9 - Pieces (1)

54 13 15
                                    

Tepat di pintu kelas 1-B, Takuya menatap tajam kearah sekumpulan siswi yang menahan (F/N) dari balik kacamatanya.

"Lepaskan temanku!" serunya.

"Heh," balas salah satu siswi yang menahan tangan (F/N), "kau masih kelas satu. Jangan ikut campur urusan kami!"

"Oh? Atau jangan-jangan anak ini senior yang menyamar jadi anak kelas satu?" timpal gadis lain. Matanya memperhatikan dua garis hijau pada dasi Takuya. Sementara itu salah satu sudut bibirnya terangkat, tampak menjengkelkan.

"Yuk kabur!" Gadis yang menahan tangan (F/N) memberi aba-aba, lari menarik (F/N) lebih dulu. Kemudian disusul siswi yang lain. Takuya mengepalkan tangannya di balik punggung, lalu berusaha mengejar sekumpulan siswi senior itu.

"Cih, aku telat!" Takuya menggerutu. Ia mengejar sekumpulan siswi itu, mencari tahu ke mana sahabatnya itu dibawa pergi.

Sampailah Takuya di halaman kosong, agak jauh dari gedung sekolah. ia menjaga jarak dan berdiam diri dibalik pohon yang ada. Mengawasi (F/N) dari kejauhan.

Sementara itu (F/N) tengah dikelilingi siswi senior itu di salah satu sudut pagar sekolah yang cukup tinggi. para senior itu tengah mendorong lalu memojokkan (F/N) di sana.

"Ayo jawab!" hardik salah satu dari para siswi tersebut, "kau yang mengantarkan bekal pada kaichou, kan?"

(F/N) gemetar. kepalanya terus menggeleng. "B-bukan aku!"

"Jangan mengelak," ujar yang lain, "jawab saja yang jujur."

Salah satu siswi menunjukkan sehelai kain kuning pucat yang dikenal (F/N).

Mu-mungkinkah... KENN-nii yang menjatuhkan kain itu?

Mulut (F/N) menganga, matanya terpaku pada kain pembungkus bekalnya tempo hari di tangan salah satu siswi senior itu.

"Kami juga selalu membuatkan bekal untuknya," gadis lain menimpali, "tapi, kenapa hanya punyamu yang dimakan?"

"Kau campurkan apa, sih, dalam bekalmu itu?"

Suara tamparan keras yang muncul membuat kaki Takuya bergerak selangkah. Ini keterlaluan!

"Hei, kalian!"

Takuya terkejut. Ia merasa belum melakukan apa-apa.

"Kalian sedang apa di sini?" Nada suara itu terdengar dingin. "Bukannya kalian juga harusnya ikut rapat di ruang OSIS, heh?"

"K-kaichou?!"

"Cih, kalian pikir untuk apa aku jalan sampai kemari, hah?"

Tampak Ken'ichiro berdiri di hadapan para siswi itu, melipat lengan di depan dada.

Takuya dari balik pohon seakan dapat melihat bongkahan es muncul di sekelilingnya.

"Sebentar lagi kan, bunkasai akan dilaksanakan! Kalau kalian lengah sedikit, semuanya bakal kacau, tahu! Sia-sia saja aku memikirkan semuanya."

Melihat para siswi senior yang terpaku karena tengah diceramahi habis-habisan, (F/N) langsung bersembunyi di balik salah satu anak berbadan paling tinggi di antara sekumpulan siswi itu, menginjak rerumputan pelan-pelan untuk kabur.

J-jangan sampai terlihat... tetap tenang...

(F/N) beberapa kali menggeleng, menolak sejumlah ingatan masa lalu yang tiba-tiba muncul di kepalanya. Ia juga menahan napas selama mengendap-endap, takut napasnya akan terdengar.

Beberapa saat kemudian, terdengar suara bel tanda waktu istirahat berakhir.

"Kutunggu kalian setelah bel pulang sekolah berbunyi," lanjut Ken'ichiro dingin. Seluruh siswi senior itu tertunduk, pergi ke kelas masing-masing.

"Hei, ikut aku."

Sepatu (F/N) tiba-tiba bergesekan dengan rumput.

"KENN-nii?"

"Sepertinya kau tidak baik-baik saja. Sebaiknya tidak usah ikut belajar dulu--"

"Aku tidak apa-apa!"

(F/N) menyadari tangannya yang gemetaran, ia langsung menyembunyikannya dibalik punggung.

"A-aaku akan segera ke kelas! Pasti aku sudah terlambat. Aku permisi dulu!"

"Tidak."

(F/N) kembali terhenti. Salah satu lengan seragamnya ditahan oleh Ken'ichiro.

"Kau harus ke UKS sekarang. Biar aku yang mintakan izin ke sensei!"

Sebelum sempat bicara lagi, tangan (F/N) langsung ditarik oleh Ken'ichiro, membuatnya mengikuti langkah pemuda itu sepanjang jalan.

Sementara itu, Takuya mengikuti mereka setelah sebelumnya mengambilkan tas (F/N) dari kelas.

📔📔📔

Di dalam UKS, (F/N) sedang terbaring. Walau matanya terpejam, ia sama sekali tidak tidur. Air mata terus menetes membasahi pipinya. Bibir bawahnya pun sesekali ia gigit.

Sementara itu, Ken'ichiro yang baru saja kembali dari rapat persiapan bunkasai duduk di samping ranjang (F/N). Sesekali melirik gadis itu dari balik buku yang ia tengah baca.

Ken'ichiro tidak benar-benar membaca buku yang dipegangnya. Ia terus memperhatikan (F/N). Pikirannya memutar kembali memori ke hari saat ia pertama kali berhadapan dengan gadis itu.

Kenapa kau tidak pernah lancar bicara denganku, adik kecil?

"Ne," lirih Ken'ichiro, "maafkan aku."

Tangannya mulai tergerak menuju rambut (F/N) yang sedikit menutupi wajah, bermaksud merapikannya.

Tapi, terganggu oleh ketukan seseorang pada pintu.

"Senpai, boleh aku masuk?"

📔📔📔


A/N : Makasih banyak buat yang udah baca sampe sini (・∀・)

Note : chapter ini tyda diedit.

Kaichou! [KENN x Reader] ✔Where stories live. Discover now