Salah Digan

3.8K 417 58
                                    

Keyra melepas tangan Geanno lalu menghambur memeluk Genta yang juga membalasnya. Kepala Genta seperti hantam batu besar, ia baru saja hampir kehilangan gadis ini. Geanno terdiam, dadanya naik turun tidak teratur. Bukan, bukan karena marah melihat Genta memeluk Keyra. Tapi memang hatinya panas. Tapi ia marah dengan apa yang Keyra lakukan. Genta mengelus punggung Keyra berusaha menenangkannya. Sementara gadis itu menangis di dada bidangnya.

"Lo gila Key?!" sentak Geanno.

Keyra mampu mendengarnya. Ia hanya menangis, tak ingin menjawab ataupun menatap Geanno sedikitpun.

"Kalau barusan lo beneran jatuh gimana?!" Genta melototi Geanno yang tengah membentak Keyra. Ia merutuki Geanno yang marah disaat Keyra sedang kacau. Terlebih Geanno tidak tahu apa yang terjadi pada Keyra.

Keyra hanya semakin terisak mendengar bentakan Geanno barusan. Punggungnya bergetar hebat.

"No udah, No," ujar Genta lembut.

Geanno tidak habis pikir, apa yang membuat Keyra melakukan hal gila tadi? Apa Keyra sudah bosan hidup? Gadis itu tadi benar-benar sudah menjatuhkan dirinya. Geanno mengusap kasar wajahnya. ia menatap Genta sejenak lalu melangkah pergi.

Genta kembali fokus pada Keyra. "Key." Ia menopang dagunya pada kepala Keyra. Tangan Genta mengusap punggungnya sedari tadi.

"Lo ngapain tadi, hm?" tanya Genta lembut. Genta merasakan kepala Keyra menggeleng pelan.

"Lo mau nambah jumlah hantu di sekolah? Kalau lo lompat, lo jadi arwah penasaran nanti, makin banyak setan deh di sekolah." Genta tidak sedang terkekeh. Ia berucap dengan serius tapi dengan kalimat yang mengandung lelucon.

"Lo kenapa? Cerita Key." Keyra menyelesaikan tangisnya selama beberapa menit di pelukan Genta. Setelah isakannya berkurang ia melepas pelukannya dengan perlahan. Ia menatap Genta dengan wajah yang dibanjiri dua jalur anak sungai. Genta menyeka air mata Keyra dan menatapnya lembut. Ia menyelipkan rambut Keyra ke belakang telinganya. Beberapa saat kemudian, tubuh Keyra jatuh. Genta terkejut dan langsung menahannya. Keyra pingsan.

***

UKS sudah menjadi langganan Keyra selama tiga bulan belakang ini. Ia sudah menginjak kakinya di sini lebih dari lima kali. Genta membawanya ke UKS, perasaan Genta sudah tak keruan. Ia menghubungi Carissa setelah membaringkan Keyra di ranjang. Tapi ternyata sudah keduluan sama Geanno.

Carissa baru saja sampai, ia mencemaskan Keyra. Sungguh, ia tidak mau kehilangan untuk kedua kalinya lagi. Ia terisak menunggu Keyra sadar.

Aurel dan Gita bahkan menangis, mereka cemas dengan Keyra. Mereka terkejut bukan main dengan apa yang mereka lihat tadi. Memangnya Keyra punya masalah apa? Ia tidak pernah cerita pada mereka. Keduanya merasa menjadi sahabat yang tidak berguna.

Genta menarik Geano menjauh hingga ke depan pintu. "Gak seharusnya lo bentak Keyra kaya tadi, No," ujar Genta santai. Ia tidak mau menimbulkan keributan hanya karena ini.

Geanno menatap Genta datar. "Keyra hampir bunuh diri, Ta," ujar Geanno penuh penekanan.

"Keyra kaya gitu karena depresi No. Lo harusnya bicara dengan lembut, lo gak ngerti gimana terpukulnya Keyra."

"Seberapa kenal lo sama dia?"

"Gue sahabatnya dari kecil." Genta menunjuk dadanya sendiri. Geanno kalah telak, ia bungkam. Genta menghela nafas. Geanno sepertinya harus tahu masalah Keyra. Genta tidak bermaksud buruk di sini. Ia hanya mau Geanno mengerti Keyra. Terlebih Geanno anak Carissa, kan? Jadi ini menyangkut hubungan dengannya juga. Tidak salah Genta menceritakannya pada Geanno.

"Lo ngerti sekarang?" tanya Genta setelah ia selesai menceritakannya. Geanno tertegun lalu mengangguk. Ia merutuki dirinya sendiri sudah membentak Keyra. Setelah ini, ia juga berjanji akan lebih menjaga Keyra dan pastinya meminta maaf.

Ketua Osis Killer (COMPLETE)Onde histórias criam vida. Descubra agora