Bagian 11: Deru Rindu

602 134 68
                                    

Islamic Boarding School (IBS) Series
Judul: FANA (Ketika Dunia Menjadi Tipu Daya)
Penulis: Wahyudi Pratama yudiiipratama
Genre: Spiritual

PERHATIAN!!!Sebelumnya jangan lupa follow dan tag @shohibul_qolbi dan @yudiiipratama di instagram jika kalian share apa pun tentang cerita ini🙏🏻❤️•••[Cerita ini dilindungi undang-undang akhirat

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

PERHATIAN!!!
Sebelumnya jangan lupa follow dan tag @shohibul_qolbi dan @yudiiipratama di instagram jika kalian share apa pun tentang cerita ini🙏🏻❤️



[Cerita ini dilindungi undang-undang akhirat. Jika melakukan plagiat, akan dicatat oleh malaikat]

"Bagi santri selalu ada rindu yang membalut hati pada orang-orang terkasih; Abi dan Umi. Mereka tempat mengadu atas segala resah, tempat mengeluh saat kondisi sedang tidak baik-baik saja."
🍃🍃🍃

Suara teriakan Khalik menggema pagi itu di tengah lapangan basket saat jam pelajaran olahraga tengah berlangsung. Keringat bercucuran pada wajahnya tidak menghalangi tawa yang merekah lantaran berhasil memasukkan bola ke dalam ring yang tingginya dua kali lipat dari tinggi tubuhnya sendiri. Lemparan Khalik beberapa kali melesat tepat dan mencetak poin tertinggi.

"Triple point!" teriaknya kegirangan setelah berhasil merebut bola dari tangan Bayu dan melemparnya ke dalam ring basket.

Khalik dan Bayu sedang battle untuk mengasah kemampuan mereka dalam bermain apakah masih bisa mendapat predikat pemain terbaik Darul Akhyar pada masanya—saat duduk di bangku kelas sepuluh dan sebelas mereka berdua adalah pemain utama ekskul basket hingga keduanya menjadi demisioner di tahun ketiga di Madrasah Aliah.

Tak bisa dipungkiri Khalik dan Bayu memiliki hobi yang sama dengan kemampuan yang kadang tak bisa diukur siapa yang lebih unggul di antara mereka. Keduanya bahkan mengalahkan keahlian dari ketua tim mereka saat masih bergabung dalam tim basket jagoan Darul Akhyar pada masanya.

Lapangan basket merupakan salah satu tempat Khalik dan Bayu bebas mengekspresikan diri, keduanya begitu tertarik dengan ekskul olahraga tersebut. Namun beda hal dengan Bara, Syahrul, Arif, dan Imam yang sama sekali tidak begitu tertarik pada hal-hal yang berbau olahraga terkecuali sekadar menghabiskan waktu senggang bermain bola di tengah lapang. Jika ada waktu kosong di sore hari dari jadwal kajian rutin ilmu nahwu dan sharaf yang para santri lazim menyebutnya sebagai ilmu alat, mereka akan memanfaatkan jadwal kosong tersebut untuk bermain bola.

Saat jam olahraga berlangsung, di lapangan basket hanya ada beberapa kepala dari santri kelas 12 IPS B. Selebihnya berada di lapangan bola dan tenis; bahkan ada santri yang tidak ikut berolahraga. Mata pelajaran olahraga yakni PENJASKES (Pendidikan Jasmani dan Kesehatan) pada hari ini tidak diwajibkan untuk semuanya berolahraga di masa new normal. Dua puluh menit di awal tadi santri telah menerima materi di kelas, selebihnya bebas ingin berolahraga di lapangan atau berisitrahat. Dan kebanyakan memilih kembali ke asrama untuk istirahat.

Di lapangan pun, Syahrul dan Bara tak terlihat. Sedangkan Arif dan Imam berada di lapangan bola. Semua tatapan orang yang melintas tertuju pada Khalik dan Bayu yang sedang memperebutkan satu bola basket dengan cekat, cakap, dan handal. Termasuk para santriwati yang tak sengaja memandang mereka. Butuh waktu yang lama untuk Khalik bisa kembali berada di tengah lapangan setelah sekian lama vakum karena pandemi.

FANA [TERBIT]✔️Where stories live. Discover now