Chapter 19

1.3K 128 89
                                    

19

Washington D.C



Happiness is a butterfly

Try to catch it like every night

It escapes from my hands into moonlight


Every day is a lullaby

I hum it on the phone like every night

And sing it for my babies on the tour life

Ah ah


Cahaya matahari menyeruak melalui jendela, menebarkan kehangatan yang selalu dikagumi oleh wanita paruh baya bermata biru keabuan. Ia adalah Julliane, wanita paruh baya yang hanya bisa duduk di atas kursi roda. Rahangnya tampak mengeras, diiringi keriput yang menghias wajahnya serta bibirnya yang terbenam dengan pucat. Fisik yang terlihat menua seakan menjadi saksi bahwa wanita itu tidak baik-baik saja.

Bunyi iringan piano menggema.

Sudah sejak lama kehidupannya hanya diliputi kesepian, menusuk bersama kehampaan yang sukar dijelaskan. Namun di pagi hari, keadaan seakan berusaha menghiburnya dan menjadikannya rutinitas sehari-hari. Cahaya matahari beserta lantunan piano selalu menemaninya setiap pagi. Memberinya ketenangan yang cukup dan setidaknya, untuk tetap bertahan hidup.


If he's a serial killer, then what's the worst

That could happen to a girl who's already hurt?

I'm already hurt


Kedua mata wanita itu refleks terpejam, diiringi suara indah dari putrinya yang bernyanyi sambil memainkan grand piano di tengah ruang aula, menemaninya di setiap pagi.


If he's as bad as they say, then I guess I'm cursed

Looking into his eyes, I think he's already hurt

He's already hurt


Wanita paruh baya itu menghela napas, begitu dalam diiringi rasa sakit yang menghujam seluruh dadanya. Tarikan napasnya terasa sulit, menghasilkan kedua mata yang mulai berkaca-kaca. Namun mati-matian wanita itu mengeraskan rahangnya, menahan segala rasa sakit baik fisik maupun benaknya. Menghasilkan raut wajah yang sulit ditebak dan tampak misterius.


I said, "Don't be a jerk, don't call me a taxi."

Sitting in your sweatshirt, crying in the backseat, Oh

I just wanna dance with you


Dentingan piano terdengar mengeras, diiringi nyanyian penuh emosional dari Gaby yang kini memejamkan matanya. Untuk sesaat, tekanannya kembali melembut. Menghasilkan dinamika yang begitu indah dan menenangkan namun sesak di saat yang sama. Gadis berpenampilan grunge itu terlihat begitu sedih. Menebarkan luapannya yang membara, bahkan tersalurkan pada ibunya yang masih melamun di dekat jendela.


Hollywood and Vine, Black Rabbit in the alley

I just wanna hold you tight down the avenue

SLUT 2 [COMPLETED]Where stories live. Discover now