Chapter XI

109 8 0
                                    

~Selamat Membaca~

Taeyong menghembuskan nafasnya berat, sepertinya ada hal yang disembunyikan dari Sowon.

“Mianhae Sowon-ah, tapi anakmu kekurangan darah golongan A rhesus negatif, rumah sakit ini tak mempunyai golongan darah itu.”

“Aniyaaa... Jangan lagi...”

“Coba kau minta tolong Taehyung, dia dari rumah sakit di Seoul kan? Mungkin saja disana masih ada stok darah.”

“Kau benar!”

.
.
.
.
.

Sowon mencari Taehyung ke ruangannya, kebetulan saat Sowon membuka pintu ruangan Taehyung disana ada Jimin juga.

“Kim Taehyung!!”

“Wae? Apa ada keadaan darurat!?”

“Apa rumah sakit ditempat kerjamu ada stok golongan darah A rhesus negatif?”

“Sebentar, aku akan menanyakannya. Memangnya siapa yang membutuhkan golongan darah itu?”

“Ada anak kecil, dia terkena kelainan pada darahnya juga terkena demam berdarah sekarang.”

Taehyung segera menelepon pihak rumah sakit tempat dia bekerja, Sowon benar-benar berharap banyak dari Taehyung.

Sowon juga menelepon suaminya tapi tak diangkat, apa suaminya masih dalam penyelamatan.

~
~

“Kita tak bisa membiarkan Seolhyun mati disini, kita harus membawanya!!”

Haejin pun menampar wajah anaknya itu, dia benar-benar emosi sekarang.

“Appa...”

“Kau bodoh! Kau mau menyelamatkannya sama saja dengan bunuh diri! Kita akan disangka membela teroris!”

“Appamu benar, Chanyeol-ah. Seolhyun memang seharusnya tak selamat.”

Tapi haruskah seperti ini? Haruskah dia melihat Seolhyun mati di tempat ini dengan dosa sebagai teroris? Mungkin bagi Chanyeol, tidak.

“Aku harus menyelamatkan Seolhyun, karena dia tak bisa mati di tempat ini. Bawa Kim Seolhyun ke mobil!!”

Para pasukan Haejin menerima perintah dari Chanyeol dan membawanya ke mobil, Haejin malah membanting senjata di hadapannya.

“Tenanglah appa, aku akan mengurusnya.”

“Arasseo, kau memang mirip sepertiku. Keras kepala.”

Haejin dan Chanyeol tersenyum, Chanyeol tau kalau ayahnya tak pernah menentang apapun yang dia lakukan selama itu benar.

“Park Chanyeol-ssi, ponsel anda ada panggilan dari seseorang.”

Chanyeol menerima ponselnya dan melihat siapa yang meneleponnya, ternyata dia mendapatkan 30 misscall dari istrinya.

“Kau dalam bahaya nak.”

“Lalu aku kudu ottoke?”

“Molla, aku mau pulang sekarang.”

Chanyeol ragu untuk menelepon istrinya karena sudah 30 panggilan tak terjawab, tapi dia juga penasaran kenapa istrinya menelepon seperti itu.

Chanyeol berjalan menuju mobilnya sambil menelepon istrinya, tak lama panggilannya tersambung.

“Chagi? Waeyo?”

“Oppa!! Pulanglah!!!”

“Nee!? Apa terjadi sesuatu?”

“Haechan sekarang kritis! Dia membutuhkanmu! Dia butuh darahmu!”

After AllTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang