Kedua kalinya!

4.8K 492 44
                                    

Carissa mencopoti lukisan yang menurutnya sengaja dipajang Rendi di dinding ruangan itu. Ya, ruangan khusus memajang lukisan Rendi yang begitu bermakna baginya.

"Rissa! Stop!" sentak Rendi ketika membuka pintu mendapati Carissa melempar lukisannya ke dalam kardus.

"Mas! Udah aku bilang jangan biarin Keyra lihat!" Carissa semakin brutal melepas lukisannya. Lukisan terakhir sudah ia lepas.

"Memang kenapa Ris? Keyra memang seharusnya tahu bukan?"

"Aku gak mau sampai terjadi apa-apa sama Keyra! Kalau sampai terjadi, aku gak akan maafin kamu mas!"

Rendi berdecih. "Kalau mas masih cinta sama aku, turutin kemauanku!" lanjut Carissa.

"Sampai kapan kamu sadar Ris? Kalau Keyra itu pembawa sial." Mata Carissa Berkaca-kaca. Tega sekali Rendi berkata seperti itu. Ya, jelas tega. Nyatanya memang begitu. "Jaga ucapan kamu mas!" Carissa hampir saja menampar Rendi jika tidak ia tahan.

***

"Keyra!"

Keyra yang baru saja ke luar dari toilet menoleh ke sumber suara.

"Kenapa Kak Genta?" tanya Keyra.

"Ikut gue bentar yuk."

"Hah ke mana? Udah mau bel Kak." Genta malah menarik tangannya pergi, Keyra pasrah.

Keyra mengikuti Genta hingga sampai ke taman sekolah, mereka berdua duduk di salah satu bangku panjang yang tersedia. "Ngapain Kak?" tanya Keyra.

Genta merongoh saku seragamnya. Lalu menyodorkan sebuah jepit rambut berwarna biru pada Keyra.

"Apa Kak?" tanya Keyra. Ia sungguh tak mengerti maksud Genta.

"Buat lo," ujar Genta.

Keyra menautkan alis dan hendak menolak.

"Gak, aku gak bisa terima." Keyra mendorong tangan Genta menjauh.

Genta mendengus, lalu meletakkan jepitan rambut itu di tangan Keyra. "Simpan aja."

Keyra menerimanya dengan ekspresi yang sulit diartikan. "Kak, Kak Genta kenapa sih baik banget ke aku?"

"Kok nanya gitu lagi?" Genta bertanya.

"Aku gak enak sama Aurel Kak."

"Aurel?" Genta menaikkan alisnya.

"Aurel temen aku yang kemarin ngajak Kakak makan di kantin," lontar Keyra.

"Oh itu, kenapa?"

Keyra berdecak. "Kakak jangan deketin aku lagi ya, Aurel suka sama Kak Genta, aku gak enak hati sama Aurel Kak."

Keyra terpaksa mengatakannya. Jika tidak, Genta tidak akan peka sampai kapan pun.

Genta sedikit melongo. "Jadi please ya Kak, jangan kasih aku apa-apa lagi, ini aku terima barang dari Kak Genta yang terakhir." Kepala Genta mendadak gatal, kenapa jadi gini?

"Kalau aku boleh minta satu hal sama Kakak? Aku mau Kakak peka sama Aurel. Dia suka sama Kakak, jangan bikin dia patah hati." Genta semakin tak mengerti apa yang Keyra katakan.

"Makasih Kak, aku ke kelas ya." Keyra beranjak meninggalkan Genta yang bergeming, mulutnya sedikit terbuka. Ia menatap punggung Keyra yang menjauh.

'Keyra beneran gak inget gue?'

***

Ujian mata pelajaran fisika sudah berlangsung setengah jam yang lalu. Soal yang di berikan hanya enam. Tapi ini terasa lima puluh soal bagi siswa yang tidak bisa menyelesaikannya karena merasa sulit. Keyra tengah mengerjakan soal terakhir. Setelah menghitung dengan benar, senyumnya merekah. Ia hanya butuh waktu setengah jam untuk menyelesaikan enam soal ini.

Ketua Osis Killer (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang