⚠ Mature content will be warned! ⚠
Tradisi kerajaan dalam memilih pengantin untuk para pangerannya yang cukup rumit.
Song Mingi, putera mahkota kerajaan Príor yang harus menjalankan simulasi pernikahan bersama calon pengantin pilihan Ratu -ibunya ka...
Mata si pemilik nama melebar terkejut, Jeong Yunho? Dirinya? Ah, tidak mungkin. Pasti ada kandidat lain dengan nama yang sama dengannya.
Yunho memutar tubuhnya pelan, ingin memastikan sesuatu. Dan alangkah terkejutnya ia saat menemukan pandangan Mingi yang langsung tertuju padanya.
Pandangannya beralih ke arah ibunya, wanita paruh baya itu tampak biasa saja dan tenang seperti ia sudah tahu ini akan terjadi.
"I-ibu?"
Madam Jung menoleh, mengernyitkan dahinya tak suka saat melihat wajah bingung Yunho. Wanita yang menjabat sebagai kepala pelayan itu menggerakkan bibirnya pelan.
"Nanti ibu jelaskan."
Setelah itu, Yunho memindahkan fokusnya ke arah Mingi di ujung sana yang tengah menyeringai tajam. Ia sama sekali tak tahu menahu tentang dirinya yang dipilih menjadi salah satu kandidat pengantin.
Namun melihat ibunya yang menyuruhnya keluar dengan suara bisikan, Yunho memilih keluar dari ruang makan itu dengan ratusan tanda tanya.
Setelah keluar dari ruang makan, Yunho dapat mendengar suara tawa bahagia dari dalam sana. Apa hanya dirinya yang bodoh disini?
Baru saja ingin beranjak meninggalkan pintu ruang makan, tiba tiba pintu kayu berukuran besar itu terbuka dari dalam.
"P-pangeran Mingi?"
Pintu ditutup kembali setelah sang pangeran keluar. Putera mahkota Príor itu masih diam, menatap selidik pada lelaki bermarga Jeong tersebut.
Matanya bergerak dari bawah ke atas lalu atas ke bawah. Hingga beberapa detik kemudian, bibirnya berucap,
"Ah, benar kata ayah. Kau tidak sesuai harapanku."
Lalu sang pangeran berlalu begitu saja, meninggalkan Yunho dengan tanda tanya baru.
Butuh beberapa detik untuk Yunho memproses kalimat Mingi, setelah berhasil mencerna maksud ucapan sang pangeran, Yunho memekik kesal.
Matanya memicing tajam menatap punggung sang pangeran di depan sana.
"Kalau kau mau tahu, kau juga tidak sesuai harapanku! Dasar pangeran jelek!"
Setelah berkata seperti itu, Yunho melangkahkan kakinya meninggalkan tempat itu dengan hentakan kesal di setiap langkahnya.
Mingi berbalik, menatap pada sosok bersurai biru muda itu. Melihat cara berjalannya yang dihentak kesal dan bibir yang bergumam –yang Mingi yakini tengah mengumpati dirinya.
Kekehan kecil lolos begitu saja dari bibir sang pangeran, "Menarik."
¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.
"Yunho, ayo ikut ibu."
Lelaki berusia 23 tahun itu menoleh saat mendengar suara panggilan ibunya. Ia buru buru menutup buku tugas dan juga laptop miliknya.
