Part 2

9.6K 614 5
                                    

Masih terngiang-ngiang dipikiran Arumi perkataan sang dosen mengenai mau ganti judul atau ganti dosen pembimbing.


Arumi hanya mengaduk-aduk greentea pesanannya di kantin kampus. Nasha yang berhadapan dengan Arumi di salah satu meja makan hanya mampu geleng-geleng kepala.

"Pilihan kamu apa Rum?" tanya Nasha.

"Ganti dosen pembimbing." Tegas Arumi.

"Yakin?" tanya Nasha lagi.

"Yakin seyakin-yakinnya. Ini tuh peluang, Sha. Biar Aku terlepas dari si dosen itu." Ujar Arumi dengan tegas lagi.

"Aku ngak setuju Rum. Coba deh kamu bayangin kamu tolak pak Ibrahim sebagai dosen pembimbingmu tetapi di akhir ketika kamu mau sidang malah dia yang jadi dosen pengujimu." Ucap Nasha.

"Itu lebih horor, Sha." Lirih Arumi dengan tatapan sayu.

"Kamu pikirin baik-baik." Ujar Nasha.

***

1 minggu kemudian...

#ArumiFatina : Assalamualaikum pak. Saya Arumi Fatina Azzahra mahasiswi bimbingan bapak yang seminggu lalu bertemu dengan bapak. Berhubung saya ingin konfirmasi judul saya, saya akan menemui bapak. Kapan bapak ada waktu untuk konsultasi?terima kasih


Send

Kalimat yang lumayan panjang dan butuh waktu 1 jam untuk memikirkan kata-kata yang digunakan, ini mengenai sopan santun, tata krama dosen-mahasiswa, perlu ke hati-hatian.

Arumi telah mengambil keputusan, apapun yang terjadi kedepannya adalah resiko dari keputusannya.

3 jam kemudian

#PakIbrahim : Waalaikumsalam. Silahkan temui saya besok di kantor. Nanti saya share loc alamatnya.


#PakIbrahim : send a location


#ArumiFatina: Baik pak. Terima kasih

Yaps! Pak Ibrahim ini selain menjadi dosen terkiller kedua di kampusnya dia juga memiliki kantor akuntan, sehingga hanya waktu tertentu untuk berada dikampus.

Keesokan harinya Arumi bersiap untuk menemui dosennya dengan outfit casual dipadukan dengan rok yang panjangnya 10 cm dibawah lutut dan rambut yang di urai dengan rambut bergelombang di ujungnya.


Sebelum berangkat dia menyempatkan untuk sarapan. Kegiatan ini wajib bagi dia sekeluarga sebelum memulai aktivitas.

"Wih, rapi amat kak." Ujar Adam.

"Liat kakaknya rapi di tegur, liat kakaknya berantakan ditegur juga. Lo maunya apa sih?" tantang Arumi.

"Sudahlah. Jangan ribut ayo sarapannya di makan." Ujar ibuk menengahi perdebatan kedua anaknya.

"Makanan itu kalau hanya diliatin ngak bakalan kenyang, makanya sekarang dimakan. Jangan lupa berdoa." Ujar Abah yang sudah rapi dengan setelan kantornya sambil meletakkan koran yang dia baca tadi.

Suasana pagi hari yang sejuk dan membawa ketenangan dilewati dengan penuh khidmat oleh keluarga berbahagia ini.

***

Setelah sampai di kantor pak dosen, Arumi berjalan menuju meja resepsionis untuk bertanya perihal kedatangannya.

"Assalamualaikum, pagi Mbak. Pak Ibrahim Setiawan ada?saya sudah buat janji untuk bertemu." Ucap Arumi dengan ramah.

"Bentar ya mbak saya hubungi dulu pak Ibrahim." Balas sang resepsionis kemudian menyambungkan telpon ke pak Ibrahim.

"Mbak katanya di suruh menunggu dulu, bapak ada urusan sebentar." Ucap sang resepsionis.

"Oh iya, terima kasih." Balas Arumi kemudian menuju sofa yang telah disediakan di ruangan tunggu.

1 jam


2 jam


7 jam

Belum ada kepastian. Sudah lama Arumi menunggu tapi dia belum bertemu dengan pak Ibrahim. Rasa jenuh dan bosan sudah lama menghampirinya seandainya bukan karena skripsi mungkin dia sudah menyerah.

"Mbak, pak Ibrahim sudah bisa ditemui silahkan keruangannya di lantai 3." Suara resepsionis menyadarkan Arumi dari rasa kantuknya.

"Terima kasih Mbak." Ujar Arumi dan menuju lift untuk ke lantai 3.

Disaat Arumi melangkahkan kaki masuk ke lift. Disaat itu pula Aiman keluar dari lift yang bersebelahan dengan lift yang di pakai Arumi. Hampir saja mereka saling bertemu.

Jangan lupa di vote


My Love: ACC! (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang