Prince's Bride 18

3.6K 444 109
                                    

Mingi tidak kembali malam itu, begitu juga dengan malam malam selanjutnya. Eric bahkan sibuk menanyakan kenapa Mingi tak pernah tidur bersama mereka lagi, namun Yunho hanya bisa menjawabnya dengan gelengan pelan karena ia juga tidak tahu.

Lelaki berstatus putera mahkota itu selalu datang ke lapangan, tapi tak pernah menyapa Yunho—Mingi hanya menyapa pasangan kerajaan yang lain jika bertemu. Yunho bahkan sudah bertanya pada Pak Kim tetapi lelaki paruh baya itu hanya menggeleng dan berkata,

"Yang Mulia tidak mengizinkan saya untuk memberitahu Anda, mama."

Jujur, beberapa malam terakhir Yunho menghabiskan sebagian besar waktunya hanya untuk melamun—ditegur beberapa kali oleh Seonghwa. Merasa bersalah, itulah yang ia rasakan.

Ia tidak pernah merasa menyesal telah dipilih, bahkan bisa dibilang ia sangat senang dan bersyukur, namun karena malam itu suasana hatinya sedang panas—ya begitulah.

Besok adalah hari terakhir kegiatan itu berlangsung, namun Yunho masih belum berbicara bahkan bertemu Mingi. Rencananya hari ini ia akan menghampiri lelaki itu duluan dan meminta maaf karena ia sudah keterlaluan.

"Paman, tolong beritahu aku Mingi tinggal di mana. Ku mohon," Ucapnya dengan nada memohon pada Pak Kim.

Pak Kim menghela nafasnya berat, mulutnya gatal sekali ingin memberitahu Yunho bahwa selama ini Mingi hanya tinggal di lantai hotel yang berbeda dengannya, namun ia memilih menggeleng.

"Tidak bisa, mama. Maafkan saya."

Alasan kenapa Yunho sama sekali tidak tahu adalah karena Mingi sudah duluan berangkat dari pasangan kerajaan yang lain, sehingga tidak ada yang tahu di mana lelaki itu menetap—apalagi kamarnya yang berada di lantai bawah.

"Paman, kumohon. Aku benar benar perlu berbicara dengannya," Kata Yunho. Wajahnya sudah memelas seakan akan Pak Kim adalah salah satu petunjuk yang ia miliki.

"Kalau begitu, hampiri Yang Mulia di sini saja, mama."

Yunho mengerucutkan bibirnya sedih, "Aku sudah mencobanya, ia bahkan tidak melirikku sama sekali. Tolong aku ya, paman?"

Pak Kim menggeleng, "Maaf. Tidak bisa, mama."

"Paman.."

Pria paruh baya itu mengalihkan tatapannya ke arah lain—menghindari mata berbinar milik mama-nya yang bisa membuat keputusannya goyah.

Melihat usahanya yang tidak berhasil, Yunho memilih meneggakkan tubuhnya dan berdehem pelan, "Kalau begitu, apa Mingi tidur dan makan dengan baik?"

"Yang Mulia makan dan tidur dengan baik, mama. Hanya saja Yang Mulia menjadi lebih dingin dari sebelumnya. Kalau saya boleh tahu, sebenarnya apa yang terjadi antara mama dan Yang Mulia?"

Pak Kim memang tidak diberitahu oleh Mingi kenapa tiba tiba ia meminta kamar baru dan menyuruh Pak Kim untuk tidak memberitahu keberadaannya pada siapapun.

Mendengar itu, Yunho menunduk sedih—semua salahnya. Harusnya ia tidak mengatakan kalimat itu untuk Mingi yang meminta maaf dengan tulus kepadanya.

"Tidak ada apa apa.." Lirihnya.

"Baiklah, mama. Tapi jika memang Anda dan Yang Mulia sedang bertengkar, saya hanya ingin memberitahu bahwa Yang Mulia tidak pernah marah seperti ini sebelumnya," Ucap Pak Kim.

Yunho makin takut ketika mendengar kalimat Pak Kim, itu artinya Mingi benar benar marah padanya. Pasti akan sulit untuk menerima maaf dari Mingi, batinnya.

"Tidak bisakah paman memberitahuku saja? Agar aku bisa menyelesaikan masalahku dengan Mingi," Tanyanya lagi.

Lagi lagi Pak Kim menggeleng sambil tersenyum, "Saya minta maaf, mama. Tidak bisa."

Prince's Bride | Mingi X YunhoDonde viven las historias. Descúbrelo ahora