Di Pinjamin Seragam

5.2K 526 45
                                    

Keyra sudah tidak bisa berpikir jernih tentang apa yang baru saja terjadi. Ia langsung beranjak dengan mata berkaca kaca. Astaga, karena first kiss-nya diambil Geanno membuatnya ingin menangis. Geanno yang sedang menekuk lututnya kini menegakkan tubuhnya. Ia hendak mengejar, namun ia urungkan niatnya. Geanno merasa bersalah.

Keyra dalam keadaan basah kuyup di sekujur tubuhnya, kini tak peduli di tatap aneh oleh siswa-siswi yang memperhatikannya sembari bertanya-tanya.

'Habis ngapain?'

'Berapa hari gak mandi? Sampai mandi di sekolah?'

Genta baru saja melewatinya dengan mulut menganga, kenapa Keyra begitu? Habis melakukan apa Keyra? Genta meneriaki nama Keyra. Tapi gadis itu tidak peduli, ia terus melangkah menuju kelasnya.

Gita dan Aurel kaget melihat Keyra yang baru saja memasuki kelas. Bukan hanya mereka berdua, tapi semuanya. Pandangan para siswa kini tertuju pada Keyra. Semuanya bertanya-tanya.

"Key habis nyebur?" tanya Andreas, ramah, tapi terdengar menyebalkan oleh Keyra.

Gita dan Aurel langsung menghampiri Keyra yang kini berjalan mengambil ransel. Namun dicegat Aurel. "Key lo kenapa?" Kening Aurel mengerut dalam. Ia turut prihatin dengan keadaan Keyra sekarang.

"Key lo mau pulang?" tanya Gita, saat Keyra kembali meraih ranselnya.

"Lo tunggu di sekolah aja, lo gak mungkin pulang dalam keadaan gini, biar gue ambilin pakaian baru di rumah gue ya." Aurel mengeluarkan ponselnya hendak menghubungi orang di rumahnya untuk mengantarkan pakaian ke sekolah.

Keyra melemah, pundaknya berguncang pelan, ia menangis.

"Key, udah jangan nangis." Gita menenangkan Keyra dengan mengelus lengannya. Keduanya tidak tahu apa yang terjadi pada Keyra. Mereka hanya saling menatap dengan bingung.

Seorang lelaki masuk ke kelas, membuat seisi kelas kini melotot kaget.

Keyra dan kedua curutnya ikut menoleh. Aurel dan Gita menganga. Keyra speechless bukan main. Bahkan tangisnya mulai mereda.

Revan menghampirinya, tangannya membawa seragam olahraga. Tanpa berkata apapun ia menyodorkan pakaiannya ke Keyra yang kini mematung. Darahnya berdesir hingga ke puncak kepala. Jantungnya berdetak tak keruan.

"Apa?" tanya Keyra, tampak bodoh. Revan pikir Keyra tau maksudnya memberikan seragam olahraga kepadanya. Iya, ia meminjamkan pakaiannya. Tapi kan, Pakaian pria, ah tidak masalah. Keyra seolah terbang dibuatnya. Tangisnya langsung berhenti seketika.

Revan mengangkat tangannya lebih tinggi. Membuyarkan Keyra yang tenggelam dalam dunianya saat itu. Sedetik kemudian, ia mengambilnya dengan ragu. Ia membalas tatapan Revan yang bikin candu itu. Ah, hatinya menjerit senang.

Revan tersenyum tipis, lalu melangkah ke luar kelas. Beberapa sorakan pelan terdengar.

'Cie!'

'Anjir! Kok bisa Kak Revan minjemin seragam?'

'Keyra pelet Kak Revan ya?'

Keyra masih mematung seraya menatap punggung Revan yang kini sudah tak terlihat lagi. Ia terduduk di bangkunya dengan wajah memerah. Matanya tak berkedip.

"Key.. Kok.." Aurel ikutan tak percaya. Gita menepuk pipinya sendiri dengan kuat, lalu meringis. Ini bukan mimpi.

"Key, kalau mau jerit nanti aja ya, sekarang lo ganti seragamnya," ujar Gita.

***

Keyra tengah mengganti pakaiannya di salah satu bilik toilet. Ia jingkrak-jingkrak sendiri di dalam. Mulutnya terkatup tertahan agar tak menjerit. Ia melepas semua pakaiannya. Aurel tadi sudah mengambil pakaiannya yang di antar oleh sopirnya ke sekolah lalu ia berikan pada Keyra.

Ketua Osis Killer (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang