10

33 12 14
                                    

Bulan melangkah kan kaki nya menuju tenda, ia memegangi dada nya. Ada rasa sesak saat ia mengatakan 'Teman' dihadapan Bintang.

Besok pagi mereka akan pulang, Bulan kesal, biasanya kan mereka menetap 1 minggu, tapi mengapa kini hanya beberapa hari? Why?

Kalau kabar yang beredar, anak Pak Bambang masuk rumah sakit. Ah ya sudah lah.

Ia memasuki tendanya, menyogoh handphone nya dari balik saku celana, ia melihat Bintang kembali ke tenda nya, Bulan mengintip dari sela sela tenda. Cowok itu terlihat biasa biasa saja? Ah pintar sekali Bintang mengubah ekspresi wajah nya.

Bulan menggidikkan bahu.

***

Elena membenarkan posisi koper nya, Ia menghentak hentakkan kakinya sebal. Sudah 30 menit ia menunggu taksi atau pun bis tapi apa yang ia dapat?? Tidak ada.

Setelah perjalanan pulang tadi, Ia lupa membawa mobil ingin sekali ia merutuki kebodohan nya, Ia ingin menumpang di mobil Bintang? Ia ditolak mentah mentah, jangan harap ia mau menumpang dengan Bulan, NO!.

Elena mengecek handphone nya lagi, 14.45 PM  hari menjelang sore dan ia belum mandi? Apa kata dunia?!

Ia menghembuskan nafas kasar, bangkit dari posisi duduk nya lalu menarik koper nya, tanpa menengok ia langsung menyebrangi jalan.

Dari arah berlawanan terlihat mobil yang melaju cepat. Mobil itu membunyikan klakson nya berkali kali ketika melihat Elena.

TIN!!! TIN!!!  TIN!!!

Elena menengok cepat, Ia membulatkan matanya. koper nya terlepas, ia berjongkok sembari menutup mata dan melindungi kepala nya sambil berteriak. "AAAAA!!"

1 detik

2 detik

3 detik

10 detik

Elena membuka mata nya, tetapi masih dalam posisi yang sama. Kok Gua gak ngerasa ketabrak? Kok gua gak kepental? Kok gak kek sinetron suara hati istri?. Elena berbicara dalam hati, setelah beberapa detik ia merasakan pundak nya di tepuk tepuk. "Dek dek?"

Elena mendongak dan melihat seorang pria paruh baya, seperti nya itu pemilik mobil. Ia bangkit

"Bapak gimana si?!"

"Kalo saya mati gimana?! Nanti popularitas Cewek secantik saya berkurang!"

"Bapak denger gak si?!!" Ucap Elena sebal, ia mendengkus sebal. Bapak bapak didepan nya akhirnya membuka suara. "Saya minta maaf atas kelalaian saya." Pinta bapak itu.

Tunggu! Elena sepertinya mengenali bapak ini, Ia menyipitkan matanya, dalam sedetik matanya membulat sempurna. "Bapak, ayah nya Bintang kan!??." Tanya Elena dengan tidak sabaran.

Bapak bapak didepan nya mengautkan alis pertanda bingung, Bagaimana gadis ini tau?. "Iya, Anda kenal dengan anak saya?." Tanya Rangga.

Elena panik seketika, Aduh kan bener bapak calmer gua, aduh ish pake ngegas lagi tadi gua!!. Elena merutuki dirinya sendiri. Tentu Elena kenal dengan Bintang, siapa coba yang gak kenal sama calon pacar?

"Saya Elena pak, bapak Rangga kan?" Tanya Elena, Rangga mengangguk ia mengingat ingat nama Elena, Elena Elena ohhh dia ingat. "Anda sepupu Bulan bukan?" Tanya Rangga, Elena mengangguk.

"Kamu mau kemana?." Tanya Rangga kembali, "Mau pulang, tapi dari tadi saya nggak dapet taksi." Jawab Elena jujur. Rangga mengangguk, "Mau bareng saya?" Tawar nya. Tanpa basa basi Elena mengangguk mantap.

***

Hanya keheningan diantara Anak dan Bapak satu ini, Elena membuka suara, "Gimana kabar Tante Melati om?." Tanya nya, Rangga berdehem "Melati sudah meninggal." Jawab nya.

Elena terhenyak kaget, bagaimana? Kok?, Ia meminta maaf "Maaf ya om saya tidak tahu, turut berduka om."

"Kalo boleh saya tau, kenapa ya om?"

Rangga menepikan mobil nya, ia menghela nafas, "Dulu, ketika istri saya, Saya, Bulan dan Bintang sedang dalam perjalanan. Bulan dan Bintang terus saja bercanda, Saya saat itu hanya tersenyum, Bulan sedang ada di pangkuan saya saat itu, gadis itu sangat akrab dengan keluarga saya..." Rangga menghela nafas.

"... Sampai, tidak sengaja Bulan terjatuh lalu menginjak pedal gas, Mobil saya melaju dengan cepat, dan terjadilah kecelakaan yang menyebabkan meninggalnya istri saya." Rangga kembali menjalankan mobil nya, Elena membeku ia syok, jadi tante Melati meninggal karena Bulan?. 

"Tapi kok Bulan dan Bintang terlihat akrab sekarang? Apa Bintang tidak membenci Bulan?." Tanya nya lagi, ia mendapat ide untuk menjatuhkan Bulan.

"Karna kejadian itu, Saya koma untuk 2 bulan, Sedangkan Bulan hanya lecet lecet. Kalau Bintang...dia amnesia sesaat, ia hanya melupakan kejadian itu dan kejadian kejadian sebelum nya. Tapi Bintang tidak melupakan saya, sahabat ataupun keluarga nya." Jawab Rangga.

"Apa Bulan tidak merasa bersalah?" Tanya Elena lagi, ia ingin mengorek informasi lebih dalam.

"Sepertinya Bulan sudah lupa."

Elena menunduk ia tersenyum smirk. Ia menegakkan kepalanya lagi  "Ooo begitu ya om, maaf kalau saya membuka luka lama." Elena mengubah mimik wajah nya menjadi menyesal. Rangga melihat nya dari kaca yang berada di atas mobil, ia mengangguk.

Mobil sudah sampai didepan gang rumah Bulan, Elena keluar mobil lalu mengucapkan Terima kasih sebelum Rangga berlalu pergi.

Elena menginjakkan kaki nya, terlihat Bulan dengan santai nya bermain handphone sembari menyemil. Elena menyeringai kecil sebelum menaiki tangga.

Ia menutup pintu kamar nya, duduk dengan nyaman di kasur nya. Well.. Well gimana ya kalau gua ngasih tau sebab kecelakaan Tante Melati? Bulan dibenci Bintang?  Atau dicaci maki? Ah gua harus susun rencana dulu.. So bahagia dulu Bulan selagi elo bisa. Elena tersenyum smirk setelah adu fikir dengan otak nya.

Tunggu Bintang.. Gua bakal masuk dalam kehidupan lo.

***

Assalamu'alaikum:)
Akhirnya aku up:") , ini part udah masuk ke konflik kek nya, ayo makin panas memanas😂

JIKA ADA TYPO TOLONG DI GARIS BAWAH.

Vote nya dong"( sedih lo aku, kalo kalian vote, bikin mood aku naik:) trus kalo mood aku naik, makin cepet deh aku up nya:)

VOTE jangan lupa:)

Salam manis🖤

Love Is Rubbish [On Going]Where stories live. Discover now