Bab 9

387 43 0
                                    

"El,, apa yang harus ibu lakukan padamu..."

'ah mati aku, mirip seperti yang kuduga'

"El, dengarkan ibu, kau kau harus lebih rajin untuk mengikuti Pendidikan Tata Krama" 

"ah ibu,"

"Dengarkan ibu baik-baik, Ibu tidak masalah jika kau gagal dalam 1/2 materi tata krama, tapi bukannya ini keterlaluan ?"

'Tunggu, memangnya seburuk itu kah ?Wajar kan, aku saja Berurusan dengan kuil.. aku jadi jarang mengikuti Pendidikan Tata krama..' itu, terlintas dalam pikiranku.

"Deandra saja bisa unggul dalam semuanya, bahkan dia juga mengikuti Latihan Bela Diri, tapi dia tetap mendapat hasil bagus dalam Pendidikan Tata krama."

"Aku sudah bilang berkali-kali, jangan samakan aku dengan Deandra."

"Eli, apa maksudmu berbicara seperti itu"

"apa kalian kira, aku tidak lelah? Aku selalu di kuil, berdoa, mendoakan orang, membantu orang, pulang kerumah saja tidak teratur, makan,tidur, bahkan bersenang-senang, tidak teratur, tapi bagaimana bisa,,, Kalian menyamakan standart ku dengan Deandra , Putri Marquess.."

"Elissa! Beraninya melawan ibumu !"

"aku tidak melawan ayah, Akan lebih baik, Kalau ayahanda Dan Ibunda sangat menyukainya, Lebih baik Angkat saja Deandra menjadi anak Jangan Aku!" Aku berbicara dengan berteriak

"Kenapa kau berbicara seperti itu ? Darimana kau belajar bicara seperti itu ! sehebat apa kamu berani berlari melawan ayah dan ibumu seperti itu !" Ku mendengan suara ibuku yang berteriak...

tapi aku hanya berlari, menuju ke Kamar, Menangis, menangis,. Benar-benar,  Tidak diduniaku dulu, Didunia ini pun, Orang Tuaku selalu membandingkanku dengan Ban Yeo-Ryeong,, Deandra Candace.. 

'Memangnya, masuk akal? membandingkanku dengan Gadis Paling Cantik di 1 Negara ini...'

'haaa, aku tidur saja deh, besok aku membolos saja, aku ingin beristirahat, tidak pergi ke kuil 1 hari, tidak masalah kan...'

Zzzz....

-------------------------------------------------

^Pagi Harinya^

"Nona, nona , nona ! Bangunlah,, Sudah Pagi !!" Suara Viandra yang terdengar membangunkanku

"hh, ada apa,, Aku sudah bilang kan, aku tidak pergi ke kuil hari ini, aku lelah.."ucapku dengan sedikit mengantuk

"bukan, bukan seperti itu nona, itu,, teman-teman anda datang" ucap Viandra dengan sedikit tergagap

"oh, begitu.."

"hah ?"

"APA ?! MEREKA KESINI ?"

"KENAPA MEREKA GAK BILANG SIH KALAU MAU KESINI !!!!"

"itu, saya dengar Tuan Dan Nyonya Count meminta tolong kepada mereka untuk datang ..." Viandra mengatakannya dengan sedikit kebingungan

"heh? APASIHH , mereka kok tidak mengatakannya dulu padaku,,, hwa !"

"Mandi dulu!"

"Tu, tu , tunggu dulu Nona!,, jangan berlarian !" 

--------------------------------------

"ibu,,, wajah ibu kenapa ?" Julio bertanya kepadaku dengan posisi dengan menaruh tanganya di kakiku,,,

"he, cu cuma bengkak sedikit kok, hehe,jangan melihatku seperti itu..."

"hah, seperti Bocah baru lahir saja" Ucap Putra Mahkota itu

"Berisik,diam"

"ah, aku akan menyuruh pengawal menjemput Deandra dulu,"ucapku

"ada apa El?" 

'heh! kapan datangnya...'

"tadi, saat perjalanan kesini, aku menyuruh salah satu burung Menara menyampaikannya ke Deandra ibu.." ucap Julio dengan tersenyum lebar

'ah, sudah kuduga daru seorang Penyihir Menara' ucapku dalam hati

"tunggu, kenapa rasanya hanya ber 5 , Jed, dimana dia.."

lalu kumenoleh ke arah sofa didekat jendela kamarku, seseorang Terbaring, memakai selimutku, dengan mata terpejam dan rambut yang terkibas angin..

"hey, Jed Cleon, kau datang hanya untuk tidur hah ?"

"mungkin dia sedikit lelah, karena kemarin dia baru pulang dari Vuros Utara bersama prajurit-prajuritnya atas perintah raja..." ucap pria berambut merah darah itu, yang selalu tersenyum ramah..

"ah, begitu..."

'kalau begitu, lebih baik istirahat dirumah saja, kan lelah...' pikirku.

"dia tidur terus, taruh ini yaa.."

"hei hei , kau ngapain siiihahaha"

"kau menutupi agar tidak terkena cahaya ya haha"

ucap ke3 pria itu, menggoda Jed yang tertidur..

'benar juga, walaupun Jed tidak melakukan apapun. Tapi kalau dia tidak datang , pasti rasanya hampa kan ?'

"Haha, kalian ngapain siihhh " ucapku dengan tertawa...

"ah, aku bosan..." ucapku dengan sedikit cemberut..

"Kalau begitu mau keluar ?" tanya Mikha

"apa?"

"mau keluar ? ke pasar? atau ke tempat lain ?"

"hah ? apa boleh ? "

"hei, apa kau benar-benar tidak pernah keluar?" tanya Putra Mahkota itu mengejekku lagi dan lagi 

"ya,, tidak pernah juga sii,, hehe "

"kalau begitu, ayo kita keluar, bawa jubah untuk menutupi pakaianmu..." Mikhaela mengatakannya dengan tersenyum lebar

'keluar ya,, aku penasaran dengan dunia luar, aku tidak pernah pergi keluar selain ke kuil atau istana raja,,, ya tidak ada salahnya juga sih,mencoba keluar bersama anak-anak ini.... rasanya , teringat saat aku selalu bermain bersama mereka saat pulang sekolah...





















My Life As an Historical Novel (Inso's Law)Where stories live. Discover now