Prince's Bride 12

3.6K 446 59
                                    

Yunho melirik takut takut pada Pak Kim yang saat ini duduk di depan lalu melempar pandangannya pada lelaki yang duduk di sampingnya secara bergantian.

Sejak kejadian Pak Kim yang tiba tiba masuk ke dalam kamar milik calon pasangan kerajaan itu, keadaan berhasil berubah menjadi canggung. Terutama untuk Yunho, karena Mingi tampak tidak peduli sedikitpun.

"Y-yang Mulia, kita sudah sampai."

Karena terlalu banyak melamun, Yunho bahkan tidak sadar bahwa mobil yang mereka tempati dari tadi sudah sampai pada tempat tujuan mereka, pusat kota.

Mingi menarik lengan si manis dan digenggam dengan erat, sang pangeran membawa pengantinnya itu keluar dari mobil dan segera masuk ke gedung berlantai puluhan itu.

Pak Kim juga ikut turun, mengekori sang pangeran dan pengantinnya untuk masuk ke aula besar yang sudah disiapkan khusus untuk menyambut putera mahkota Príor itu.

Di dalam aula, sudah banyak pejabat pejabat tinggi kota, beberapa tamu undangan, lalu sisanya adalah warga kota yang memilih ikut hadir menyambut calon raja dan ratu negeri mereka.

Mingi berdiri berdampingan dengan Yunho, kedua tangan mereka tertaut erat, menunggu pintu kayu besar itu dibuka agar mereka bisa masuk ke dalam.

"Ucapkan salam untuk Yang Mulia Mingi dan pengantinnya!"

Begitu pintu tersebut terbuka, ribuan orang yang berada dalam aula yang besarnya bukan main itu, berdiri dan menunduk hormat kepada mereka berdua sebelum akhirnya bertepuk tangan meriah.

"Selamat datang, Yang Mulia!"

Yunho bahkan sempat bergerak mundur sebagai reflek kagetnya, salam yang diucapkan ribuan orang itu bukan main besar suaranya. Namun, Mingi segera menariknya mendekat dan merangkul pinggangnya.

Dua orang yang menjadi pusat perhatian itu segera membalas ucapan selamat datang itu dengan membungkukkan tubuh 90 derajat, lalu kembali berjalan ke bagian paling depan.

"Selamat datang, Yang Mulia. Senang bisa menerima Anda di kota kami –ah! Selamat datang juga, Yunho-mama, semoga Anda nyaman selama berada di sini."

Jujur, Yunho tidak kenal siapa lelaki di hadapannya ini. Tempat ini bukanlah daerah yang ia tinggali, karena itu ia hanya bisa tersenyum dan mengangguk dengan sopan.

Berbeda dengan Yunho, Mingi tampak akrab dengan lelaki paruh baya di hadapannya ini. "Terima kasih sambutannya, Walikota Lee."

Ah, ternyata seorang walikota, batin Yunho mengangguk paham.

"Silahkan duduk, Yang Mulia. Para gadis dan pemuda kota kami sudah menyiapkan banyak penampilan istimewa untuk Anda dan Yunho-mama."

Dan mereka berdua hanya bisa mengikuti arahan si walikota dengan cara duduk di dua buah kursi yang tampak berbeda dari kursi kursi lainnya, apalagi letaknya yang berada di tengah dan barisan yang paling depan.

Ketika mereka sudah duduk, orang orang yang tadinya berdiri juga ikut duduk, membiarkan sang pembawa acara di atas panggung melanjutkan acaranya.

"Paman, kenapa kau tidak duduk?"

Pak Kim menoleh, "Sudah menjadi tugas saya untuk tetap berada di samping Yang Mulia, lagipula saya tidak pantas duduk di barisan utama, mama."

Yunho memutar matanya jengah, lagi lagi alasannya itu –tidak pantas.

"Tidak, paman. Tunggu disini, aku akan mengambilkan kursi untukmu," Ucapnya sengit, tanda tak mau dibantah.

Pak Kim buru buru menahan tubuh si manis yang sudah mau beranjak dari duduknya, "Tidak, mama. Anda bisa menganggu pandangan orang yang berada di belakang nanti, mama."

Prince's Bride | Mingi X YunhoOnde histórias criam vida. Descubra agora