Priceless New Bride Accidentally Offending The Dangerous CEO

191-200

Chapter 191: Forgetting About The Pain After The Wound Heals (2)

"Ah!"

Luo Anning menggonggong tanpa peringatan dan menendang bagian belakang kursi dengan frustrasi, menyebabkan kursi runtuh.

Rong Yan tahu bahwa dia marah. Setelah dia selesai berteriak, dia menariknya ke pelukannya tetapi dia terus berjuang terus menerus. Dia menekan amarahnya dan menepuk punggungnya seperti dia membujuk seorang anak. "Anning, aku tahu kamu marah. Aku membiarkan amarah menguasai kepalaku malam itu juga… ”

"Diam!" Penyebutan malam itu membuat Luo Anning merasa sangat marah.

Siapakah Rong Yan? Sejak kapan dia mengizinkan orang lain untuk memerintahnya?

"Anning, karena kamu mengatakan bahwa apa pun yang kamu lakukan padaku malam itu akan menjadi pembayaran kembali, tidakkah kita akan menyebutkannya lagi? Tidak akan ada waktu berikutnya ... "

"Aku tidak akan memaafkanmu." Dia tidak akan pernah memaafkan siapa pun yang melanggarnya, terlepas dari kenyataan bahwa dia telah mencoba yang terbaik untuk menyelamatkannya sebelumnya.

"..."

Setelah diam lama, Rong Yan mengangkat dagunya dan menanamkan ciuman lembut dan lembut di bibirnya. Menatapnya dengan mata berkilauan, dia berkata, "Jangan maafkan aku kalau begitu."

Dia tidak membutuhkan pengampunannya, karena dia hanya di sampingnya dan pengampunannya tidak ada bedanya.

Memiliki dia sudah cukup.

Luo Anning terdiam.

...

Luo Anning dibawa kembali ke suite Presiden yang sama di hotel Baina pada akhirnya.

Dia kembali ke hotel untuk melihat bahwa barang bawaannya sudah dikirim ke kamarnya. Luo Anning akhirnya menyadari bahwa Kristen telah membawa kopernya kembali ke hotel karena dia tahu Rong Yan akan datang.

Memang ... sangat teliti.

Setelah mandi di kamar mandi, dia keluar untuk melihat bahwa Rong Yan masih duduk di sofa dalam posisi yang sama dengan dia sebelum dia memasuki kamar mandi.

Dia meliriknya dengan tidak senang sebelum menyeka rambutnya dan duduk di meja kantor tempat dia mengetik di komputernya untuk menghabiskan waktu.

Rong Yan mengambil handuknya dan berdiri di belakangnya untuk membantunya menyeka rambutnya.

"Kamu benar-benar akan mengabaikanku?"

Luo Anning berpunuk dan mengabaikannya.

Dia memang memiliki kesadaran diri. Dia tahu bahwa saya tidak ingin berbicara dengannya. Jadi, dia sebaiknya tinggal jauh, jauh dari saya.

"Apa kau lapar? Apakah Anda ingin makan malam? "

"..."

"Apakah kamu ingin aku lebih lembut?" dia bertanya sambil mengutak-atik rambutnya dan mengamati ekspresinya.

"..."

Rong Yan meraih pengering rambut dan menyisir rambutnya dengan jari-jarinya. Setelah kering, dia membungkuk ke depan dan berkata ke telinganya, "Luo Anning, katakan sesuatu."

Luo Anning memutar matanya ke arah Rong Yan yang tertawa dan tetap diam setelahnya.

Namun, pada detik berikutnya, dia memindahkan tangannya yang kering dan hangat ke jubah mandinya.

Dia tidak memiliki kebiasaan memakai bra untuk tidur dan karenanya, dia sering hanya mengenakan gaun malam atau jubah mandi.

Namun, kebiasaannya memberi Rong Yan kesempatan untuk mengambil keuntungan darinya!