Bagian 8: Surat Anonim

639 125 95
                                    

Islamic Boarding School (IBS) Series
Judul: FANA (Ketika Dunia Menjadi Tipu Daya)
Penulis: Wahyudi Pratama yudiiipratama
Genre: Spiritual

PERHATIAN!!!Sebelumnya jangan lupa follow dan tag @shohibul_qolbi dan @yudiiipratama di instagram jika kalian share apa pun tentang cerita ini🙏🏻❤️•••[Cerita ini dilindungi undang-undang akhirat

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

PERHATIAN!!!
Sebelumnya jangan lupa follow dan tag @shohibul_qolbi dan @yudiiipratama di instagram jika kalian share apa pun tentang cerita ini🙏🏻❤️



[Cerita ini dilindungi undang-undang akhirat. Jika melakukan plagiat, akan dicatat oleh malaikat]

"Pengagum rahasia; diam-diam menyimpan rasa yang begitu sulit diutarakan. Memilih menutup diri agar kelak ketika rasanya tak terbalaskan, takkan pernah merasakan perih oleh karena terlalu berharap lebih."
🍃🍃🍃

Agenda tahunan ziarah makam Walisongo telah dilaksanakan oleh Pesantren Darul Akhyar dengan mematuhi protokol kesehatan di masa New Normal yang sudah berjalan hampir dua bulan ini. Masyarakat yang ikut berpartisipasi dalam kegiatan tersebut dibatasi dengan social distancing yang masih harus tetap diterapkan. Kyai Akhyar serta jajaran pesantren dan para santri pilihan pun melaksanakan kegiatan tersebut dengan baik, dengan membatasi peserta yang mengikuti kegiatan tersebut yang taat akan protokol kesehatan—jaga jarak, memakai masker, dan hands sanitizer.

Masyarakat di Desa Wonosobo sendiri sangat amat patuh kepada anjuran kepala desa, bahkan di setiap ruas jalan papan pengumuman perihal informasi virus yang sedang mewabah itu terpampang besar. Shohibul Qolbi yang biasanya bebas berkeluyuran di luar kawasan Darul Akhyar saat jam istirahat, kini pohon jomlo dan danau yang ada di dalam lingkup pesantren menjadi tujuan akhir mereka.

Salah satu yang ikut andil dalam kegiatan ziarah makam Walisongo adalah Bara yang tak diragukan lagi oleh Gus Nuril—alumni yang baru saja balik dari Istanbul. Untuk masa libur dua bulan, ia melakukan penelitian di pesantrennya sendiri untuk tugas akhir dan Bara sendiri telah menjadi kepercayaan Gus Nuril dalam penelitian tugas akhirnya yang dilakukan di ponpes.

Meski begitu, kelas tetap berjalan seperti biasanya. Kalau tahun sebelumnya para santri diliburkan dari pelajaran dan diwajibkan untuk mengikuti acara ziarah makam walisongo, kali ini berbeda. Mereka yang tak ikut andil harus mengikuti pelajaran karena tak semua asatidz ikut dalam kegiatan tersebut.

Setelah salat subuh rombongan Shohibul Qolbi membantu Bara mengangkat kantong plastik berisi styrofoam yang telah terisi makanan dari kantin untuk acara nanti. Mereka membantu Bara mempersiapkan segalanya atas permintaan Kyai.

"Syukron, akhi semua, sudah bantu ana," ucap Bara setelah mereka tiba di depan halaman rumah Kyai Akhyar.

Kantong plastik tersebut mereka letakkan di atas meja mini yang ada di halaman, kemudian Bara tersenyum menatap wajah kawannya yang masih terlihat kantuk.

"Na'am, akh. Antum jangan lupa sisakan kami sebagian ya makanannya," canda Khalik sambil menguap.

"Tidak masalah, Akh," jawab Bayu. "Afwan .. kami tidak bisa ikut bersama antum ke ziarah makam Walisongo. Bersyukurlah Gus Nuril mengajak antum. Semoga kegiatannya berkah."

FANA [TERBIT]✔️Where stories live. Discover now