Part 2

200 20 4
                                    

"May liat deh tato dilengan pak Radith."

Maya menengok kedepan. Radith yang gagah keterlaluan itu sedang berada didepan menyambut kustumer potensial.

"Biasa aja."

"Ih, coba perhatikan yang baik dan benar, kamu gak ada rasa berdesir gitu?"

"Gak ada, sumpah! Biasa aja."

"Kok aku berdesir yah May? Jadi pengen jilatin itu tato."

"Astaga! Wudhu kamu sana!"

"Kenapa gak sekalian nyuruh aku mandi basah aja May?"

"Asem! Memang otakmu isinya mesum semua."

"Ah kamu sok suci. Biasa juga nonton Silk Labo sama aku."

Maya Cuma cengengesan.

"Tapi beneran deh May. Jangan-jangan aku ini dipelet anak bos. Masa liat jakunnya aja tangan aku gatal pengen belai-belai gitu."

"Halu kamu udah gak tertolong lagi."

"Beneran tau ini,"

"Ra, semalam kamu baca harlequin?"

Inara menggeleng. "Aku baca yaoi sih."

"Cerita Yakuza?"

"Kok tahu May?"

"Lah Kamu lagi obsesi sama tato! Yah kebaca aja jalan otakmu yang bengkok itu,"

"Sihalan!"

"Udah deh Ra, bosan bahas pak Radith terus. Cari yang lain aja deh. Aku saranin main tinder!"

"Gak mau main aplikasi dating! Trauma aku May. Diajak mesum-mesuman. Suruh sex text, pernah aku dikirimin foto telil yang kampret jelek banget! Gak mau lagi ngalamin hal begitu."

"Sial aja kamu mungkin waktu itu. Aku sama Dedi bagus-bagus aja."

"Itu mah kamu aja yang lagi lucky! Sekali main langsung nemu jodoh. Kesempatan yang datang satu diantara sejuta user."

"Pesimis banget kamu, belum mulai coba juga."

"Mba Dwi juga kamu ajak main itu kan. Sampe sekarang aku gak dengar dia dapat tuh jodoh."

"Yah sabar bahlul!"

"Ih udah kebelet aku ini."

"Emak sudah suruh nikah?"

"Bukan! Pengen nananini dong!"

"Anying!" Maya melempar tisu yang baru digunakannya mengelap meja kekepala Inara, namun si mesum itu menunduk dan ketawa-ketiwi.

"Aku sudah serius bangsat."

"Ngegas aja kamu pagi-pagi. Santai dong May. Gak dapat jatah dari Dedi?"

"Dia lagi keluar kota ada urusan!"

"Pantas kamu pms."

Asik mengobrol. Inara gak sadar dia diperhatikan oleh anak bosnya dari depan.

Boleh dibilang sebenarnya pak Radith itu sadar dengan obsesi Inara kepadanya semenjak dia mulai bekerja membantu papanya.

Inara itu tipe wanita yang blak-blakan. Apa yang ada dikepalanya gak pernah disaring, jadi langsung keluar dari mulutnya.

Terkadang omongannya pedas seperti sambal geprek. Dan terkadang omongannya penuh dengan gula-gula manis sepeti permen begitu ada maunya.

Dia selalu menggoda Radith, meminta restu tak habis-habis kepada papanya.

Naksir Anak Boss. [ON-GOING]Where stories live. Discover now