5

50 20 13
                                    

Bulan gelagapan saat seluruh siswa menatapnya. Ia mendelik tajam kearah Elena sedangkan Elena hanya tersenyum.

"Sudah perkenalan nya?" Tanya bu indah, Elena pun mengangguk "Sekarang kamu duduk disamping bintang. Bintang angkat tangan!" Suruh Bu indah

Bintang pun mengangkat tangan kanan nya, Elena menatap nya memuja, Calon suami gue, Pikirnya. Ia berjalan pelan kearah bintang, jangan lupakan senyum nya yang masih setia diwajahnya.

Bintang menggeser tas nya membiarkan Elena duduk di samping nya. Pelajaran di mulai Bintang nampak fokus, sedangkan Elena uring-uringan disamping nya. "Bisa diem gak?" Tanya Bintang risih.

Bukan nya menjawab Elena malah mengulurkan tangan kanan nya, "Kenalin Elena Venable Dewi." Ucap nya. "Udah tau." Bintang menjawab seadanya tanpa mengalihkan pandangan nya.

Bulan menatap mereka berdua, ia nampak mengerutkan kening nya. Terbesit ide untuk balas dendam kepada Bintang, Ia mengangkat tangannya, bu indah memperhatikan tangan bulan.

Tangan telunjuk bulan menunjuk nunjuk kearah Elena dan Bintang yang nampak mengobrol, bu indah melempar spidol yang ia genggam.

"ELENA! BINTANG! KELUAR SEKARANG!" Teriakan bu indah menggelegar di dalam kelas, membuat seluruh siswa menatap Bintang dan Elena, Elena nampak gugup sedangkan Bintang memandang tajam kearah nya.

"IBU HITUNG SAMPAI TIGA!"

"SAT--"

Bu indah menghentikan hitungan nya kala melihat Bintang berjalan kearah pintu diikuti Elena dibelakangnya.

Bulan terkikik melihat Bintang yang sedang kesal, ia tidak sadar kalau bu indah melirik nya juga, "BULAN MAU KELUAR JUGA KAMU!?" Teriakan bu indah kedua kalinya. Bulan langsung menggeleng dan menutup rapat mulutnya.

Bintang keluar kelas dengan wajah yang menahan kesal, seumur hidupnya baru kali ini dia dihukum, tercemar sudah nama baiknya. Dan lebih parahnya ia dihukum hanya karna anak baru?

Berbeda dengan Elena ia nampak senang dihukum berdua dengan Bintang. Ia mendekat dan duduk disebelah Bintang, "Jadi nama lo Bintang?" Tebaknya, Bintang hanya mengangguk, "Boleh minta nomer whatsapp lo?" Pinta Elena.

Bintang melirik nya tajam, Sok akrab lu. "Nggak" Jawabnya singkat. Elena nampak kecewa, "Kalo no hp lo?." Pinta nya sekali lagi. Bintang menghela nafas, "Gak usah gangguin gue." Larang nya.

Kring.... Kring... Kring

Bel istirahat berbunyi menandakan jam pelajaran telah usai. Bulan dan lainnya keluar kelas, Putra, Alfin dan Fajar langsung menghampiri Bintang.

Alfin duduk disamping Elena, "Lo tau gak bedanya lo sama bunga bangkai?" Elena mendelik kala ia disejajarkan dengan bunga bangkai.

"Kalo bunga bangkai bau, kalo lo wangi." Jawab Alfin. Tania menoyor kepala Alfin, "Gak nyambung goblok." Ucapnya. Elena yang melihat kesempatan pun pergi dari situ. "Tap--" Alfin melotot kala melihat Elena sudah tidak ada. "Kan jodoh gue pergi!"

***

Bulan, Tania, Tari dan lita berjalan jalan mengelilingi mall, seusai pulang sekolah mereka berjanji akan menemani Lita ke beberapa sport foto di mall.

Bulan memutar bola matanya malas. Sudah berapa ratus foto yang Lita dapat, "Udah ish Capek gue!" rengeknya. "Iya deh" Lita menjawab pasrah.

Mereka menuju kedai ice krim di pinggir jalan. Tari menajam kan penglihatan nya kala melihat seorang cowok yang duduk sendiri. "Cogan njirr." Ucapnya heboh. Tari menarik narik lengan bulan, "Lan! Lan! Cogan!" Ucap nya.

Bulan memukul lengan Tari, "Apasih lo tu?!" Ucapnya, ia mengikuti arah jari Tari. Ia melongo kala melihat pria yang sedang duduk di kedai. "Wah mangsa gue!" Seru nya.

Bulan berjalan mendekat, teman temannya menyemangati nya, "Jangan kasih kendor lan!"

"Ekhem." Bulan berdehem kecil, pria tadi pun melirik nya, ia menaikan salah satu alisnya, mengisyaratkan ada apa?

"Gue boleh duduk sini nggak?" Pinta bulan, tanpa menunggu jawaban pria tadi, ia mendudukan bokong nya di kursi. "Gue boleh minta no hp lo?" Tanya bulan santai.

Pria tadi pun melirik nya lalu bangkit dan berjalan pergi meninggalkan bulan yang sedang melongo. Ia mengerjabkan mata nya beberapa kali. "Wah songong tu orang!" Seru lita dan lainnya, mereka menghampiri Bulan.

Tanpa mereka ketahui pria tadi mengawasi bulan dari jauh. Ia tersenyum miring, "Untuk lo yang mikat gue duluan, gue bakal perjuangin lo sampai jadi milik gue."

***

Bulan pulang dengan wajah ditekuk, baginya ditolak satu pria membuat harga dirinya sebagai fakgirl menurun. Ia melihat Elena yang nampak santai duduk di sofa. Ia berjalan kearah Elena lalu berbisik. "Lo kalo gak mau dihempas bintang, jangan mendekat." Bisik nya lalu berjalan kearah tangga.

***

Bulan mendudukan bokong nya yang indah disamping Tania. dia memasang earphone nya dan menyetel musik. Teriakan dari Tari dan Lita mengusik ketenangan jiwa nya, "Eh Lan itu kan cowo kemarin!"

Bulan memperhatikan pria yang sedang dikelilingi siswi siswi, memang benar itu cowok yang kemarin. Ia tersenyum, "Kali ini harus berhasil." Gumamnya.

2 hari berturut ada murid baru dikelasnya, kemarin perempuan dan sekarang laki laki.

"Perkenalkan nama gue, BUMI ANGGARA." Ucap nya didepan kelas, setelah dipersilahkan duduk ia berjalan santai ke arah kursi.

Bulan menatap nya, Oh Bumi namanya. Kemarin aja sok, ah liat saja.

Tanpa bulan sadari, Bintang memperhatikan nya dari tadi, Ada rasa tidak suka kepada bumi.

Ah dia kenapa? Pikirnya.

***

Assalamu'alaikum semua:)
Maap ya author lama up nya.

Ini nih babang bumi:")

Ini nih babang bumi:")

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gak tau gue ganteng."

Jangan lupa vote nya biar author makin semangat:)

Salam Manis❤

Love Is Rubbish [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang