Bab 10

387 40 1
                                    

"Dibeli - dibeli !"

"Pitanya,, hanya 4 koin perunggu !!"

"Ikat rambutnyaa, hanya 3 koin perunggu !"

"Hanya 8 Koin perunggu sudah dapat 3 Roti Gandum !"

"Gantungan kunci, Sudah bisa dibeli, 1 Koin Perak saja !"

suasananya,,, 

RAMAI SEKALI.

'huwa,,, lama aku tidak ke tempat ramai seperti ini, rasanya ingin duduk saja.... ahiya ya, rata-rata banyak yang menggunakan koin perunggu disini...'

'koin perunggu bisa digunakan oleh siapapun dan siapapun bisa memilikinya,, sedangkan koin perak hanya beberapa, seperti bangsawan,pengusaha, dan pedangang. Sedangkan, koin emas, hanya para bangsawa saja yang memilikinya, bahkan bukan hanya sekedar bangsawa tetapi, rata-rata bangsawan kelas atas, akan sulit jika hanya bangsawa biasa memiliki koin emas..'

kalo tidak salah,,, 10 koin perunggu bisa dibilang juga 1 koin perak,, tetapi,, 10 koin perak tidak bisa dibilang sebagai 1 koin emas,,, koin emas benar-benar gila, luar biasa..

"El, El, El... mau kesana ? ayo lihat banyak hiasan rambutt.." Deandra mengatakan dengan menarik lenganku.

"oh,ya,iya,,ba baiklah.. ayo kesana..."

"Pelan-pelan, jangan lari-larian..."

"huu , baiklah .." 

akupun melihat hiasan-hiasan dengan Deandra dan ditemali oleh Mikha , lalu Julia yang melihat Burung-Burung yang berwarna wari disebelah.. lalu Jed danJed dan Vino,, mereka tidak ada disini… Sepertinya mereka lagi-lagi pergi ke tempat Peralatan Senjata atau apalah itu namanya.

“El,El, lihat pitanya, warnanya cocok denganmu, warna Cream ini saja ya ? agak kembar dengan milikku.. hehe.”

“I iya,, terserah mu,, kalau menurumu cocok saat kupakai beli saja yang itu"

“oke !!!!!!”

‘tunggu, karena aku diluar, kau inign membeli sesuatu untuk ayah dan ibu, yaaa sekali-sekali aku membelikan mereka sesuatu dan juga sebagai permintaan maaf karena berteriak-berteriak kemarin… beli  apa ya…’

“anu, Deandra..”

“ng? ada apa El?”

“aku ingin ke tempat Lukisan-lukisan sebentar, kau tunggu disini saja ya ..”

“ah tidakk, aku ikuut !”

“kau bilang ingin melihat burung-burung … tidak apa-apa, aku akan segera kembali.”

“kalau begitu aku akan ikut..” Mikha memotong percakapanku dan Deandra"

“baiklah..”

“Kalau begitu, hati-hati El, aku tunggu dibawah Jembatan oke!”

“hati hati ibu…”

“wah, ternyata banyak bunga didekat sini mekar ya..” ucap Mikha dengan tersenyum hangat

“haha, iya juga..” ucapku

‘hei kau itu lebih indah dari bunga tau , beberapa kali lipat lebih indah..’ pikirku dalam hati'

“hei, mikha,, tempatnya sudah terlih…at..” aku berkata dengan tergagap karena terkejut

Heh..

Mikha ?

MIKHA !!!!!

Dia Bertengkar? Ditempat ramai seperti ini ?!

‘Bruk!’
‘Duk !’
‘Bruak !’
‘Brak !’

“ha, ha, aku harus cari Prajurit keamanan daerah sini !”

“Hei !! Tangkap gadis itu ! dia ingin melaporkannya !”

Tiba tiba Seorang pria mungkin seumuranku,memegang tanganku, lalu aku berusaha melepaskannya.

“hei hei ! Lepasakan !”

Saat aku bias meloloskan diri. Tiba-tiba aku terjatuh, seperti diodorong ole seseorang.

Seketika aku bingung, tapi didepanku, Terlihat…

Seseorang membawa pedang, Melihatku dari atas, dan aku merasa seperti … ia ingin menusukkannya…

Kepadaku?

“ELISSA !!!!!!”

Apa aku, akan, mati ?

My Life As an Historical Novel (Inso's Law)Where stories live. Discover now