💎 :: Mulai semua dari awal

223 50 0
                                    

Sekitar pukul 4 pagi tiba-tiba saja Heeyul terbangun dari tidurnya.

Heeyul memang sering  mengalami hal seperti itu dan biasanya, Heeyul tidak akan bisa kembali tidur.

Biasanya Heeyul memutuskan untuk menonton film di ruang tamu, hingga pagi mendatang. Saat hendak duduk di sofa ruang tamu, sekilas matanya menatap pintu kamar Junkyu yang tertutup rapat.

Heeyul memutuskan untuk mengajak Junkyu untuk tinggal bersamanya dalam beberapa hari hingga pria itu bisa mendapatkan uang yang cukup untuk menyewa rumah.

Samar-samar pendengarannya mendengar derap langkah yang berjalan ke arahnya, namun ia tidak memperdulikan hal tersebut.

"Keneapa belum tidur?" Heeyul menatap Junkyu yang kini sedang memandanginya sambil memegang segelas susu hangat di tangannya.

"Kebangun," jawabannya, gadis itu berdecak kesal saat Junkyu memilih untuk duduk di sebelahnya. Padahal Heeyul berharap pria itu segera kembali ke kamarnya tanpa mengganggu Heeyul.

"Heeyul."

"Hm?" Pandangan Heeyul masih tertuju pada layar televisi, ia sama sekali tidak berniat untuk mengalihkan tatapannya pada pria yang berada di sebelahnya.

"Sekitar pukul 8 nanti akan ada kecelakaan tunggal di daerah Incheon."

Perkataan Junkyu membuat Heeyul secara refleks mengalihkan tatapannya pada pria yang kini berada di sebelahnya.

"Jangan asal tebak," tegasnya pada Junkyu, namun dengan gerakan cepat pria tu menggelengkan kepalanya, bertanda bahwa yang di katakan nya adalah sebuah kebenaran.

"Nanti juga akan hujan" lanjutnya.

Heeyul masih terdiam.

Heeyul bodoh jika seandainya percaya pada omong kosong yang di ucapkan oleh Junkyu. Jadi gadis itu memilih untuk diam.

Lebih baik dia melanjutkan acara menonton film yang sempat tertunda akibat mendengarkan omong kosong yang Junkyu ucapkan.

"Seseorang memberi tahuku lewat mimpi" pandangan Junkyu beralih menatap langit-langit rumah Heeyul sambil menghela nafas.

"Kamu tidak tidur lagi?" Tanyanya, namun Heeyul hanya menggelengkan kepala.

Sebuah ukiran tertera jelas di wajahnya saat ia melihat wajah Heeyul dari dekat, namun detik selanjutnya senyuman di wajah Junkyu menghilangkan karena mengingat tujuan dirinya datang ke sini.

"Heeyul, ayo kencan." Ucapan Junkyu membuat Heeyul secara otomatis memandang Junkyu dengan tatapan tajam, namun pria itu malah membalas tatapan tajam Heeyul dengan senyum manis khasnya.

"Tidak mau!" Tegasnya.

Junkyu menganggukkan kepalanya, lalu merubah posisinya menjadi tertidur, dengan kepala yang di taruh di paha Heeyul.

Anggap saja Junkyu lancang karena berani melakukan hal ini sedangkan keduanya tidak memiliki status lebih dari orang yang saling kenal atau bisa juga orang yang saling membantu.

"Apasih?!" Pekik Heeyul tidak nyaman saat Junkyu menaruh kepalanya di pahanya.

"Kamu tidak mau pacaran denganku kqn? Setidaknya biarin aku seperti ini," Junkyu memejamkan matanya, pria itu tidak mempedulikan respon selanjutnya yang Heeyul berikan.

Heeyul terdiam, tetapi ia menggerutu dalam hati.

"Ada tujuan hari ini?" Ucapannya dengan mata tertutup.

"Perpustakaan kota," jawabnya.

"Jangan ke sana karena akan turun hujan." Ucap Junkyu sekedar memeringatkan.

EARLY : SHOW YOURSELFWhere stories live. Discover now