Gak Di Read

4.1K 434 27
                                    

"Udah deh Key, lo gak usah ya bales perbuatan nenek sihir itu, nanti gak ada ujungnya." Keyra menceritakan apa yang Sandra lakukan padanya semalam.

"Iya, lebih baik lo samperin ketos deh." Gita terkekeh mengingat Keyra sekarang menjadi asisten Geanno.

"Ah nyebelin lo!" Keyra menyikut pinggang Gita. Gadis itu meringis. Keyra bisa beringas juga.

"Aaa Kak Genta!" pekik Aurel tertahan.

"Samperin Rel, samperin," ujar Keyra. Ia tertawa melihat Aurel mulai memainkan rambutnya genit.

"Kak Genta ke sini tuh," sahut Gita. Genta berjalan ke arah ketiganya. Lalu berdiri tepat di hadapan Aurel dan tersenyum. Aurel lemah hati seketika.

"Rel, buat lo." Genta memberikan sebatang cokelat dengan bungkusannya tanpa hiasan pita atau sejenisnya, polos. Aurel terkejut lalu menerimanya dengan jantung yang berdegup kencang. Maksud Genta apa? Genta tidak sedang menembaknya bukan? Ah! Ia terlalu percaya diri.

Keyra dan Gita tersenyum sembari mengernyit. Sejak kapan Genta begini?

"Ma..makasih," gugup Aurel. Entah bagaimana perasaan Aurel sekarang. Seorang laki-laki memberikan coklat kepada seorang gadis. Maksudnya apa?

"Gue ke kelas ya." Genta melambaikan tangan ke arah Keyra, Gita dan Aurel. Aurel membalasnya dengan tersipu.

"Rel, lo udah selangkah lebih maju deh," celetuk Gita sumigrah.

"Gue gak nyangka banget," Aurel memeluk coklat pemberian Genta.

"Udah Rel, udah, di lihatin orang, malu ih!" Beberapa siswa yang lewat cekikikan menatap Aurel yang persis seperti orang tidak waras.

"Keyra!" Keyra terkejut lalu mencari sumber suara yang meneriaki namanya. Itu suara Geanno. Ah iya! Ia dari tadi belum ke ruang OSIS. Iamembalikkan badannya seratus delapan puluh derajat. Gita dan Aurel Juga.

"Dari tadi gue cariin," sinis Geanno.

"Maaf Kak." Keyra menggaruk kepalanya yang mendadak gatal.

"Ayo!" Keyra mengode pada Gita dan Aurel bahwa ia pergi duluan, dengan melambaikan tangannya. Ia kemudian berlari menyusul Geanno yang sudah melangkah jauh.

Geanno melangkah masuk ke kantin. "Kakak mau makan?"

"Olahraga," dingin Geanno.

Keyra menggaruk kepalanya, lagi. Geanno duduk di salah satu meja makan.

"Mie ayam satu." Keyra mengurungkan niatnya yang hendak duduk di hadapan Geanno. Barusan, Geanno bicara dengan siapa? Tapi Geanno sedang menatap ke arahnya dengan datar. Apa Geanno sedang berbicara padanya?

"Kakak kira aku pelayan?" Keyra tak terima begitu saja. Geanno seenaknya memesan makanan seolah ia adalah pelayan di kantin.

"Tolong pesanin mie ayam," ujar Geanno, dilembutkan. Keyra mendengus kesal dibuatnya. Lalu ia pergi memesan mie ayam sesuai pesanan Geanno. Ia sendiri sudah makan tadi, jadi sekarang ia tidak usah membeli apapun. Kesannya malah menjadi makan bersama Geann. Ogah!

"Bu, mie ayam satu ya." Ibu kantin penjual mie ayam mengacungkan jempolnya.

"Bentar ya."

"Iya bu." Keyra menunggu mie ayamnya selesai di hidangkan. Ia mengendarkan pandangan ke penjuru kantin hanya untuk menghilangkan rasa bosannya. Matanya membulat melihat Revan baru saja datang dan duduk di hadapan Geanno. Keyra tersenyum senang. Ini kebetulan yang menguntungkan bukan?

"Ini dek." Ibu kantin membuat Keyra menoleh. Ia mengambil mie ayam lalu membayarnya.

"Makasih ya bu." Keyra melangkah dengan semangat kembali ke tempatnya. Ini yang namanya menyelam sambil minum.

Ketua Osis Killer (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang