Part 20

16.1K 675 16
                                    

"Mama nya aja gak ngijinin Arkan nikah sama Bella." Ucap Arkan yang membuat sang mama mendelikan matanya.

"Terus tadi gimana pas ada copet? Mama gak kenapa-napa kan? Kok tas mama masih ada?" Tanya Arkan bertubi-tubi

" Tadi kan ya, ada perempuan sama anak nya, ganteng banget, lucu lagi. Terus perempuan itu bantuin mama ngejar copet nya. baik banget, kan? Sayang nya dia udah nikah. Mana cantik banget lagi." Ujar Zoya dengan antusias

"Ya emang kalo dia belum nikah kenapa? Mama mau jodohin lagi sama Arkan? Ma, Arkan tuh bisa cari istri pilihan Arkan sendiri. Arkan juga bisa bedain lah mana yang baik mana yang bukan. Arkan ini bukan anak kecil lagi, yang apa-apa masih dipilihin sama mama, sama papa." Ungkap Arkan

"Mama cuma mau yang terbaik buat kamu, Arkan." Jawab Zoya

"Bukan yang terbaik buat aku. Tapi buat perusahaan." Balas Arkan sambil melenggang pergi. Ia lelah jika harus berdebat terus dengan mamanya.

Zoya termenung setelah mendengarkan perkataan anaknya.

Apa selama ini ia salah telah memaksa anaknya..

***

Tok
Tok
Tok

Bella yang tengah menyiapkan sarapan itupun langsung melihat siapa yang datang pagi-pagi seperti ini.

"Pagi Bella." Sapa Arkan setelah Bella membukakan pintu

"Eh Arkan. Tumben kok ada apa disini pagi-pagi?" Tanya Bella yang masih setengah bingung

"Mau anterin kamu ke kafe. Kamu kerja kan?" Tanya Arkan tersenyum

Bella mengangguk.

"Ohh. Masuk dulu, Kan. Kebetulan aku sama Ion lagi mau sarapan." Ajak Bella

"Boleh?" Tanya Arkan memastikan

Bella hanya tersenyum dan mengangguk.

"Ayok"

"Pagi ganteng!" Sapa Arkan pada Ion ketika masuk kedalam rumah kontrakan kecil Bella. Rasanya ia ingin cepat-cepat membawa keluar Bella dan Ion dari sini.

Ia tak tega melihat mereka tinggal dalam kontrakan kecil yang pengap ini. Bukan nya bermaksud menghina. Tapi sungguh kontrakan ini yang paling murah. Sengaja Bella tinggal si kontrakan murah ini. Ya, karena kondisi keungan lah penyebabnya.

"Pagi juga om anteng." Sapa Rion balik

Arkan tersenyum sambil mengusap rambut Ion gemas.

Kemudian Bella datang sambil membawa dua piring nasi goreng. Dan memberikannya pada Arkan sepiring.

"Kamu gak makan, Bell?" Tanya Arkan tak enak

"Ini. Aku makan bareng Ion." Balas Bella

"Aku ngerepotin ya?" Tanya Arkan lagi

"Nggak kok. Aku sekalian aja makannya sambil nyuapin Ion. Soalnya kalo pagi masih agak rewel." Jelas Bella.

Sebenarnya, sebelum Arkan kesini. Ia sudah sarapan dirumah bersama mamanya. Tapi ketika ia sampai disisni, ia malah ditawari sarapan. Ia jadi ingin mencoba masakan calon istrinya itu kan. Ngarep ajalah dulu, hehe. Batinnya

***

"Bell" Panggil Arkan

Bella yang akan membuka pintu mobil pun tak jadi. Ia mengalihkan pandangannya pada Arkan.

"Ya"

"Mmmm. Nanti pulang aku jemput ya! Aku mau ajak kamu ketemu sama seseorang." Ucap Arkan

"Seseorang? Siapa?" Tanya Bella bingung

"Ada lah. Nanti aku kasih tahu." Ucap Arkan.

Bella hanya mengangguk.

"Kalo gitu, aku masuk dulu ya"

"Aku pergi dulu ya. Nanti sore aku jemput" Ucap Arkan kemudian mengalihkan pandangannya pada Ion.

"Om pamit dulu ya. Nanti om jemput"

"Ok om" Jawabnya riang

"Pergi dulu ya, Bell" Pamit Arkan sebelum menjalankan mobilnya

"Hati-Hati" Ucap Bella malu. Kemudian masuk kekafe bersama Ion.

Arkan yang mendengar ucapan Bella pun tak bisa menahan senyum nya.

Akhh. Calon istrinya itu benar-benar menggemaskan.

***

"Kok mukanya merah gitu, Bell?" Celetuk mbak Laly ketika melihat Bella masuk.

Bella langsung memegang pipinya yang terasa panas itu. Akhh. Ia benar-benar merasa malu sekarang. Seperti remaja yang baru puber saja.

"Wahh. Tambah merah, Haha. Jangan-jangan ada yang udah dianterin sama calon papanya Ion, nih" Ucap Mbak laly yang bermaksud menggoda Bella. Tahu ketika Bella diantar oleh Arkan.

"Ih mbak. Apaan sih" Ucap Bella yang merasa malu. Kemudian melenggang pergi.

Bersambung..

🍒🍒🍒

GajeGajeGaje

    ⤵

Arabella Delio's (COMPLETE)Where stories live. Discover now