Part 15

5.5K 368 1
                                    

“Pagi ayah.” Sapa Aiman.

“Pagi."

Mereka berdua menikmati sarapan yang tersaji di atas meja makan.

“Hari ini Ayah mau ke kampus atau ke kantor?” tanya Aiman.

“Dua-duanya.”

“Mending Ayah pilih salah satunya deh, fokus ke salah satunya jangan kecapekan. Ingat umur, ingat kesehatan.” Nasihat Aiman.

Pak Ibrahim memajukan badannya mendekati Aiman yang masih menikmati sarapannya.

“Ayah akan mengurangi kesibukan ayah kalau udah ada cucu yang diajak bermain.”

Aiman yang hendak menyuapkan makanannya ke mulutnya menghentikan aksinya.

“Ya udah cariin aja calon buat Aiman.”

“No, kamu aja yang cari. Ayah ngak ngerti selera kamu. Nanti kalau hasil pencarian ayah terus kamu menemukan ketidakcocokan yang kena omel Ayah Nak. Ayah ngak mau diomelin sama kamu.”

“Selamat menunggu kalau begitu.”

“Aiman berangkat dulu ke kantor. Jangan galak-galak ama mahasiswa sendiri yah.” Pamitnya lalu mencium tangan ayahnya.

***

“Pagi Bu.”

“Pagi Mbak.”

Salam sapa hangat yang ditujukan kepada Arumi ketika dia menginjakkan kakinya di kantor yang dibalas dengan anggukan senyum olehnya. Penampilan semi formal yang cukup modis meskipun berhijab tetap menjadi daya tarik bagi siapapun yang melihatnya. Sikap Arumi yang cukup ramah kepada setiap elemen kantor yang membuat semuanya tak segan untuk menyapanya.

“Mbak, hari ini ada meeting bersama tim KAP IS semua kepala bagian harus ikut, meeting abis lunch jam 1 siang.” Ujar salah satu stafnya yang paling junior.

“Ok.” Sambil melenggang ke meja kerjanya.

Di lain tempat Aiman melepas kerinduan pada suasana kantornya, 3 bulan lamanya keluar kota pada akhirnya kembali pulang.

Drrrttt drrrttt

Suara tersebut bersumber dari ponselnya.

“Assalamualaikum Yah, ada apa?”

“Waalaikumsalam, kamu ngewakilin ayah meeting di kantor klien jam 1 siang nanti”

“Loh kok malah Aiman sih.”

“Ayah masih ada jadwal di kampus.”

“Oke Yah.” Pasrahnya.

***

Suasana ruang meeting mulai rame, satu per satu mulai berdatangan. Tiba saatnya jam 1 siang meeting dimulai meskipun para peserta masih ada yang belum datang jadi demi profesionalitas meeting dimulai. 15 menit meeting berlangsung dan ….

Ceklek

Muka Arumi muncul di balik pintu. Yaps Arumi terlambat 15 menit karena dia makan siang diluar kantor.

“Mohon maaf, saya terlambat silahkan meetingnya dilanjut.”sesal Arumi.

Mata Aiman terpaku. Hari ini, setelah 4 tahun dia bertemu pertama kali dengan Arumi. Aiman dan Arumi satu tempat meeting! Ia tidak menyangka kalau mereka akan dipertemukan kembali dengan Arumi yang penampilannya sudah berubah.
Aiman sangat mengenali Arumi karena tahi lalat Arumi yang didekat mata. Tapi justru Arumi yang tidak mengenali Aiman itu terbukti dari Arumi yang sibuk sendiri dengan materi meeting. Mengapa? First, Arumi lupa. Second, penampilan Aiman berubah menjadi lebih ganteng dulu fisiknya biasa saja sekarang badannya hasil tempaan alat gym.

Biarlah, Arumi tidak mengenali Aiman. Agar kerjasama kantornya dengan kantor Arumi berjalan lancar. Dan tentunya agar perasaan itu tidak muncul lagi meskipun dihati masih ada rasa itu. Meskipun tiap kali menyebut namanya masih ngilu apalagi bertemu dengannya rasanya jantung bereaksi lebih. Biarkan Aiman yang menghindar, Arumi sudah menemukan kebahagiaannya,pikirnya.

Hayukk bintangnya di klik...

My Love: ACC! (Complete)Onde histórias criam vida. Descubra agora