"Don't ever get sick"

3.5K 480 53
                                    

Happy reading, maaf typo

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Sudah 2 jam berlalu...

Jennie yang masih setia meminjamkan bahunya untuk rose yang masih tertidur

Mengabaikan rasa sakit dan pegal di bahunya, jennie melamun memikirkan ucapan gadis itu

Kakak tiri?

Kalau begitu anak dari ibu tiri rose bukan?

Jennie tidak tau kelanjutan keluarga rose karena yang seperti kita ketahui lisa hanya memberi sedikit informasi saja bahwa ibu rose telah tiada karena bunuh diri dan ayah rose kembali menikah lagi

Banyak pertanyaan yang tersusun di kepala jennie dengan acak

Apa hubungan rose dengan keluarganya baik baik saja?

Apa rose tidak menyukai ibu dan kakak tirinya?

Apa rose terlalu menutup dirinya?

Memikirkan itu membuat kepala jennie mendadak pusing

Ia menoleh ke arah rose dengan tatapan sendu, seketika jennie ingin menjadi orang yang di sayangi rose agar gadis itu ingin terbuka

Tidak memikul semua beban sendiri

Tidak menyimpan rasa sedih yang ia sembunyikan sendiri

Jennie ingin menjadi seorang yang spesial

Untuk roseanne

~~~

"Sudah 2 jam berlalu, dimana jennie dan heejin?" Gumam jiso bertanya tanya karena sampai sekarang adik adiknya itu belum kelihatan

Jiso sudah tidak merasa kesal sekarang, Mungkin berkat lisa. Ya gadis jangkung itu berhasil menaikkan mood jiso dengan segala gombalan dan leluconnya hingga membuat jiso banyak tertawa

Sekarang lisa sedang berbicara dengan seseorang, agak jauh dari jarak jiso

Gadis itu meminta jiso untuk menunggu dan entah dengan senang hati jiso mau menurutinya

"Eonnie!"

Jiso terkejut, ia menoleh dengan tatapan tajam melihat heejin yang menyengir tanpa rasa bersalah karena membuat jiso hampir jantungan

"Kenapa kau berdiri di sini? Apa lisa eonnie meninggalkanmu?" Tanya heejin

"Oh tentu saja, kau itu membosankan" sambung heejin

Jiso menggeretak giginya pelan lalu memukul perut berharga milik heejin hingga membuat gadis itu berlutut sambil meringis

"Dia memintaku untuk menunggunya"jawab jiso sebagai pembalasan ia memasang tampang tidak bersalahnya pada heejin yang mengumpat dirinya dengan nada suara kecil

"Eung? Heejin-ah kenapa kau berlutut?" Lisa datang dan menatap heran heejin yang berlutut meringis memegang perutnya

"Ji-"

"Dia sedang sakit perut, jadi dia ingin berlutut sebentar"sahut jiso memotong kesempatan heejin yang ingin berbicara

"Jika sudah mendingan, kau bisa menyusul kami nanti. Arraseo?" Ucap jiso dengan senyum smirknya menatap heejin yang mendelik tajam padanya

Love In Melbourne✔Where stories live. Discover now