Bagian 3: Cerita Di Balik Ompreng

1.4K 222 180
                                    

Islamic Boarding School (IBS) Series
Judul: FANA (Ketika Dunia Menjadi Tipu Daya)
Penulis: Wahyudi Pratama yudiiipratama
Genre: Spiritual
Ditulis: Sulawesi Selatan, 14 Juni 2020

PERHATIAN!!!Sebelumnya jangan lupa follow dan tag @shohibul_qolbi dan @yudiiipratama di instagram jika kalian share apa pun tentang cerita ini🙏🏻❤️•••[Cerita ini dilindungi undang-undang akhirat

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

PERHATIAN!!!
Sebelumnya jangan lupa follow dan tag @shohibul_qolbi dan @yudiiipratama di instagram jika kalian share apa pun tentang cerita ini🙏🏻❤️



[Cerita ini dilindungi undang-undang akhirat. Jika melakukan plagiat, akan dicatat oleh malaikat]

"Tidaklah seseorang diberikan kenikmatan setelah Islam yang lebih baik daripada kenikmatan memiliki saudara (semuslim) yang saleh. Apabila engkau dapati salah seorang sahabat yang saleh maka peganglah erat-erat."
🍃Umar Bin Khattab🍃

Segala puji bagi Allah; pencipta langit dan bumi, pemberi gelap dan terang. Pemilik alam semesta, syurga dan neraka. Sekiranya itu yang dipahami secara mendalam oleh para santri Pondok Pesantren Darul Akhyar yang sedang digandrungi kaum remaja zaman sekarang.

Awalnya Darul Akhyar merupakan pesantren tradisional salaf murni dan seiring perkembangan zaman sudah mengadopsi sistem modern. Namun program-program dan sistem salaf yang diterapkan turun temurun masih dipertahankan hingga generasi sekarang. Itulah mengapa para santri putra sebandel apa pun mereka, rasa hormatnya kepada Kyai Akhyar dan asatizah tetap dijunjung tinggi.

Termasuk Khalik yang dikenal suka menebar pesona dan juga membuat masalah, untungnya saja ia memiliki Shohibul Qolbi yang selalu mengingatkanya setiap terluput dari salah dan khilaf.

"Shadiqaka man shadaqaka laa man shaddaqaka, artinya, "Sahabat sejatimu adalah yang senantiasa jujur. Kalau salah diingatkan, bukan yang senantiasa membenarkan," ucap Bayu pada Khalik saat Bayu membujuk Khalik untuk tidak larut dengan penyesalan.

Curhatan Khalik pada Bayu terkait kesalahannya yang bisa merugikan sahabatnya saat salat subuh tadi begitu menyentuh. Untuk pertama kalinya Bayu melihat Khalik serius menanggapi komentar dari sahabatnya, terkhusus komentar Syahrul yang selalu memakai dalil sebagai bahan reminder untuknya juga secara pribadi.

"Afwan, Akh. Ana selalu khilaf di banding antum semua. Dari semester awal kita bersama di Darul Akhyar, kalau nggak ada antum semua yang selalu mengingakan mungkin ana tidak akan betah di sini," lirih Khalik.

Mereka berdua berjalan melintasi Masjid Jami Darul Akhyar menuju gazebo depan taman. Seharusnya saat ini tak ada waktu untuk Khalik merenungi dan merutuki diri, karena sesaat lagi adalah jam sarapan pagi. Kalau mereka telat ke kantinnya, pasti tidak akan kebagian makanan.

"Khalik, gini ... antum masih ingat dengan kisah sirah rasulullah dan para sahabatnya; Abu Bakar, Umar, Usman, dan Ali?" tanya Bayu saat keduanya duduk di gazebo.

Khalik melirik dan mengangguk pada Bayu.

"Mereka adalah orang-orang terpilih yang paling setia menemani nabi hingga pada akhir hayat beliau. Mereka selalu bersama-sama dalam menebar dakwah islamiah, meneruskan kepemimpinan baginda Rasul. Begitu banyak derai air mata yang mereka tanggung, pertumpahan darah yang mereka saksikan, juga merasakan kekejaman kaum munafiqin yang merajalela saat itu. Namun sebisa mungkin ukhuwah para sahabat Rasul tetap terjaga kokoh oleh keempat Khulafaur Rasyidin atau Pemimpin setelah Rasulullah. Segala risalah yang dibawa Rasulullah mereka junjung tinggi di atas bumi Allah," jelas Bayu.

FANA [TERBIT]✔️Where stories live. Discover now