Momen Manis

4.6K 468 13
                                    

Keyra merasa dirinya begitu sial hari ini. Menyentuh bibir Geanno 'lagi' membuatnya ingin mengganti bibir baru. Mood Keyra semakin hancur, setelah mendapatkan pesan bahwa Carissa tidak bisa menjemputnya dan bahwa Rendi yang akan menjemputnya. Oh ayolah, Rendi tidak akan menjemputnya, ia hanya menjemput Kinan. Keyra meremas ponselnya sendiri. Ia melangkah menuju halte di seberang sekolahnya, ia malas untuk langsung pulang. Ia duduk sejenak di halte sambil menghela nafas berat, mood-nya benar-benar buruk. Ia memainkan ponselnya sejenak.

Keyra semakin tenggelam dengan ponselnya, ia tengah menatap foto-foto lelaki tampan di instagram, entah siapa, banyak. Setengah jam berlalu tanpa ia sadari.

'JEDAR!'

Keyra terperanjat. Ia mendongak mendapati langit mulai menghitam. Awan-awan gelap mulai bergerak ke satu titik di langit yang akhirnya akan menurunkan hujan. "Yah! Yah!" Keyra beranjak dari duduknya ketika air hujan mulai turun sedikit demi sedikit. Sekitaran sekolah ternyata sudah sepi. Keyra celingak-celinguk mencari angkutan umum. Ia menyesal tidak pulang tadi, sekarang jadi terjebak di sini. Ia menyimpan ponselnya. Ia berharap ada satu angkut yang lewat. Jika tidak, apa ia harus menunggu Carissa pulang dari butiknya? Bisa saja malam. Ia kembali duduk di tempatnya, ia sendiri. Rintik hujan turun dengan lebat. Samar-samar ia melihat seseorang dengan motornya ke luar dari gerbang sekolah, motor itu menghampirinya. Wajahnya tidak kelihatan karena tertutup helm. Motor itu berhenti di depan halte, lelaki itu menoleh ke arahnya lalu membuka kaca helmnya. Ah! Keyra kenal ini siapa, Revan! Senyum Keyra merekah.

"Lo ngapain di situ?" teriak Revan.

"Nunggu angkut Kak!" Suara keduanya terendam bunyi hujan. Jadi keduanya harus sedikit berteriak jika berbicara.

"Pulang bareng gue aja!" Keyra melongo. Senyumnya merekah sempurna, astaga mimpi apa ia semalam? Kali ini ia berhasil menaiki motor Revan!

"Ayo!" Revan menyadarkan Keyra yang seharusnya segera menaiki motornya, gadis itu malah terpaku di tempat.

"I..iya." Keyra ikut menerobos hujan. Lalu menaiki motor Revan. Lelaki itu tak kunjung melajukan motornya, kepalanya sedikit menoleh ke belakang.

"Pegangan!" Keyra terkesiap. "Pegangan di mana Kak?" Keyra mencari sesuatu untuk ia pegang agar tidak jatuh. Revan gemas dengan tingkah Keyra, ia langsung menarik tangan Keyra di belakang, melingkari perutnya. Keyra yang di perlakukan seperti itu kini hanya membulatkan matanya, jantungnya berdetak tak karuan, hidungnya ikut kembang kempis.

"Jangan lepas." Revan mulai melajukan motornya.

Keyra memejamkan matanya dengan senyuman yang terukir di wajah cantiknya. Pipi kanannya menempel dipunggung Revan. Seperti ada ribuan kupu-kupu yang kini berterbangan di perutnya. Ini seperti mimpi, dirinya tengah memeluk Revan!

Terlebih dalam keadaan hujan dan di atas motor, Keyra tentu tidak akan melupakan kejadian ini! Keyra baru sadar jika Revan membawa motornya dengan pelan, mungkin karena hujan. Ah! Semakin senang ia bisa memeluk Revan lebih lama.

"Rumah lo di mana?" tanya Revan. Keyra menegakkan kepala dan sedikit ia condongkan ke depan. Keyra hampir lupa memberitahu alamat rumah, ia pun menyebutkannya dan Revan mengangguk. Setelahnya mereka diam, tenggelam dalam sunyi yang dihiasi dengan suara rintikan hujan.

Beberapa menit kemudian, motor Revan berhenti setelah Keyra menunjukkan rumahnya. Hujan sudah mulai mereda seiringnya.

Keyra menarik tangannya dan turun dari motor. Waktunya untuk memeluk Revan sudah habis. Mungkin lain kesempatan. Kini ia berdiri di sebelah Revan.

Revan menaikkan kaca helmnya agar Keyra bisa menatapnya. "Kak makasih ya udah anterin." Keyra tersenyum.

"Sama-sama, masuk gih, mandi, nanti sakit." Keyra tercengang mendengarnya. Apa Revan memberikan sebuah perhatian kepadanya?

Ketua Osis Killer (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang