Bab 23: Final.

1.8K 147 28
                                    

Semakin hari, Reynal merasa terpuruk. Setiap hari terasa seperti pertempuran yang berat. Reynal merasa semakin lelah dengan setiap langkah yang diambilnya. Teman-temannya termasuk Arkan, bahkan Haris yang biasanya selalu ada untuknya, sekarang menjauhinya. Reynal merasa, seperti ia tidak lagi memiliki tempat di dunia ini.

Penyakit asmanya akhir-akhir ini rentan kambuh karena dirinya sering stres, asmanya seringkali membuatnya merasa tercekik dan sulit bernapas. Bahkan sekarang, selalu berakhir mimisan. Reynal merasa, seperti ia tidak lagi memiliki kendali atas hidupnya, semuanya terasa seperti berantakan.

Namun, meskipun semuanya terasa suram, Reynal masih memiliki tekad dan semangat yang kuat. Reynal tahu bahwa ia harus terus berjuang dan tidak menyerah pada penyakitnya atau masalah lainnya. Reynal tahu bahwa ia harus menemukan cara untuk bangkit kembali dan menemukan tempatnya di dunia ini.

Dalam keheningan malam, Reynal sering duduk sendirian dan merenung, memikirkan masa lalunya, masa depannya, dan segala sesuatu yang terjadi di antara keduanya. Reynal merenungkan arti hidup dan tujuannya di dunia ini. Meskipun terkadang ia merasa putus asa, Reynal tahu bahwa ia harus terus berjuang dan mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang selalu menghantuinya.

Dalam kegelapan, Reynal menemukan kekuatan dan ketenangan. Ia tahu bahwa meskipun semuanya terasa suram, masih ada cahaya di ujung terowongan sana. Reynal tahu bahwa ia harus terus berjalan dan mencari jalan keluar dari kegelapan. Dengan tekad dan semangat yang kuat, Reynal siap untuk menghadapi masa depan dengan keberanian dan keteguhan hati.

Seperti sekarang, final pertandingan KU-16 sedang berlangsung. Reynal bergerak lincah dengan semangat, menghiraukan rekan-rekan se-timnya yang mengabaikannya. Reynal terus berusaha agar eksistensinya di lapangan ini terlihat. Melupakan masalah besar yang tentunya belum ada jawaban. Reynal percaya, jika pikirannya positif maka semesta pun akan mengikutinya. Reynal tidak ingin sedih berlarut lagi.

Suara sorakan dari ultras semakin kencang kala Raka membawa bola ke ring lawan--sang tuan rumah, SMA Harmoni Zenius. Bola itu berhasil masuk. Menambah poin Tim Eagles yang kini terlihat sama dengan poin tim lawan. Suara nyanyian lagu kebangsaan Tim Eagles pun terdengar. Raka tersenyum, menerima uluran tangan dari Arkan, Ibnu, dan Rizki yang saling bersalaman. Kecuali Reynal, tangannya tergantung di udara tanpa ada yang mengajaknya bersalaman.

Reynal menelan salivanya, ia menghembuskan napas seraya mengelus-ngelus dadanya yang sejak babak pertama terasa sakit. Reynal dengan cepat mengubah perasaannya agar kembali semangat, ia berlari melengkapi posisi defence timnya. Matanya sangat fokus menatap lawan yang sangat lincah, manik legam itu tak lepas memandang bola. Reynal melompat menepuk bola yang akan masuk ke ringnya. Dan ya, berhasil diblock. Namun, siku sang lawan mengenai dadanya ketika melompat, membuat yang ada di dalam sana semakin terasa sakit saja.

Sebenarnya, Haris melihat keponakannya itu sudah sangat kelelahan dan masih memaksakan untuk bermain dengan baik. Haris sengaja terus menerus memainkan Reynal sampai babak akhir ini karena ia ingin membuktikan dengan mata kepalanya sendiri, bahwa keponakannya itu hebat karena memang dia benar-benar hebat. Bukan karena obat terlarang yang kemarin ada di tasnya.

Reynal mencengkeram dadanya, kini lawannya semakin gencar melawannya. Dengan tarikan napas yang menyakitkan, Reynal kembali berusaha menghalau bola masuk ke dalam ring. Namun, bola itu kini meleset. Membuat poin Tim HarZen kembali unggul. Reynal memandang tatapan kecewa teman-temannya seraya mengatur napasnya yang mulai sesak, menenangkan dirinya agar tidak kambuh saat ini.

"Yang bener, dong!" bentak Arkan saat akan mengambil bola di sebelahnya.

Reynal hanya mengangguk seraya tersenyum tipis. Ingin meyakinkan kembali Arkan bahwa dirinya bisa kembali mengejar ketertinggalan. Namun lagi-lagi, karibnya itu masih mengabaikannya, cowok bermata cokelat itu langsung berlari, kembali menyerang tim lawan.

Reynal; Dribble of Destiny √ [Terbit]Where stories live. Discover now