Chapter XII

112 6 0
                                    

~Selamat Membaca~

Jimin dan Taehyung hanya bisa mengelus dada, rasa sakit itu benar-benar tak bisa tertahankan.

Tak lama Sowon sudah kembali dengan penampilan yang luar biasa cantik, lalu dia mengambil sang anak dari gendongan suaminya.

“Ayo kita makan siang dulu, ahjumma juga ikut.”

“Nee, Chanyeol-ssi.”

Lalu dari kejauhan terlihat Wendy, Sungjae, Johnny, Nayeon, Haejin dan para pasukannya yang sudah siap untuk pulang.

“Wah, sepertinya aku terlambat.”

“Kau...”

Seorang pria berjas berdiri tepat di depan Chanyeol dan yang lainnya, suasana gembira berubah seketika.

“Mianhae, aku terlambat mau menjenguk kau Park Chanyeol.”

“Kau terlalu baik, Kim Seokjin. Tak biasanya kau seperti ini.”

“Kenapa setiap kali aku bermaksud baik, kau selalu saja seperti ini.”

“Memaafkan itu mudah, tapi melupakan itu tak mudah.”

~
~

Jaemin sedang mengerjakan sesuatu di komputernya, di umurnya yang terbilang masih sangat muda ini dia bisa mendapatkan sebuah posisi yang sangat sibuk.

“Ah... Kenapa jadwal Daepyonim bertabrakan semua. Aku kudu ottoke?”

Jaemin menghirup nafas panjang untuk menenangkan pikirannya, lalu dia teringat adik Chanyeol yang begitu manis, Jaemin tak bisa melupakannya begitu saja.

Shindong yang yang lewat sambil membawa cemilan keripik di tangannya, melihat Jaemin yang tersenyum-senyum sendiri.

Shindong duduk di meja Jaemin, dia tak khawatir kalau meja Jaemin akan rubuh karena beberapa perabot tahan terhadap tekanan tinggi.

“Wae? Kau tersenyum sendiri?”

“Ah, Sajangnim. Aku tak tersenyum, kok.”

Jaemin melanjutkan mengerjakan pekerjaannya di komputernya, tapi sikap Jaemin benar-benar terbaca oleh Shindong.

“Apa kau punya yeojachingu?”

“Aniyo.”

“Kau, menyukai seseorang?”

Jaemin mengentikan pekerjaannya, dia hanya bisa tersenyum sekarang.

“Mungkin. Tapi sepertinya akan mustahil.”

“Aigoo~ aku sudah menduganya.”

“Mungkin sekarang aku hanya sebatas orang yang bisa mengaguminya saja.”

“Selama janur kuning belum melengkung berarti kau orang yang beruntung. Hidup ini keras, ditikung atau menikung.”

“Aigoo~ Sajangnim sudah seperti ahli percintaan saja.”

~
~

Dari kejauhan Renjun melihat Seungmin yang sedari tadi terus memijat pundaknya, Renjun pun menghampiri Seungmin.

“Oi! Kim Seungmin!”

“Renjun?”

“Kau darimana saja?! Kau sudah masuk orang yang dicari!!”

“Jinjjayo?! Memangnya aku ini buronan, sampai dicari seperti itu?”

“Lebih baik kau pulang sekarang, banyak orang yang mengkhawatirkanmu.”

After AllWhere stories live. Discover now