16

6 3 0
                                    

Bintang memasuki kamar nya dengan gembira, melempar jaket ke kasur lalu melompat kearah kasur. Ia membalikkan badannya, nafas nya tidak beraturan. "Sebenernya gua bingung, sejak kapan gua suka sama Bulan?"

Ia memejamkan mata, tetapi yang muncul adalah bayangan wajah Bulan. Bintang membuka matanya kembali lalu bangkit dan duduk. "Argggh...Bulan trus ih"

"Eum,, Gua udah jadian ya? Gak nyangka.." Gumam nya, lalu terkekeh.

***

Kringg!!!!

Jam weker bergetar, membuat seorang lelaki bangun, "Eugh.." lengkuhnya. "Jam berapa si.."

Bintang membuka matanya sedikit demi sedikit, ia mematikan jam weker tanpa melihat nya sedikit pun, Bintang duduk di tepi kasur, berusaha mengumpulkan kesadarannya yang belum penuh.

Setelah kesadaran nya pulih seutuhnya ia mencari handphone nya. "Baru jam setengah tujuh..." Gumam nya sembari mengucek mata.

"Setengah tu–.." Matanya membulat sempurna.

"ANJIM GUA KESIANGAN!" Dengan gesit Bintang melompat dari kasur, namun naas kaki nya tergelincir selimut yang terjatuh.

BRAK!

"BANGSAT! SIAPA YANG NAROH SELIMUT DISINI!" Maki nya.

Bintang segera mengambil handuk lalu terburu-buru memasuki kamar mandi.

15 menit telah berlalu, Bintang segera memasuki garasi, dan mengeluarkan motor kesayangan nya dan memakai helm. Tanpa sarapan dan tanpa pamit Bintang melaju meninggalkan rumah.

***

Kota Jakarta. Salah satu kota di indonesia yang sangat padat penduduk, mengakibatkan sering terjadi kemacetan.

Pagi yang cerah dan udara yang sejuk untuk pedesaan, tapi tidak di kota besar ini, asap-asap pabrik dan kendaraan cukup mengganggu Indra penciuman semua orang.

Bintang melaju menuju rumah Bulan kekasih barunya. Dengan cukup cepat melewati pilar-pilar jalanan, dan Melewati gedung-gedung tinggi.

Setelah cukup lama, motornya mulai memasuki area perumahan elite. Cukup asri disini, karena didalam kompleks ini terdapat pohon-pohon hijau yang tinggi menjulang.

Terlihat seorang gadis yang berdiri didepan pagar suatu Rumah. Dari jauh pun Bintang tahu jika orang itu adalah Bulan.

Bintang memberhentikan motor didepan Bulan lalu membuka helm full face yang ia kenakan. Ia menyengir kala Bulan menatap tajam kearahnya.

"Pinter lu ya, gua udh bangun pagi-pagi eh lu nya telat."

"Ya maaf, gua kesiangan. Udah ah naik ntar tambah telat lo," perintah Bintang. Bulan pun memutar bola matanya, lalu menaiki motor Bintang.

"Udah?" tanya nya memastikan, "Iya udah" jawab Bulan. Bintang pun mengangguk lalu memakai helm nya kembali.

***

"Yuk ke kelas." Ajak Bintang.

Mereka telah sampai disekolah, beruntung mereka tidak telat dan tidak dihukum oleh satpam.

Bulan mengangguk, Bintang pun menggandeng tangan Bulan dan berjalan melewati siswa-siswi yang berlalu lalang.

Tatapan demi tatapan mereka terima, mulai dari tatapan aneh, kagum, iri dan sinis dari mata para siswa yang mereka lewati.

"Eh kok gandengan?"

"Lagi akur ya mereka?"

"Wihhh kapal gua berlayar!!!"

"Cih semua cowo aja diembat, dasar murahan!"

"Dah lah hancur hati dedek."

"Eh Pacar gua ngapain sama Bintang?"

"Bangke mantan gua diembat Bintang!"

Bintang dan Bulan berhenti dikoridor, saat seseorang menghalangi jalan.

"Widih mantan gua diembat, hebat-hebat.." ucap nya, tangan nya bertepuk tangan seolah-olah mengagumi sesuatu.

Bulan menatap tajam kearah kakak kelas yang menghadangnya. "Cih, mantan aja belagu." Sindir nya.

"Eh sopan banget ya lo sama kakak kelas!" Gertak Bella dengan mata yang melotot, ya Bella kakak kelas yang menghadang. Dan kebetulan ia adalah salah satu mantan Bintang.

"Ngapain mata Lo gitu? Mau gua colok?!" Ancam Bulan lalu maju satu langkah.

"BELAGU BANGET ELO!" Bella maju selangkah, membuat ia dan Bulan sejajar. Tinggi Bulan yang beberapa cm lebih pendek membuatnya harus menunduk.

"Kita beda tinggkatan doang ya, bukan beda nyali." Bulan nampak tenang. Sedangkan Bella mulai teredam emosi.

Siapa yang tidak emosi? Melihat mantan yang masih kalian cintai berjalan dan bergandengan tangan dengan orang lain? Tentu kalian akan emosi, terkecuali kalian sadar dengan posisi kalau kalian hanya sekedar masa lalu. Tapi itu tidak berlaku untuk Bella.

"Sttt, biarin aja deh." Bintang menarik lembut lengan Bulan, berusaha mencegah agar tidak terjadi perang dunia ke-4.

Bulan berbalik lalu mensejajarkan langkahnya dengan Bintang

"Yuk Sayang." ucap nya sengaja menekan kata 'Sayang' dihadapan Bella.

Bella mengepal kan tangan kuat. Lalu pergi. Ditengah jalan Bella dicegat oleh seorang wanita dan diseret ke gudang sekolah.

"Ngapain sih lu?!" tanya nya.

"Elo mantan Bintang?" Wanita itu bertanya secara to the point. Bella yang belum mengerti apa-apa hanya mengangguk mengiyakan.

"Wah saingan gue nambah satu." Wanita itu bertepuk tangan, lalu berjalan mengitari Bella.

"Emm Gimana kalo kita kerja sama?"

Bella mengerutkan dahi nya, "Maksud Lo?"

Wanita itu pun mendekat kan Bibirnya ke telinga Bella. "Gini........"

"Gimana?" tanya wanita itu, Bella menyeringai, "Boleh juga ide lu. Tapi kalo berhasil? Gue harus dapetin Bintang."

Wanita itu tersenyum, "Tenang, kalo berhasil Bintang buat lu, Gua cuman mau ngerampas semua milik Bulan trus selesai."

"Gitu doang?" tanya Bella memastikan, Wanita itu mengulurkan tangan nya, "Deal?"

Bella meraihnya.
"Deal."

Love Is Rubbish [On Going]Where stories live. Discover now