5 - Pesan Aneh

64 16 25
                                    

Alarm terus berdering di kamar (F/N) pada pagi buta. Di tengah kegelapan, tangan gadis itu meraba nakas dan menyambar ponselnya yang tengah di-charge. Berusaha menghentikan dering alarm yang dianggapnya mengganggu.

"Huh, beginilah nasib jomblo," keluh (F/N) yang baru bangkit dari kasur, menatap layar ponselnya sambil mengerucutkan bibir. "Waktu mengaktifkan ponsel pagi-pagi, yang dilihat cuma notifikasi baterai penuh!"

(F/N) menghela napas. "Yah gimana lagi. Eh, tumben aku pasang alarm terlalu awal begini. Ulangan juga tidak ada… hah!"

Mata (F/N) terbelalak, seketika bangkit, memakai sendal indoor, lalu berlari kecil ke arah dapur.

"Ousama bento! Ousama bento!"

Masih dengan piyama, (F/N) menghambur ke dapur, berhenti sejenak di pintu karena tersengal. Setelah beberapa menit, ia mulai mengeluarkan beberapa isi kulkas dan lemari.

"Syukurlah bahannya lengkap," (F/N) menghela napas lega. Ia mengikat rambutnya asal, lalu mulai mempersiapkan bento.

"Ah, kemarin bentuk pitanya itu bagaimana, sih?" (F/N) menggaruk belakang kepalanya. Meja dapur kini dipenuhi dengan sisa guntingan nori dan alat-alat yang berserakan. Lalu lanjut membentuk pita untuk hiasan nasi berbentuk boneka puding kuning di dalam kotak.

"Tinggal beri mata dan mulut di sini, dan selesai!" (F/N) mengulas senyum lalu menyeka keringatnya. Ditutupnya kotak bekal dan dibungkus dengan kain kuning pucat. Setelah itu ia membereskan semua alat dan sisa bahan yang sudah digunakan.

"Oh! Tumben sudah di dapur pagi-pagi begini," terdengar suara dari depan pintu dapur.

"Ibu?" (F/N) mengangkat kepala.

"Hmm, dilihat dari keadaan meja dapur sekarang," celetuk ibunya, "pasti bento yang kau buat itu untuk seseorang."

Jleb!

"Jangan-jangan buat temanmu yang tinggi itu, ya?"

Bukan, Bu… (F/N) merasa ingin merengut. "A-aanu, itu buat…" otaknya mulai mengarang jawaban, "janjian makan bareng temen!"

"Oh, jadi kalian janjian mau makan bersama ya? Fufu… jangan lupa bereskan semuanya setelah selesai, ya."

"Bukan begitu, Bu." balas (F/N) sambil mengikat kain pembungkus kotak bekal. Namun sang ibu tidak menghiraukan perkataannya dan kembali meninggalkan dapur.

"Yah," (F/N) menghela napas, "kenapa harus si jerapah itu lagi, coba?"

(F/N) terduduk di kursi, ia melipat lengan di dekat kotak bekal itu. Kelopak matanya kembali terasa berat. Perlahan ia jatuh dalam tidur yang nyenyak di tengah sunyinya dapur. Pekerjaan di klub memasak kemarin benar-benar menguras tenaganya hingga ia tidak mendapatkan cukup tidur di malam hari.

📔📔📔

"Kyaa! Aku terlambat!"

Kedua orang tua (F/N) hanya bisa geleng-geleng kepala melihat kelakuan anaknya.

"(F/N)-chan, hati-hati! Semua sudah masuk tas, kan? Bekalmu?"

"I-iya, Bu! Sudah kumasukkan ke dalam tas! Aku pergi dulu, ya!" (F/N) menyambar kotak yang terbungkus kain kuning pucat di meja, lalu menggigit roti panggang yang ia temukan di piring.

Panas! batin (F/N). Namun ia masih menahan roti itu di mulutnya. Ia segera memakai sepatu lalu menghampiri sepedanya di dekat pintu sebelum benar-benar jauh.

"Roti itu kan baru keluar dari oven," lirih sang ayah. "Kuat juga anak itu memakannya langsung."

Sesampainya di sekolah, sepeda (F/N) menerobos pintu gerbang yang hampir menutup sempurna sebelum mendapat teguran dari satpam yang berjaga. Ia berlari ke ruang loker begitu selesai memarkirkan sepeda, lalu segera berganti alas kaki. Dilahapnya roti tadi hingga habis.

"Eh? Apa ini?" Secarik kertas tampak disembunyikan di dalam loker gadis itu. "Surat?"

"... Datanglah ke tangga menuju atap sekolah pada jam istirahat nanti! P. S. Bawa kotak bekalnya juga.

-tidak usah mencari tahu siapa yang mengirim pesan ini."

Pikiran gadis itu langsung tertuju pada satu orang. Namun ia segera menggelengkan kepala saat melirik jam tangannya yang terlihat saat lengan bajunya sedikit turun.

"Ah, guru homeroom sebentar lagi tiba!" desis (F/N). Disimpannya kertas itu ke saku seragam sebelum ia berlari dengan langkah panjang ke kelas.


Kaichou! [KENN x Reader] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang