7 - Ruang Kosong (1)

66 16 12
                                    

Beberapa hari kemudian, (F/N) mendapati kelasnya sudah ribut pagi-pagi sekali.

"Eh, sudah dengar preview lagu ini, belum?"

Pertanyaan itu muncul dari sekelompok gadis yang tengah mengobrol dari bangku masing-masing. Beberapa dari mereka mengeluarkan ponsel dari tas, memutarkan sebuah lagu.

"Ah, sepertinya pernah dengar," gumam (F/N) sambil menarik kursinya, menggantungkan tas pada sandaran kursi. Diam-diam menikmati alunan lagu dari ponsel teman sekelasnya itu.

"Kaichou di sini manis sekali, ya," komentar gadis lain, mendekati siswi pemilik ponsel yang duduk di bangku deret paling depan. "Lihat, tuh, dapat seribu like!"

"Un," sahut yang lain, "padahal baru upload semalam."

Siswi lain yang baru tiba pun ikut bergabung dan mengobrol tentang lagu lain. 

Selain sebagai ketua OSIS Yotsuba Gakuen dan penyiar radio sekolah, akhir-akhir ini Ken'ichiro dikenal juga karena sempat meng-cover beberapa lagu yang trending di radio lain.

Setidaknya itu yang (F/N) dengar dari Ken'ichiro dalam kunjungannya ke ruang rahasia dekat tangga menuju atap itu akhir-akhir ini.

📔📔📔

"Selain tempat istirahat, ruangan ini juga biasa kutempati setiap meng-cover lagu."

(F/N) mengangguk. Ia melirik salah satu sudut ruangan dekat tumpukan kursi rusak. Terdapat piano kecil.

"Oh, dan aku baru saja selesai menyanyikan lagu ini kemarin," lanjut Ken'ichiro yang memasang colokan earphone pada ponselnya.

"Bagaimana menurutmu, adik kecil?"

(F/N) mulai memasang earphone pada kedua telinga, sementara itu reff sebuah lagu mulai diputar dari ponsel di meja.

"Bagaimana?"

Kali ini Ken'ichiro terpaksa menggerakkan tangan di depan mata (F/N).

"Eh? Ehhh?" (F/N) tersentak, "a-aa… bagus, kok, kaicho--"

"Hmm?"

"Maksudku, KENN-nii…"

"Nah," Ken'ichiro memasang senyum tipis, "terima kasih."

Sejak hari itu, aku tidak pernah bisa bicara lancar dengan orang ini, batin (F/N) seraya mengelus dagu.

"Yosh," kedua earphone di telinga (F/N) pun terlepas, "cukup sampai situ saja."

Yah… padahal baru sedikit!

"Kau tidak dengar kalau aku sudah dipanggil? Sebentar lagi kan, siaran radio sekolah dimulai. Dengar saja sampai selesai di situ."

Merasa tidak ada hal penting lagi, (F/N) pun melangkah keluar dari ruang itu lalu menutupnya rapat-rapat sebelum benar-benar menjauh sambil membawa kembali kotak bekal yang ia bawa dulu.  Telah kembali terisi dengan sekumpulan kue kering.

📔📔📔

Mengingat hal itu, senyum tipis kembali muncul di wajah (F/N). Ia mulai mengetukkan jarinya pada meja mengikuti lagu dari ponsel teman sekelasnya.

"O~ ha~ you~!"

Takuya melambaikan tangan pada (F/N) saat melewati pintu kelas. Ia pun duduk dan menggantungkan tasnya pada sandaran kursi.

"Hmm... Hai, jerapah," gadis berambut (h/l) itu menoleh pada bangku sahabatnya seraya menyingkirkan beberapa helai rambut yang menutupi pandangan.

"Sepertinya hari ini ada yang sedang bahagia," sahut Takuya, menarik kacamatanya untuk dibersihkan sejenak.

"Yah, begitu, deh," ujar (F/N) yang kini kembali tersenyum lebar. "Soalnya kemarin aku bisa bicara sedikit lebih lama dengan kakak kelas!"

(F/N) mulai menceritakan beberapa pengalamannya di ruang dekat tangga itu akhir-akhir ini.

"Wah, bagus, dong," timpal si tinggi itu, "sudah ada kemajuan, berarti."

"Sepertinya," ujar (F/N), "tapi masih belum lancar betul!"

"Begitu, ya...." Takuya mulai bertopang dagu di meja, seolah-olah sedang memikirkan sesuatu. "Kalau ini sih, benar-benar (F/N)-chan banget, ya."

"Hiks." Kini gadis itu mengubah suaranya seakan mau menangis, "aku harus bagaimana?"

"Aku sarankan sih (F/N)-chan harus--"

"Sst, Eguchin!" Potong sebuah suara dari depan, "sensei datang!"

Seluruh murid berdiri memberi salam pada guru yang memasuki kelas, menyisakan kalimat Takuya yang masih tergantung.

Pelajaran hari itu diakhiri dengan pemberian beberapa PR oleh guru. Bel istirahat berbunyi tepat setelah para murid kembali berdiri memberi salam. (F/N) langsung menarik tasnya, menarik sekotak bento dan bersiap untuk pergi dari kelas.

"Ehm," celetuk Takuya, "ganbatte."

(F/N) membalasnya dengan senyum tipis dan acungan jempol sebelum benar-benar menjauh dari pintu kelas, menuju pintu dekat tangga yang mengarah ke atap.

Tak seperti biasanya, ia menemukan pintu itu sedikit terbuka.

"Eh? KENN-nii?"

Kaichou! [KENN x Reader] ✔Where stories live. Discover now