Part 2

21.6K 1.1K 34
                                    

"Bell" Ucap Rio ketika hendak meraih tangan Bella. Namun Bella seakan tak memperdulikan adanya Rio. Bella langsung masuk kedalam kamar mandi yang ada di kamarnya.

Rio mengacak rambutnya frustasi dan segera mendudukan bokong nya diranjang. Ia tau, sangat tau bahwa Bella kecewa padanya, karena hampir seminggu ini ia tak pulang kerumah, tak mengabari Bella, bahkan ia menonaktifkan ponselnya.

Ya, siapa yang tak kecewa, suaminya itu sudah berhari-hari tak pulang, tak ada kabar mana tidak bisa dihubungi. Apalagi dengan kedatangan mertuanya kemarin. Pasti ada hal yang di sembunyikan oleh suaminya itu.

***

Hanya suara dentingan sendok yang menjadi pengisi suara diantara pasangan suami istri yang sedang makan malam itu. Rio bingung harus mulai bicara dari mana. Sedangkan Bella yang sepertinya tak ingin membuka mulutnya. Walaupun ia masih marah pada Rio, ia masih tetap mau memasakkan suaminya tersebut makanan. Tak mungkinkan ia harus membuat suaminya itu kelaparan karena tak makan dari pagi.

Bahkan ketika mereka akan tidur pun tak ada percakapan diantara mereka. Rio dengan pikirannya yang ingin memulai percakapan dengan istrinya. Dan bella berfikir kenapa suaminya itu sepertinya tidak ada yang ingin ia jelaskan. Mereka tidur dengan saling membelakangi. Sedangankan Arion yang ada di tengah tengah mereka tertidur dengan lelapnya setelah seharian ini ia bermain dengan sang ayah.

"Bell, aku akan jelasin. Tapi nanti, sekarang kamu gak perlu pikirin macam-macam, kamu tidur dulu oke?"  Ucapnya kemudian berbalik menghadap Bella, sambil mengelus rambut Bella dan membawa tubuh Bella dan Rion kedekapannya. Kemudian mereka tertidur dalam dekapan sang kepala keluarga tersebut.

***

"Maaf." Ucap Rio sambil memeluk tubuh sang istri dari belakang. Bella yang lagi masak pun tersentak dengan pelukan suaminya.

"Maaf Bell." Ucapnya lagi sambil membalikan badan Bella, dan menyembunyikan kepala nya di ceruk leher sang istri. Inilah posisi paling nyaman menurut Rio.

"Kamu gak ada yang mau dijelasin?"
Runtuh sudah pertahan Bella. Ia selalu luluh dengan pelukan yang Rio berikan. Lagipula ia ingin penjelasan dari Rio. Tentang kenapa ia tak pulang selama berhari-hari.

"Perusahan keluarga yang aku pimpin terancam bangkrut. Kamu tau kan perusahaan itu tak pernah terancam bangkrut seperti saat ini."  Bella tak menjawab, ia ingin suaminya itu terus melanjutkan lagi perkataannya.

"Dan ketika aku yang pegang perusahaan itu, aku yang bikin perusahaan itu terancam bangkrut bell. Orang tua aku nyuruh aku tanggung jawab _ " Rio menghela nafas nya sebelum melanjutkan perkataannya. "Orang tua aku nyuruh aku buat nikahin teman bisnis papa supaya mau membantu balikin_" Ucapn Rio seketika terpotong.

" Dan kamu korbanin istri dan anak kamu demi perusahaan,Hah?" Ucap Bella dengan menggebu.

"Nggak gitu Bell" Dan ucapan Rio kembali terpotong ketika Bella kembali bicara.

"Ya terus bagaimana, Hah?"  Ucap Bella sambil memukul mukul dada bidang Rio.

Rio hanya diam menerima setiap pukulan yang Bella berikan. Ia bingung apa yang harus ia lakukan. Sebenarnya ia tidak ingin bercerai dengan Bella dan jauh dari Rion, yang bahkan keluarganya itu tak ingin menganggap Rion cucu mereka. Padahal Rion anak yang baik, dia jarang sekali nakal, bahkan dia terkesan sangat pintar, lucu dan tampan. Dengan bola mata warna coklat dan warna rambut berwana brown dark yang juga turunan dari sang papa. Rio menghela nafasnya ia juga tak mungkin kan membiarka perusahaan turun temurun keluarga nya bangkrut olehnya.

Melihat keterdiaman Rio. Bella pergi dari hadapan suaminya itu dan menghampiri anaknya yang belum bangun. Sedangkan Rio hanya mengerang frustasi.

Bersambung..

🍒🍒🍒

Arabella Delio's (COMPLETE)Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt