowok belakang" titah Dhito dan diangguki oleh yang lain.

Achel, Tia, Rena serta Vena berjalan di depan sedangkan Dhito , Vernon, Vando, dan yang lainnya berada di belakang.

Dalam perjalanan, mereka bersenandung ria sesekali tertawa bersama mendengar lelucon dari Vena ataupun Tia.

Sedangkan Achel, ia termenung ketika melintasi jalan ini. Bayangan tentangnya melintas di pikirannya.

Ya, bayangan tentang dia yang sekarang masih ia nanti kedatangannya.

Dulu, setelah hampir tiga tahun Achel menantinya akhirnya ia pindah. Bukan pindah kota melainkan pindah ke negara orang lain.

Tentu saja bukan bersama orangtua serta kakaknya, melainkan bersama kakek dan neneknya. Dan tahun kemarin ia kembali kesini. Tepatnya setelah lulus dari SMP, ia kembali kesini karena perintah dari kakek neneknya.

Tak lama mereka berhenti di sebuah taman, taman yang bersejarah baginya. Sebuah tempat yang mempertemukannya dengannya dengan tidak sengaja atau mungkin dengan sengaja yang diatur oleh tuhan.

Matanya menelisik tempat ini, tak ada yang berubah dari tempat ini. Masih sama seperti dulu.

"Kita lari keliling taman ini" mereka menatap Dhito yang tengah menatap ke arah taman.

"Gak ada bantahan" mereka menghembuskan nafas pasrah, hanya para cewek yang menghembuskan nafas pasrah sedangkan para cowok mereka tampak biasa saja.

Mereka turun dari sepeda dan mulai berlari mengitari taman yang sangat luas ini. Banyak pasang mata menatap mereka dan mereka mulai berbisik ria.

"Huwaaa pagi-pagi udah dikasih yang cakep-cakep"

Achelia [ SUDAH TERBIT ]Where stories live. Discover now