1 - Radio Sekolah

168 19 14
                                    

Seperti biasa, sebuah komplek sekolah elit di Tokyo diramaikan oleh para murid yang baru saja keluar berbondong-bondong dari kelas mereka. Bel istirahat berbunyi beberapa menit lalu. 

"Yo, teman-teman!" Suara seseorang menggema dari mic ke penjuru sekolah. "Konnichiwa! Kembali lagi dengan KENN, di acara favorit kita semua..."

"Hei, itu Ken'ichiro-senpai, bukan?"

Teriakan histeris para siswi memenuhi kelas 1-B. Beberapa dari mereka berusaha mendiamkan kelompok gadis lain yang masih asyik menggosip. Sementara anak laki-laki penghuni kelas hanya menatap datar ke arah beberapa kelompok gadis tersebut.

Yah, si ketua OSIS baru yang bernama lengkap Ken'ichiro Ohashi itu dikenal sebagai salah satu penyiar di radio sekolah. Walau baru satu tahun resmi menjabat, ia berhasil membuat siswi di beberapa kelas dalam sekolah itu menyimpan perasaan padanya.

Termasuk satu gadis yang terdiam di pojok perpustakaan. Buru-buru menyembunyikan muka merahnya di balik buku novel yang sedang dibacanya.

"K-kakkoi…"

"Ha!" Sebuah tepukan menghampiri bahu gadis itu, alhasil ia terkejut dan menjatuhkan bukunya.

"Tumben, serius amat!" Suara ringan itu sukses membuat bibir gadis yang dikenal dengan nama (L/N) (F/N) itu mengerucut.

"Ih, jerapah satu ini, ganggu aja!" Ucapnya menggerutu. Tangannya sibuk membolak-balik halaman novel. Sementara anak laki-laki berkacamata yang tadi menjahili si gadis hanya meremas pinggir meja. 

"Yah, kacang."

Walau dikenal sebagai gadis pemalu, ketika bersama teman sekelasnya ini, (F/N) bisa berubah seratus delapan puluh derajat. Cowok yang dikenal sebagai Eguchi Takuya itu satu-satunya yang termasuk dalam daftar orang yang akrab dengan (F/N) selain keluarga.

Terdengar suara gesekan kertas di lantai saat anak itu menggerakkan kaki. "Eh, foto apa, nih?"

(F/N) buru-buru menutup bukunya, berusaha meraih foto yang dimaksud

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.


(F/N) buru-buru menutup bukunya, berusaha meraih foto yang dimaksud. Namun sayang, ia kalah cepat. Foto itu sudah ada di tangan Takuya.

"Wah, ini kan, foto kaichou!" seru Takuya, "bagaimana bisa foto ini ada pada--"

"Takuya-kun!" jerit (F/N) tertahan. Tangannya berusaha menyambar foto itu, namun dengan cepat foto itu diangkat ke atas. "Kembalikan!"

"Weq, gamau," balas Takuya jahil, "ternyata cewek paling nggak menonjol di sekolah ini juga ngefans sama kaichou baru itu? Hwahahaha!"

Tatapan tajam penjaga perpustakaan mendiamkan Takuya dan (F/N) yang sejak tadi ribut. "M-maaf, sensei…"

Melihat Takuya yang lengah, diam-diam (F/N) meraih foto itu kembali. Namun ternyata lagi-lagi ia gagal. 

"Eits! Tak semudah itu ya, Fernanda!" Takuya menyembunyikan foto itu dibalik punggung.

Siapa lagi itu Fernanda? Batin (F/N) mengoceh.

Takuya menarik (F/N) ke tempat yang agak sepi di perpustakaan tersebut.

"Jawab dulu, dari mana kau dapat foto ini?"

(F/N) menyilangkan lengan di depan dada. "Hmm, bilang ga ya?"

"Oh? Jelas harus, dong. Kalau tidak…" tangan Takuya bergerak seperti akan menyobek foto tersebut.

"Huaa--"

"Shh!"

Suara (F/N) mengecil seketika begitu telunjuk Takuya hampir mendarat di depan bibirnya.

"Iya, iya, maaf."

"Nah, gitu, dong. Sekarang, aku tanya lagi, dari mana kau dapat foto ini?"

"Potret sendiri."

"Wow," ujar Takuya sok dramatis, "kapan? Perasaan kaichou itu susah ditemukan sendirian deh. Dikelilingi cewek terus!"

Raut muka Takuya berubah masam saat ia mengucapkan kalimat terakhir. Membuat (F/N) hampir terkikik, namun ditahan.

"Sabar, sabar…" ujar (F/N) sambil menepuk lengan Takuya sambil tersenyum tipis, hampir menertawakan nasib Takuya yang jomblo satu semester. Alasan klasik para siswi sih, "kamu terlalu baik buat aku."

"Diam! Aku robek nih foto--"

"J-jangan! I-iya, deh, aku cerita lagi!" bisik (F/N) sebelum Takuya benar-benar menyobek foto tersebut. Sebelumnya ia sudah melirik sekeliling, memastikan tidak ada orang yang bisa mencuri dengar percakapan mereka.

"Oke." Takuya menepukkan foto polaroid sang ketua OSIS di jidat (F/N).

(F/N) bersungut-sungut. Sakit, tahu!

"Nah, jadi," (F/N) menyingkirkan novelnya, "kemarin itu…"

"Yak, kurasa siaran kali ini sampai di sini dulu. Sampai jumpa minggu depan!

Bel tanda waktu istirahat berakhir berdering keras sesaat setelah siaran radio sekolah berakhir. (F/N) diam-diam menggembungkan pipi, hampir menangis.

Habis, kan!

"Hiks," (F/N) berdiri, meninggalkan novelnya begitu saja di meja, menabrak Takuya dengan sengaja keluar perpustakaan. "Takuya-kun jahat!"

📔📔📔

Sementara itu, lagu penutup terputar di radio. Dalam ruang siaran si ketua OSIS melepaskan headphone-nya, bergegas keluar dari ruangan tersebut setelah berpamitan kepada beberapa orang yang membantu jalannya siaran barusan. Di tengah jalan, seperti biasa ia dikelilingi banyak siswi yang meminta tanda tangan maupun yang hanya ingin melihatnya dari dekat. 

Uh, sesaknya! dalam hati, Ken'ichiro sibuk ngedumel. Tentu saja, matahari yang sedang panas-panasnya, ditambah dengan kerumunan yang tiba-tiba muncul sedikit membuat kepala pusing. Alhasil mood juga ikut menurun. Namun ia tidak boleh menunjukkan hal ini pada segenap fans yang memikirkannya siang malam. Akhirnya ia hanya melempar senyum tipis. Hal kecil seperti itu sudah cukup untuk membuat para siswi yang berkerumun itu tidak bisa tidur.

"A-ano… kalian pasti sudah dengar suara bel tadi, kan? Sudah saatnya masuk ke kelas," ujar Ken'ichiro lembut, menenangkan kerumunan siswi yang akhirnya memberi ia jalan. "Kalian juga segera pergi ke kelas masing-masing, oke? Sensei pasti sudah menunggu di sana. Kasihan, kan? Kalau begitu, aku juga pergi dulu. Mata ne?"

Akhirnya Ken'ichiro bisa bernafas lega sekarang. Kerumunan siswi perlahan menjauh. Seruan penyemangat dan sejenisnya bersahut-sahutan dilempar oleh para siswi tersebut. 

Di sisi lain, (F/N) harus menghentikan langkahnya diakibatkan oleh kerumunan siswi yang baru saja membubarkan diri. Ia bersusah payah melewati koridor agar tidak terlambat ke kelas dan mendapat hukuman. Namun, siapa sangka (F/N) malah harus berdiri di tempat itu sedikit lebih lama.

Karena kini sang ketua OSIS tengah melirik ke arah muka sembabnya!

Kaichou! [KENN x Reader] ✔Où les histoires vivent. Découvrez maintenant