Camping yeay!

4.1K 473 49
                                    

Hari yang ditunggu-tunggu Keyra tiba, ia sedari tadi tak sabar untuk sampai ke lokasi perkemahan. Semua siswa kelas sepuluh berkumpul di depan bis. Sudah ada tiga bis di depan sekolah. Keyra sudah berdiri berdampingan dengan Aurel dan Gita. Sebelumnya para siswa juga sudah dibagi perkelompok. Untungnya mereka bertiga satu bis.

"Perjalanan ke lokasi camping selama kurang lebih tiga jam terhitung macet, jadi semuanya tetap tertib di bis, boleh nyanyi, bikin hiburan tapi tidak rusuh!" seru Genta dengan toa yang ia pegang.

"Sampai di lokasi, perkelompok akan di bagi tempatnya, nanti akan diatur di sana, sudah bersama kelompok masing-masing?" semua siswa kemarin sudah dibagi perkelompok yang terdiri dari lima orang pertenda, H-1 sebelum camping. Satu kelompok terdiri dari lima siswa sejenis yang akan juga setenda nanti. Satu bis berisi enam kelompok yang berarti tiga puluh lima siswa, dengan lima anak OSIS.

"Sudah Kak!" jawab semuanya serempak.

"Bagus, jangan pisah dari kelompoknya, semua saling jaga, di bagi perkelompok gunanya agar lebih mudah di atur, semua barang jangan ada yang ketinggalan!"

"Iya Kak!"

"Bagus, sekarang naik ke bis masing-masing." setelahnya Genta mematikan toanya.

Semua siswa kini masuk ke bis dengan tertib, tidak ada yang saling tolak menolak. Keyra, Aurel dan Gita naik ke bis melalui pintu belakang dengan antrian terakhir. Pasti semua tempat sudah penuh. Keyra mendesah berat. Ketiganya celingak celinguk mencari tempat duduk yang kosong. Tapi sepertinya sudah penuh semua, apa mereka harus berdiri selama tiga jam?

"Belum dapet tempat duduk ya?" tanya Nara yang berdiri di depan. Ketiganya menoleh.

"Iya Kak."

"Sini, ada tempat kosong, tiga." Ketiganya tersenyum senang lalu melangkah ke depan. Aurel dan Gita menempati dua kursi yang kosong di barisan kedua. Tinggal satu kursi kosong di depan untuk Keyra. Gadis itu melangkah hendak menempati di kursi depan. Tidak apa-apa ada orang lain di sebelah, yang penting bisa duduk. Tubuh Keyra mematung seketika, matanya membulat ketika melihat siapa yang duduk di dekat jendela itu. Sepertinya ia tidak jadi tidak apa-apa jika duduknya bersama Geanno. Lelaki itu tengah menatap ke luar jendela, tidak sadar jika ada Keyra.

"Duduk aja." Nara terkekeh. Sepertinya ia mengerti kenapa Keyra segan duduk di situ.

"Kakak gak duduk aja?" tawar Keyra melihat Nara juga belum mendapatkan tempat duduk dan memilih berdiri. Nara menggeleng dan tersenyum ramah. Bertepatan Keyra bersuara, Geanno menoleh menatapnya. Tatapan Geanno datar seperti biasanya. Tapi Keyra masih takut jika harus berada di dekat Geanno.

"Gue duduk di bawah, gapapa." Nara menolak, ia kini duduk di dekat tangga pintu bis depan.

Keyra mengangguk ragu kemudian duduk di sebelah Geanno dan meletakkan ranselnya di bawah. Gita dan Aurel menatap sendu pada Keyra ketika gadis itu menoleh ke belakang lalu mengode lewat mulutnya yang mengumamkan nama Geanno tanpa bersuara.

Beberapa menit kemudian bis mulai jalan. Keyra jadi kikuk sedari tadi. Duduk selama tiga jam di sebelah Geanno? Ia tidak bisa menjelaskan bagaimana perasaannya. Geanno melipat tangannya di dada, pandangannya hanya tertuju ke luar jendela. Sesekali lelaki itu memainkan ponselnya. Apa tidak ada yang suka rela pindah tempat duduk dengannya? Dibayar sekalipun mungkin tidak akan ada yang mau.

Keyra jadi tidak punya teman ngobrol. Ia ingin sekali berbicara. Rasanya gatal jika mengatup bibirnya terus. Gita dan Aurel saja duduk di belakang. Bagaimana caranya berbincang dengan keduanya? Ribet kalau ia harus memutarkan badan ke belakang. Berbincang dengan Geanno? Yang benar saja. Ia merutuki nasibnya, kenapa harus di bis pertama? Padahal masih ada bis kedua dan ketiga. Ia tadi melihat Genta masuk ke bis kedua dan Revan sepertinya di bis ketiga. Ia masih rela jika duduk di bis kedua atau ketiga.

Ketua Osis Killer (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang