'Park'

2.2K 366 66
                                    

Happy reading, maaf typo

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Keheningan pagi ini menyelimuti meja makan keluarga kim.

Ada ayah kim yang sibuk dengan macbook di tangannya dan ibu kim yang masih sibuk menyiapkan sarapan.

Sedangkan jennie dan jisoo yang duduk berhadapan sesekali mencuri curi pandangan ke arah kedua orang tua mereka.

Semalam saat di jemput oleh ayah kim, ayah kim hanya diam dan tidak berbicara pada mereka.

Ya mereka mengerti jika sang ayah masih marah berbeda dengan sang ibu yang menyambut kedatangan mereka dengan baik tadi malam.

"Jisoo, pagi ini berangkat bersama ayah."

Jisoo menahan dirinya agar tidak tersedak, ia meraih segelas air putih di depannya lalu menegakkannya setengah.

Ia menatap sang ayah yang tidak menatap ke arahnya karena sibuk dengan macbook milik pria itu.

"Oh? N-nde ayah."balas jisoo sedikit terbatah batah dan memakan kembali sarapannya.

"Apa ibu juga ingin berangkat bersama jennie ke butik?" Tanya jennie pada sang ibu yang baru saja menaruh sepiring nasi goreng kimchi di hadapannya.

Sang ibu tersenyum dan menggeleng, "pagi ini ibu akan di rumah saja, membereskan rumah. Lalu pergi ke rumah pamanmu."jawab sang ibu membuat kepala jennie mengangguk mengerti.

"Ayah harap kau bisa fokus pada butik terlebih dahulu, jennie."Tukas ayah kim memandang jennie sekarang membuat anak bungsunya itu menjadi kikuk seketika.

"Nee, ayah."

Jennie melirik jisoo yang juga memandangnya. Sebenarnya sang ayah kim itu sangat baik hanya saja jika marah sang ayah mendadak menjadi sangat garang dan mengerikan.

"Kalau begitu, ayah ibu jennie akan pergi sekarang." ucap jennie setelah menghabiskan nasi goreng kimchinya.

Ia berdiri dan mengambil tas selempangnya, mencium pipi sang ibu dan ayahnya bergantian.

"Eonnie, aku pergi dulu." pamit jennie pada jisoo. Jisoo tersenyum tipis dan menganggukkan kepalanya.

Setelah jennie pamit pergi, keheningan kembali melanda.

"Apa yang kalian lakukan di Melbourne?"

Jisoo tersentak saat ayah kim melemparkan sebuah pertanyaan secara tiba tiba,

"N-nde?"

Ayah kim menghela nafas dan menaruh macbook-nya di meja makan dan menatap serius jisoo.

Jisoo menelan salivanya dengsn susah payah saat tatapan serius sang ayah membuat ia menjadi gugup.

"Kalian tidak akan pergi tanpa alasan ke melbourne tiba tiba? Apa ada sesuatu di sana?" Tanya ayah kim kembali bertubi tubi,

"A-ayah—"

"Jangan bilang kalian melarikan diri?"

Mata jisoo membulat lalu tangannya terangkat mengibas cepat, "aniyo! Kami tau tanggung jawab kami, tidak mungkin kami melarikn diri." Jawab jisoo cepat

"Lalu apa, kim jisoo?"

Jisoo kembali menelan salivanya mendengar ayah kim yang memanggil namanya dengan lengkap.

Love In Melbourne✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang