10 - Pieces (2)

46 14 2
                                    

"Ya, silakan."

Tampaklah anak berkacamata dari celah kain pembatas, menenteng tas. "Aku sudah bilang pada sensei kalau (F/N)-chan sakit dan aku juga diizinkan untuk menjaga (F/N)-chan."

Ken'ichiro menyimpan buku yang selesai dibacanya ke dalam tas.

"Ah, dia mulai baik-baik saja, ya," gumam Takuya, menghela napas lega saat menatap (F/N).

"Oh, kau... teman gadis itu, kan?"

"Ya?"

"Boleh kita... bicara sebentar?"

Takuya awalnya menatap Ken'ichiro tidak percaya, namun pada akhirnya ia mengiyakan keinginan ketua OSIS itu.

"Kita bicara di luar saja," ujar Ken'ichiro yang mendongak untuk bisa melihat wajah Takuya, lalu sesaat menatap (F/N) yang akhirnya tertidur.

Ken'ichiro membawa Takuya tak jauh dari pintu ruang UKS.

"Sebenarnya, apa yang terjadi pada (L/N)-san?"

📔📔📔

Langit senja yang menaungi taman itu  baru akan menggelap saat Takuya kecil kegirangan di jalan pulang, merayakan kemenangannya dalam pertandingan basket melawan beberapa anak dari kompleks perumahan tetangga. Langkahnya terhenti saat suara tangisan menghampiri telinganya samar-samar.

"Eh? Betulan ada orang. Kau kenapa?"

Takuya berlutut melirik gadis berambut (h/c) yang terduduk di rerumputan, menyembunyikan muka di balik lengannya.

"H-hah?"

Gadis itu terkejut menyadari kehadiran Takuya, langsung menarik dirinya mundur.

"K-kamu siapa?"

"Tidak perlu takut, aku tidak jahat, kok...," ujar Takuya menggeleng, menyodorkan tangan pada gadis itu. "Salam kenal! Aku Eguchi Takuya!"

Aneh. Gadis kecil berambut (h/l) itu hanya menatap datar ke arah tangan Takuya. Tidak tergerak untuk menyambutnya.

"(L/N) (F/N). S-salam kenal..."

Melihat respon (F/N), Takuya akhirnya menarik kembali tangannya.

"Kau tipe yang pemalu, ya?"

(F/N) menggeleng pelan, semakin memeluk lututnya.

"Hmm, baiklah..." Takuya memasang senyum tipis, berusaha membuat (F/N) nyaman dengan keberadaannya. "Oh, hei, besok kan hari sabtu..."

(F/N) mengangkat kepala, menatap pemuda berkacamata itu.

"Kalau ada waktu, mau tidak, datang ke rumahku?"

"Eh?"

Takuya memperbaiki letak kacamatanya. "A-aku mau mengajakmu makan malam! Oh iya, apa kau suka kari?"

"Hmm..." (F/N) tidak menjawab. Namun dari air mukanya, Takuya dapat menerka maksud gadis itu yang sepertinya berniat untuk mencoba makanan favoritnya.

"Kuanggap kau setuju!" Takuya menjentikkan jari. "Rumahku di sekitar sana." Ia menunjuk ke salah satu deret rumah di jalan sekitar mereka. "Aku sangat mudah ditemukan! Lihat saja, kalau kau lihat aku melambaikan tangan di depan salah satu rumah di sana itu, berarti kau sudah sampai!"

"Un," sahut (F/N), bangkit dari tempat duduknya, lalu berbalik.

"Dah, Eguchi--"

"Panggil aku Takuya saja."

"Eh?" (F/N) menunduk, "y-ya, Takuya-kun."

"Nah, gitu... Oi, kau mau ke mana?"

(F/N) tidak menjawab, malah terus berlari meninggalkan Takuya sendirian di perempatan jalan itu.

📔📔📔

"Osananajimi ka...," ujar si ketua OSIS yang mengangguk paham.

Takuya mengiyakan. "Sebenarnya sejak SMP, sih. Hanya saja aku baru tahu hari itu kalau ternyata rumah kami tidak begitu jauh. Saat masuk sekolah ini pun, kami masuk ke kelas yang sama."

"Lalu, sejak saat itu, kau selalu ada di dekatnya, ya."

"Begitulah," sahut Takuya, "ibunya bilang, baru aku yang berhasil jadi teman dekatnya. Karena..."

Ken'ichiro mengangkat kepala. "Apa?"

"(F/N)-chan... pernah mengalami gejala awal kecemasan sosial."

"Apa--"

"Ano, permisi," tiba-tiba terdengar sebuah suara dari pintu UKS, "apa kalian yang tadi membawa (L/N)-san dari kelas 1-B?"

Takuya dan Ken'ichiro menjawab bersamaan, "ya?"

"(L/N)-san sudah bangun," ujar guru yang menjaga ruang UKS tersebut.

Sementara itu, (F/N) kini duduk di kasurnya, menatap kosong ke sekeliling ruangan. Tangannya meremas ujung selimut, lalu ia bersandar pada dinding.

"Hiks..." (F/N) menyeka air matanya dengan lengan baju.

"(F/N)-chan!"

"Eh, Takuya-kun," sahut (F/N), mengelus pipinya sedikit. "Aku.. a-aku tidak apa-apa, kok."

"Apanya yang tidak apa-apa?" sangkal Takuya cemas. "Pipimu sudah tidak sakit lagi, kan?"

"Yah, baikan, sih," sahut (F/N). "Ngomong-ngomong kaichou mana? Aku mau bilang terima kasih--"

"Terima kasih kembali!"

Tampaklah Ken'ichiro berdiri dekat kain pembatas, melipat lengan di depan dada sambil melempar senyum tipis ke arahnya.

Kaichou! [KENN x Reader] ✔Where stories live. Discover now